Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Shalom,
Redaksi mengajak para pengunjung untuk mengirimkan hasil tulisan Anda berwujud artikel, cerita, tip, dan sebagainya.

Caranya mudah, klik saja Kirim Artikel dan ikuti prosedur selanjutnya. Artikel kiriman Anda harus bernafaskan Kristiani. Mohon kesabaran Anda karena hasil tulisan masih menunggu moderasi dari redaksi untuk kemudian ditampilkan di situs e-Artikel.

Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk para pengunjung yang telah bersedia menuangkan hasil tulisannya pada situs kami. Semoga tulisan yang kita buat dapat menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati. 

Baca selengkapnya ... about Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Subscribe to Front page feed

Penyesalan

Oleh : Yon Maryono

Menurut Wikipedia, penyesalan (regret) diartikan sebagai a negative conscious and emotional reaction to personal past acts and behaviors. Peribahasa mengatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Peribahasa ini berarti sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya. Suatu gambaran bahwa tidak ada satu penyesalan yang mendahului perbuatan, selamanya penyesalan datang kemudian. Hal ini bermakna, setiap langkah dalam kehidupan itu mempunyai arti, oleh karena itu pikirkanlah sebelum bertindak. Baca selengkapnya ... about Penyesalan

Makna Pengharapan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teologi

Oleh : Yon Maryono

Dalam ilmu pengetahuan, teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran yang “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan ( Wikipedia, ensiklopedia bebas). Baca selengkapnya ... about Makna Pengharapan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teologi

Kisah Nabot, Kisah Indonesia

Oleh: Sefnat A. Hontong

Kitab I Raj. 21:1-10 berkisah: ada seorang warga masyarakat Israel bernama Nabot. Ia mempunyai kebun anggur yang letaknya berdekatan dengan istana raja Ahab (ay 1). Pada suatu hari sang raja ingin memiliki kebun anggur itu (ay 2). Namun Nabot tidak mau memberikannya, dengan alasan karena tanah itu adalah hak warisnya (ay 3). Akibatnya sang raja menjadi stress dan tidak mau makan (ay 4). Melihat keadaan sang raja seperti itu, Izebel sang permaisuri lalu membuat surat kaleng yang isinya mengatakan Nabot telah mengutuk Allah dan raja. Tujuan Izebel adalah membawa Nabot ke pengadilan agama demi mendapatkan kebun anggur Nabot (ay 5-10). Pada gilirannya Nabot sang rakyat kecil yang tidak berdaya itu, mati dilempari dengan batu. Sedangkan Ahab bersama Izebel sang penguasa berhasil memiliki sebidang kebun anggur tersebut, dengan cara yang sangat licik (ayat 11-16). Baca selengkapnya ... about Kisah Nabot, Kisah Indonesia

Pasrah vs Berserah kepada Tuhan

Oleh: Ev. Margareth Linandi

Ada 2 macam kasus yang terjadi sebagai perbandingan:

1. Seorang ibu yang mengalami pergumulan berat di mana waktu itu sang ibu menderita kanker payudara, sementara suaminya sakit paru-paru basah dan berhenti dari pekerjaannya, juga sang anak menderita leukimia. Sang ibu dalam keadaan berduka, dia berdoa dan meminta pertolongan Tuhan, lalu Tuhan perlahan-lahan memulihkan keluarga ibu itu. Suaminya perlahan-lahan mulai sembuh dan bekerja kembali, dan juga ada sepasang suami istri Kristen yang mengasihi dan membantu pengobatan anaknya sampai sembuh.
2. Seorang remaja yang menderita penyakit parah, lalu ia segera mengambil gunting dari kamarnya dan menusukkan ke badannya sehingga ia meninggal.
 
Manakah dari ke-2 kasus ini yang pasrah? Jawabannya adalah kasus yang ke-2 di mana sang anak kehilangan pengharapan, dia merasa sudah letih dengan hidup dan akhirnya bunuh diri; sedangkan kasus pertama sang ibu berserah kepada Tuhan, bersandar kepada Tuhan; bukan pasrah. Baca selengkapnya ... about Pasrah vs Berserah kepada Tuhan

Musuh Kita Adalah Pikiran Kita

Oleh: Sefnat A. Hontong

Dalam Efesus 6:10-20, Paulus berbicara tentang perjuangan Iman. Sangat menarik di sini adalah gambaran yang gunakan Paulus untuk menunjukkan apa itu 'senjata' yang bisa dimanfaatkan dalam perjuangan seperti ini. Yaitu dengan cara memanfaatkan senjata seorang tentara Romawi, seperti: ikat pinggang, baju zirah/baju besi, kasut/sepatu lars, perisai/salawaku, panah, ketopong/topi baja, dan pedang (bandk. ayat 14-17). Semua alat dan perlengkapan tentara Romawi ini, kemudian diberi makna baru: ikat pinggang berarti Kebenaran, baju besi berarti Keadilan, sepatu lars berarti Kerelaan memberitakan Injil, salawaku berarti Iman, topi baja berarti Keselamatan, dan pedang berarti Firman Allah, dan yang paling mendasar dari semua itu adalah: harus dilakukan dalam segala Doa dan Permohonan (lih. ayat 18). Baca selengkapnya ... about Musuh Kita Adalah Pikiran Kita

Pages

Subscribe to Front page feed

Anak

(Metode Glenn Doman)

Penulis : Drajat, (Penulis buku Bersahabat dengan Matematika)

Bahan yang digunakan : Pertama, Seratus potong kertas manila putih berukuran 28 x 28 cm, masing-masing pada salah satu mukanya ada DOTS atau bola merah dengan garis tengah 2 cm.

Doa

Penulis : Herlianto

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Jeremia 29:7)

Penulis : Rev. David Yonggi Cho

Kita harus selalu berdoa! Bedanya antara orang Kristen dan non- Kristen adalah orang Kristen itu berdoa.Orang yang belum percaya tidak berdoa, tetapi orang-orang percaya berdoa. Mengapa demikian? Doa adalah membuka hatimu dan mengundang Yesus menjadi Tuhan dan Raja atas kehidupanmu. Jika anda sedang berdoa di rumah anda, maka itu berarti anda sedang membuka pintu rumah anda bagi Yesus Kristus.

Penulis : Saumiman Saud

Doa merupakan suatu fasilitas yang Tuhan sudah sediakan buat kita untuk berkomunikasi dengan-Nya, tanpa harus melalui pengantara alat-alat elektronik yang canggih, namun kerjanya melampaui alat-alat komunikasi yang paling canggih di dunia. Doa ini bukan hanya tanpa memerlukan kabel, tanpa pesawat, juga tanpa tenaga listrik, bahkan gratis lagi. Seorang teman baik saya mengeluh karena setiap telepon card yang dipakainya selalu habis sebelum waktunya. Sebaliknya waktu dengan Tuhan itu tanpa batas. Doa hanya melalui diri kita untuk dibawa datang kepada Tuhan, itupun kita tidak perlu berpindah tempat, cukup di mana kita berada, directionnya bebas.

Doktrin

Penulis : Yohanes Adrie Hartopo

PENDAHULUAN

"Unless I am convinced by Sacred Scriptura or by evident reason, I will not recant. My consience is held captive by the Word of God and to act against conscience is neither right nor safe." Kata-kata ini diucapkan oleh Martin Luther pada 18 April 1521 ketika ia diajukan pada sidang kekaisaran di kota Worms di hadapan kaisar Charles V yang menjadi penguasa Jerman (dan beberapa bagian Eropa lainnya) pada saat itu, serta di hadapan para pemimpin gerejawi. Luther dipanggil ke kota ini dengan tujuan supaya ia menarik kembali perkataan dan pengajarannya. Ia diminta mengaku salah di depan publik untuk apa yang ia tuliskan dan ajarkan tentang Injil, keselamatan melalui iman, dan hakikat gereja. Tetapi ia tidak bersedia melakukannya.1

Penulis : Billy Kristanto

Selama masa pelayananNya di bumi, Tuhan Yesus mengajar satu pokok penting yang terus-menerus dibicarakan yaitu Kerajaan Sorga. Para murid sangat lamban untuk mengerti pokok yang penting ini, sehingga Yesus harus bersabar untuk terus mendidik mereka mengenai pokok pengajaran ini. Mengapa para murid sulit untuk mengerti? Sebab mereka sudah memiliki konsep sendiri tentang Kerajaan Sorga dan tampaknya sulit bagi mereka untuk menanggalkan konsep tersebut (diperlukan kerendahan hati untuk mengubah konsep yang selama ini kita anggap benar). Yang menjadi permasalahan para murid adalah, sebagaimana juga pada banyak orang (termasuk kita!), mereka berusaha untuk membawa konsep duniawi untuk diterapkan dalam hal-hal sorgawi.

Penulis : Saumiman Saud

Keputusan penting apa yang pernah anda ambil selama anda hidup sampai saat ini? Mungkin anda mempunyai jawaban yang beragam satu dengan yang lain. Ada orang mengatakan keputusan penting yang pernah diambil antara lain; memilih sekolah atau Universitas, memilih temapat kerja, Menikah , mengapply Green Card dan sebagainya. Di antara sederetan keputusan tersebut, manakah yang paling penting? Sekali lagi kita bakal mendapat jawaban yang satu dengan lainnya berbeda.

Keluarga

Penulis : Saumiman Saud

Ayah kita itu bukan pilihan, ia juga tidak dapat dibeli dengan uang, ia juga tidak dapat diganti yang baru, nah kalaupun terpaksa maka ia akan menjadi ayah tiri, ayah tiri itu bukan yang asli. Itu sebabnya apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan ya terima saja, jangan iri karena ayah kita lebih miskin, jangan membanding-banding ayah kita dengan ayah orang lain. Ayah kita juga tidak dapat disangkal, baik atau brengseknya ia tetap adalah ayah kita. Dalam rangka memperingati hari Ayah, sering kita mendengar orang-orang bersaksi bagaimana kebaikan hati ayahnya, namun pada saat yang sama ada teman-teman yang begitu tersayat hati sebab mereka tidak pernah merasakan sisi-sisi baik dari sang ayah, sehingga tatkala memperingati hari Ayah, mereka merasa tidak ada sesuatu yang istimewa darinya.

Setiap ayah itu memiliki kelemahan, kadang kita merasa ia begitu sayang pada kita, ada canda, ada tertawa, ada suka-cita, namun kadang kita melihat ia lagi cembuut, ia lagi sedih, ia lagi marah. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan ayah kita? Mungkin ia merasa tertekan dengan perjuangan hidupnya, usahanya mulai bermasalah, mungkin Mama lagi ngambek padanya, atau ada orang yang menyakiti hatinya? Namun , bagaimanapun keadaannya, ia tetap adalah ayah kita, pernahkah kita coba memahami keadaannya?

"Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." [ Kejadian 2:18].

Janji Firman Tuhan ini tidak hanya diuntukkan bagi Adam saja. Artinya, Tuhan tidak hanya menjadikan seorang penolong bagi Adam, tetapi juga bagi setiap laki-laki yang melayaniNya, sebagaimana Adam melayaniNya. Kecuali bagi laki-laki yang mendapat karunia tidak menikah. Jadi, janji Tuhan ini perlu direnungkan oleh setiap laki-laki yang melayaniNya, baik ia sudah menikah maupun belum.

Kesaksian

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca: