Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Shalom,
Redaksi mengajak para pengunjung untuk mengirimkan hasil tulisan Anda berwujud artikel, cerita, tip, dan sebagainya.

Caranya mudah, klik saja Kirim Artikel dan ikuti prosedur selanjutnya. Artikel kiriman Anda harus bernafaskan Kristiani. Mohon kesabaran Anda karena hasil tulisan masih menunggu moderasi dari redaksi untuk kemudian ditampilkan di situs e-Artikel.

Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk para pengunjung yang telah bersedia menuangkan hasil tulisannya pada situs kami. Semoga tulisan yang kita buat dapat menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati. 

Baca selengkapnya ... about Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Subscribe to Front page feed

Musuh Kita Adalah Pikiran Kita

Oleh: Sefnat A. Hontong

Dalam Efesus 6:10-20, Paulus berbicara tentang perjuangan Iman. Sangat menarik di sini adalah gambaran yang gunakan Paulus untuk menunjukkan apa itu 'senjata' yang bisa dimanfaatkan dalam perjuangan seperti ini. Yaitu dengan cara memanfaatkan senjata seorang tentara Romawi, seperti: ikat pinggang, baju zirah/baju besi, kasut/sepatu lars, perisai/salawaku, panah, ketopong/topi baja, dan pedang (bandk. ayat 14-17). Semua alat dan perlengkapan tentara Romawi ini, kemudian diberi makna baru: ikat pinggang berarti Kebenaran, baju besi berarti Keadilan, sepatu lars berarti Kerelaan memberitakan Injil, salawaku berarti Iman, topi baja berarti Keselamatan, dan pedang berarti Firman Allah, dan yang paling mendasar dari semua itu adalah: harus dilakukan dalam segala Doa dan Permohonan (lih. ayat 18). Baca selengkapnya ... about Musuh Kita Adalah Pikiran Kita

Moral Kristen

Oleh: S.M.T Gultom
 
Di berbagai belahan dunia yang fana ini, manakala kelompok Kristennya tergolong minoritas dalam suatu masyarakat, tidak mengherankan bila selalu ditekan untuk menyesuaikan diri dengan ukuran-ukuran yang berlaku dari masyarakat tersebut. Sedangkan tekanan yang terus menerus pada setiap orang dapat mengikis standar moral mereka. Sementara itu, penyesuaian dengan standar moral dunia berarti melawan kekudusan. Bagaimana sesungguhnya mereka harus bersikap?
 
Orang Kristen diperintahkan untuk menjadi lain dengan dunia. Perintah ini dapat dipahami melalui nasehat Paulus dalam Roma 12:1-2, demikian:”Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Tuhan aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna”. Inti dari nasehat ini adalah menjaga kekudusan. Baca selengkapnya ... about Moral Kristen

Urusan Politis, Urusan Gereja

Oleh: Sefnat A. Hontong

Pengantar

Sebagai awal kata, saya harap artikel ini bisa berfungsi sebagai pengantar diskusi, yang bisa saja dianggap belum memadai. Selanjutnya, saya sadar betul bahwa judul seperti ini bisa dan pasti mengundang banyak kontroversial di antara kita. Namun jangan dulu terburu-buru menuding saya secara sinis, oleh sebab hanya judul artikel ini. Berikanlah kesempatan kepada saya untuk menguraikan apa yang saya pikirkan ketika membuat judul artikel ini.

Pertama, yang saya maksudkan dengan arti kata ‘politik’ di sini adalah seperti yang dimaknai oleh Robert P. Borrong, yakni kata politik berasal kata Yunani: (politeia), yang menunjuk pada prinsip-prinsip dan tindakan-tindakan yang bersangkut paut dengan kehidupan umat, masyarakat dan negara atau ‘pengelolaan hidup umat, masyarakat dan negara’. Dengan begitu, maka pengertiannya melebihi pengertian yang sempit dan praktis, sebagaimana orang pada umumnya membaca dan memberi makna terhadap kata ini (politik). Jika ia (politik) adalah sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan umat, masyarakat dan negara, saya yakin, tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari apa yang dinamai politik. Baca selengkapnya ... about Urusan Politis, Urusan Gereja

Always Positive Thinking!!!

Oleh: Ev. Sudiana

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :

- Pertama: Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu.
- Kedua: Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka. Baca selengkapnya ... about Always Positive Thinking!!!

Negative Thinking

Oleh: Ev.Sudiana

Negative Thinking atau berpikiran negatif adalah cara seseorang memberikan penilaian atau kesimpulan secara bertolak belakang dari kenyataannya.

Dalam bertindak orang-orang yang berpikiran negatif umumnya akan mendasarinya pada kecurigaan dan dugaan-dugaan - atau asumsi-asumsi yg belum tentu benar.

Akan tetapi orang tersebut masih terus memaksakan penilaiannya itu dengan segala argumentasinya dan ingin sekali agar orang lain membenarkan penilaiannnya itu.

Kita dapat belajar, betapa orang-orang yang memiliki pikiran negatif cenderung mempersulit keadaan, sulit untuk menerima kebenaran dan akhirnya bagi dirinya sendiri tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain.

Persoalan negative thinking atau berpikiran negatif ini memang sudah ada sejak manusia jatuh dalam dosa.

Baca selengkapnya ... about Negative Thinking

Pages

Subscribe to Front page feed

Anak

Penulis : Tise

Menurut sejarah, konsep Sekolah Minggu berawal dari Inggris di tahun 1780 dibawah seorang guru bernama Robert Raikes. Pada awalnya, Sekolah Minggu adalah merupakan sebuah sekolah sederhana untuk anak-anak miskin belajar menulis dan membaca, sehinga mereka bisa mengerti apa yang tertulis didalam Alkitab. Pelajaran tersebut juga termasuk menghafal ayat-ayat tertentu dan lagu-lagu rohani. Konsep ini ternyata sangat berhasil dan diikuti oleh banyak gereja. Kemudian suatu gerakan pendidikan muncul akibat dari Sekolah Minggu ini. Orang-orang semakin ingin belajar untuk membaca dan menulis.

Doa

Penulis : Paul Y.Chun

"...Ketika pendoa syafaat mendoakan sebuah daerah secara rinci, mereka pasti menemukan suatu daerah yang tidak benar dihadapan Allah. Kita perlu bertanya kepada Tuhan didalam doa untuk mengerti bagaimana roh jahat menguasai daerah itu dan bagaimana kuasa roh jahat dihancurkan secara tragis. Tuhan akan memberitahukan cara yang tepat bagaimana kita mendoakan keluarga kita, masyarakat dan gereja di dalam peperangan rohani. Kita tidak dapat menghancurkan kuasa roh jahat dengan suatu doa yang meminta berkat saja. Didalam peperangan rohani, selain mengancurkan kuasa roh jahat, kita perlu berdoa secara rinci supaya kerajaan sorga dinyatakan dikota atau masyarakat. Untuk doa ini kita perlu mengetahui sejarah kota atau daerah itu. Misalnya didalam sejarah didaerah tertentu. Nenek moyangnya bermusuhan satu dengan yang lain atau mempunyai hubungan yang tidak baik. Sesudah masalah daerah diperiksa. Kita perlu tahu apakah ada perjanjian dengan roh jahat didaerah ini. Kita putuskan perjanjian itu dalam nama Yesus. Kita juga mengakui dosa yang dilakukan penduduk di daerah itu dan meminta belas kasihan Tuhan turun diatas daerah itu.

Penulis : Bambang Wiyono

Salah satu kehidupan orang Kristen yang lain dari pada yang lain Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Apa pentingnya DOA SYAFAAT DAN STRATEGI PEPERANGAN ROHANI ? ini adalah salah satu PR buat murid-murid-Nya.

Bapa kami yang ada di surga Ya??
Jangan menginterupsiku....aku sedang berdoa..... Tapi kau memanggilKU
memanggilMU? aku tidak memanggilMU. Aku sedang berdoa. Bapa kami yang ada di surga.........
Nah, kau melakukannya lagi. melakukan apa?
MemanggilKu. Kau berkata, "Bapa kami yang ada di surga..." Inilah Aku. Apa yang sedang kau pikirkan?

Doktrin

Penulis : Billy Graham

Menghujat Roh Kudus (Injil Matius 12:22-32)

Semua dosa manusia terhadap Roh Kudus tak ada yang lebih buruk daripada dosa menghujat Dia. Alasannya jelas sekali: Dosa itu tak dapat diampuni. Semua dosa lain terhadap Roh Kudus dapat saja dilakukan oleh orang percaya. Kita dapat bertobat daripadanya, diampuni, dan mulai lagi secara baru. Tidak demikian dengan menghujat Roh Kudus. Dosa ini diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya dan sering disebut "dosa yang tidak dapat diampuni". Dosa ini dilakukan oleh musuh Yesus ketika mereka menuduh Dia membuang setan dengan kuasa setan setelah dengan jelas Ia menjelaskan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa dari Roh Allah.

Penulis : Billy Kristanto

II Petrus 1:3-11 Bagian ini dapat dikatakan rahasia kehidupan kristen yang sukses, khususnya pada ayat ke 5-7. Ini menjadi satu rahasia kehidupan di mana dikatakan di sini "tidak akan pernah tersandung" jika kita melakukan hal itu. Ayat ini dimulai dari ayat ketiga, bahwa kehidupan kita adalah satu kehidupan yang dianugerahkan oleh kuasa Ilahi sehingga kita dapat hidup saleh dan mengenal Dia. Tuhan sudah memanggil kita dengan kuasaNya yang mulia dan ajaib.

Penulis : Martin L Sinaga

BERBEDA dengan kitab-kitab Injil lainnya, Injil menurut Markus menutup tuturannya dengan mengejutkan sekali: "Lalu mereka (para murid Yesus) keluar dan lari meninggalkan kubur (Yesus) itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut" (Mrk 16:8). Karena sedemikian mengejutkannya, sampai-sampai penyunting dan penyalin Injil Markus itu kemudian menambah ending sampai 12 setengah ayat lagi; namun para ahli Biblika bersepakat, Markus (kitab Injil tertua itu) menutup narasi hidup Yesus dengan kisah Kubur Kosong!

Keluarga

"Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan pada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus" [ I Yohanes 1:3 ].

"UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu" [Hosea 4:6].

"Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan (charged / commanded) kepada Salomo, anaknya" [ I Raja-Raja 2:1 ].

Kesaksian

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca: