Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Shalom,
Redaksi mengajak para pengunjung untuk mengirimkan hasil tulisan Anda berwujud artikel, cerita, tip, dan sebagainya.

Caranya mudah, klik saja Kirim Artikel dan ikuti prosedur selanjutnya. Artikel kiriman Anda harus bernafaskan Kristiani. Mohon kesabaran Anda karena hasil tulisan masih menunggu moderasi dari redaksi untuk kemudian ditampilkan di situs e-Artikel.

Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk para pengunjung yang telah bersedia menuangkan hasil tulisannya pada situs kami. Semoga tulisan yang kita buat dapat menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati. 

Baca selengkapnya ... about Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Subscribe to Front page feed

Rumputnya Terlihat Lebih Hijau

Oleh: Lia Sutandio

Sebuah keluarga, yang terdiri dari sepasang suami istri dengan dua orang anaknya, pindah dari rumah yang lama ke rumah yang lain, dari lingkungan lama pindah ke lingkungan yang baru, tetapi masih berada dalam satu kota.

Di lingkungan yang baru ini, para tetangga tampak begitu ramah dan rukun, jadi satu warga itu tampak begitu akrab dan sudah seperti menjadi satu keluarga. Kehadiran keluarga Pak Giotto disambut hangat oleh seluruh warga, sehingga membuat keluarga Pak Giotto begitu gembira. Baca selengkapnya ... about Rumputnya Terlihat Lebih Hijau

Never Give Up!

Oleh: Lia Sutandio

Seorang wanita bernama Lovely sedang mengalami suatu kebosanan dengan keadaan dirinya yang mengalami berbagai masalah yang tiada hentinya. Dia mengalami begitu banyak tekanan di perusahaannya. Dia sedang menantikan mujizat untuk hubungannya dengan calon suaminya. Dia juga mengalami masalah dalam keluarganya. Dan semuanya itu seperti tidak ada ujungnya.

Puncaknya, pada suatu hari, Lovely menangis tiada hentinya sepanjang hari itu, tidak bisa konsentrasi dalam mengerjakan segala sesuatunya, mengalami banyak kesalahan, sehingga masalah-masalah kecil pun mulai menambah beban di hati dan pikirannya. Baca selengkapnya ... about Never Give Up!

Ombak

Oleh: Maghdalena

Suatu hari saya ke sebuah pantai, di sana saya duduk di tepi karang. Saat itu saya sedang mengalami masalah dan mengalami pergumulan, di sanalah saya ingin menyendiri.

Sewaktu saya duduk, datanglah deburan ombak, lalu memecahkan karang di hadapan saya.

Karang itu mengalami pecahan sedikit demi sedikit. Lalu saya merenung, ombak itu hanyalah berupa kumpulan air laut yang bergerak, namun dia dapat menerjang apa pun di hadapannya, walaupun itu karang sekalipun, seolah dia mempunyai energi yang besar. Baca selengkapnya ... about Ombak

Kemerdekaan yang Bertanggung Jawab

Shalom,

Telah enam puluh lima tahun bangsa ini merdeka,
terhitung sejak dibacakannya teks proklamasi oleh Bapak Proklamator;
Soekarno dan Hatta. Untuk memperoleh pengakuan "merdeka" tidaklah
mudah, banyak hal yang sudah dikorbankan. Ribuan nyawa telah gugur di
medan perang untuk merebut kemerdekaan dari penjajah. Setelah
proklamasi dikumandangkan pun, Indonesia tidak serta-merta bebas dari
masalah. Masih banyak tantangan dan hambatan yang terus menyertai
langkah bangsa ini. Baca selengkapnya ... about Kemerdekaan yang Bertanggung Jawab

Generasi yang Berbeda

Oleh: Sujud Prasetio

Di pemandangan orang bukan percaya, orang Kristen hampir tidak ada perbedaan yang begitu menonjol. Zaenal Mahmud Abidin naik motor ngebut jatuh babak belur kemudian masuk rumah sakit. Begitu juga dengan Yohanes Lukas Handianto naik motor, truk berhenti ditubruk babak belur juga, bahkan pingsan kemudian masuk rumah sakit juga. Kecuali ko Achong kecelakaan lima kali tidak apa-apa. Sebelum percaya makan nasi, ketika sudah percaya tetap makan nasi. Orang yang tidak mengenal Kristus pun bisa sukses. Agama pun begitu, hampir isinya tidak ada yang beda, setiap agama menyajikan yang baik, sebagian ajaran tentang kebaikan yang ada di Kristen juga ada di kepercayaan lain. Bahkan orang yang tidak beragama pun tahu berbuat baik, seperti yang diajarkan oleh orang beragama. Apalagi saudara, di televisi kita disajikan acara dari CBN Solusi maupun Obat Malam. Tayangan Kristen yang menceritakan kisah-kisah yang dialami orang percaya yang menerima mujizat Tuhan. tetapi ada juga tayangan dari agama lain yang juga berisi tentang orang-orang yang mengalami mujizat. Sekalipun kita tahu sumber mujizatnya berbeda. Toh yang penting kan menerima mujizat. Apa yang dirindukan tercapai. Tak peduli dari setan atau Tuhan. Seperti itulah gambaran iman orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Baca selengkapnya ... about Generasi yang Berbeda

Menyerah?? No!!

Oleh: Sujud Prasetio

Baca: Matius 8:1-4

Kita tahu bahwa semua orang mempunyai persoalan, terlepas dari persoalannya yang berbeda. Hal itu wajar dan tentunya kita semua setuju. Tetapi jika hal itu wajar, mengapa ending dari setiap persoalan yang dialami setiap orang berbeda? Ada orang merasakan sukacita karena telah menyelesaikan persoalan dengan baik. Tetapi ada juga orang yang mungkin sampai mati tidak dapat menyelesaikan persoalan, bahkan meninggalkan persoalan bagi anak cucunya.

Perikop yang kita baca menceritakan ada seorang yang sakit kusta, tetapi pada akhirnya ia disembuhkan dan terhindar dari ancaman kematian. Tetapi Alkitab menceritakan hanya satu orang saja yang sembuh. Saya percaya ada banyak orang kusta pada waktu itu. Tetapi kenapa hanya satu saja yang sembuh? Malam hari ini kita belajar dari si kusta yang mengalami kemenangan atas sakit penyakitnya. Apa yang dapat kita pelajari dari orang kusta ini. Baca selengkapnya ... about Menyerah?? No!!

Pages

Subscribe to Front page feed

Anak

Penulis : Tise

Menurut sejarah, konsep Sekolah Minggu berawal dari Inggris di tahun 1780 dibawah seorang guru bernama Robert Raikes. Pada awalnya, Sekolah Minggu adalah merupakan sebuah sekolah sederhana untuk anak-anak miskin belajar menulis dan membaca, sehinga mereka bisa mengerti apa yang tertulis didalam Alkitab. Pelajaran tersebut juga termasuk menghafal ayat-ayat tertentu dan lagu-lagu rohani. Konsep ini ternyata sangat berhasil dan diikuti oleh banyak gereja. Kemudian suatu gerakan pendidikan muncul akibat dari Sekolah Minggu ini. Orang-orang semakin ingin belajar untuk membaca dan menulis.

Doa

Penulis : Herlianto

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Jeremia 29:7)

Penulis : Rev. David Yonggi Cho

Kita harus selalu berdoa! Bedanya antara orang Kristen dan non- Kristen adalah orang Kristen itu berdoa.Orang yang belum percaya tidak berdoa, tetapi orang-orang percaya berdoa. Mengapa demikian? Doa adalah membuka hatimu dan mengundang Yesus menjadi Tuhan dan Raja atas kehidupanmu. Jika anda sedang berdoa di rumah anda, maka itu berarti anda sedang membuka pintu rumah anda bagi Yesus Kristus.

Penulis : Saumiman Saud

Doa merupakan suatu fasilitas yang Tuhan sudah sediakan buat kita untuk berkomunikasi dengan-Nya, tanpa harus melalui pengantara alat-alat elektronik yang canggih, namun kerjanya melampaui alat-alat komunikasi yang paling canggih di dunia. Doa ini bukan hanya tanpa memerlukan kabel, tanpa pesawat, juga tanpa tenaga listrik, bahkan gratis lagi. Seorang teman baik saya mengeluh karena setiap telepon card yang dipakainya selalu habis sebelum waktunya. Sebaliknya waktu dengan Tuhan itu tanpa batas. Doa hanya melalui diri kita untuk dibawa datang kepada Tuhan, itupun kita tidak perlu berpindah tempat, cukup di mana kita berada, directionnya bebas.

Doktrin

Penulis : Yohanes Adrie Hartopo

PENDAHULUAN

"Unless I am convinced by Sacred Scriptura or by evident reason, I will not recant. My consience is held captive by the Word of God and to act against conscience is neither right nor safe." Kata-kata ini diucapkan oleh Martin Luther pada 18 April 1521 ketika ia diajukan pada sidang kekaisaran di kota Worms di hadapan kaisar Charles V yang menjadi penguasa Jerman (dan beberapa bagian Eropa lainnya) pada saat itu, serta di hadapan para pemimpin gerejawi. Luther dipanggil ke kota ini dengan tujuan supaya ia menarik kembali perkataan dan pengajarannya. Ia diminta mengaku salah di depan publik untuk apa yang ia tuliskan dan ajarkan tentang Injil, keselamatan melalui iman, dan hakikat gereja. Tetapi ia tidak bersedia melakukannya.1

Penulis : Billy Kristanto

Selama masa pelayananNya di bumi, Tuhan Yesus mengajar satu pokok penting yang terus-menerus dibicarakan yaitu Kerajaan Sorga. Para murid sangat lamban untuk mengerti pokok yang penting ini, sehingga Yesus harus bersabar untuk terus mendidik mereka mengenai pokok pengajaran ini. Mengapa para murid sulit untuk mengerti? Sebab mereka sudah memiliki konsep sendiri tentang Kerajaan Sorga dan tampaknya sulit bagi mereka untuk menanggalkan konsep tersebut (diperlukan kerendahan hati untuk mengubah konsep yang selama ini kita anggap benar). Yang menjadi permasalahan para murid adalah, sebagaimana juga pada banyak orang (termasuk kita!), mereka berusaha untuk membawa konsep duniawi untuk diterapkan dalam hal-hal sorgawi.

Penulis : Saumiman Saud

Keputusan penting apa yang pernah anda ambil selama anda hidup sampai saat ini? Mungkin anda mempunyai jawaban yang beragam satu dengan yang lain. Ada orang mengatakan keputusan penting yang pernah diambil antara lain; memilih sekolah atau Universitas, memilih temapat kerja, Menikah , mengapply Green Card dan sebagainya. Di antara sederetan keputusan tersebut, manakah yang paling penting? Sekali lagi kita bakal mendapat jawaban yang satu dengan lainnya berbeda.

Keluarga

"Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan pada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus" [ I Yohanes 1:3 ].

"UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu" [Hosea 4:6].

"Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan (charged / commanded) kepada Salomo, anaknya" [ I Raja-Raja 2:1 ].

Kesaksian

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca: