Hipnotisme
Oleh: Herlianto
Beberapa waktu lalu, ketika membawakan ceramah Okultisme di gereja GKI-Bektim, Jakarta, kakak penulis yang mantan majelis jemaat dan masih aktif melayani di gerejanya yang menantunya menjadi majelis jemaat di gereja itu, baru datang dari Surabaya dan ikut hadir. Ia menceritakan bahwa beberapa hari sebelumnya, ketika ia pergi ke mal, ia didatangi sepasang suami isteri yang dengan ramah menanyakan alamat gereja dimana mereka bisa menyumbang uang. Tanpa sadar ia dibawa naik taksi dan setelah sadar ia menyadari bahwa ia baru tertipu menarik uang 10 juta melalui ATM banknya. Baru-baru ini ketika membawakan ceramah Okultisme di gereja GKI-Kayu Putih, Jakarta, sejam sebelum dijemput, kakak isteri penulis yang isteri pendeta menilpon dan menceritakan bahwa ia baru saja pergi ke bank mengambil uang lalu datang orang menawarkan dolar dan tanpa sadar ia dibawa naik mobil dan diajak ke ATM yang lain dan setelah sadar ia menyadari bahwa saldo banknya sudah berkurang 10 juta pula.
Kedua kejadian ini bukan kebetulan karena memang menjadi pertanyaan yang sering diajukan dalam ceramah Okultisme, ini menunjukkan betapa praktek penipuan yang menggunakan tehnik hipnotis telah meluas dan tanpa pandang bulu, bahkan aktifis gereja dan isteri pendeta pun bisa tertipu. Kejadian yang sama tentu banyak terjadi menimpa orang-orang dan disurat kabar sering kita baca penipuan dengan modus operandi yang sama pula. Isteri penulis pun beberapa kali disapa orang tidak dikenal (kebanyakan di mal), tetapi semuanya ditolak sebelum terpengaruh. Jelas hipnotis disini digunakan untuk kejahatan. Apakah hipnotis itu dan apakah penyalah gunaannya serta merta mengharamkan praktek manipulasi kesadaran orang itu?
Dari berbagai sumber kita dapat membaca bahwa hipnotis adalah tehnik untuk menguasai kesadaran orang sehingga orang tersebut tanpa sadar akan menurut kalau diberi sugesti atau diperintah oleh yang menghipnotis. Sebenarnya hipnotis berasal dari akar kata yunani hypnos yang artinya tidur, dan memang biasa pasien dibuat tertidur dan dalam tidurnya pasien dapat diarahkan untuk melakukan sugesti/perintah orang yang menghipnotisnya. Namun, hipnotisme dalam perkembangannya tidak saja memanipulasi orang-orang yang dibuat tertidur atau mengalami trance tetapi juga dalam keadaan tidak tertidur tetapi kesadarannya tanpa sadar rentan akan pengaruh sugesti/perintah orang lain.
Praktek hipnotis sudah terjadi sepanjang umur manusia dan biasa dipraktekkan didunia okult dimana digunakan dalam praktek magis animisme baik untuk mengguna-guna orang atau untuk menyembuhkan orang. Secara terbuka baru hipnotis terkenal setelah Franz Anton Mesmer (1734-1815) menggunakannya dalam penyembuhan pasien. Karena ia menyebutkannya sebagai kekuatan okult yang disebutnya magnetisme binatang yang keluar dari yang menghipnotis kepada pasien, ia ditolak banyak kalangan, namun hipnotisme kemudian diidentikan dengan namanya Mesmerism. Kemudian James Braid (1795-1860) mempopulerkan hypnotism dan hypnosis dalam kedokteran.
Sigmund Freud (1856-1939) tertarik pada tehnik hipnosis dalam penyembuhan pasien neurotis kemudian menggunakannya dalam penyembuhan pasien-pasiennya, tetapi kegagalan dalam mempraktekkan hipnotisme dalam berbagai kasus dan berlandaskan kebebasan pasien, kemudian ia menolak hipnotisme digunakan dalam kedokteran. Namun, lambat laun praktek hipnotis digunakan dalam terapi psikologis maupun medis dengan catatan bahwa organisasi-organisasi kedokteran maupun kedokteran-jiwa dan ilmu jiwa mensyaratkan bahwa praktek ini hanya boleh dilakukan oleh terapis yang bertanggung jawab dan atas persetujuan pasien.
Para ahli sampai kini belum bisa merumuskan dengan seragam mengenai hakekat apa yang disebut hipnotisme itu karena penggunaannya yang sangat luas mencakup praktek magis okultisme (menyihir orang, mendatangkan malapetaka) sampai terapi psikologi sederhana (untuk menghentikan kebiasaan merokok, pusing yang berkelanjutan dll). Namun para ahli sepakat bahwa hipnotis tidak boleh digunakan untuk demo hiburan karena bisa disalah gunakan diluar proses penyembuhan pasien. Dalam praktek masakini dilapangan, hipnotisme sudah menjadi komoditi laris baik sebagai terapi maupun hiburan, bahkan mpenggunaannya untuk menipu orang makin luas terjadi dimasyarakat.
Biasanya dianggap bahwa proses hipnotis terjadi kalau ada kepercayaan tumbuh dari pasien kepada yang menghipnotis dan ia mau dihipnotis, dengan kata lain seseorang baru bisa dihipnotis kalau tidak bertentangan dengan kehendaknya secara sadar. Namun praktek sering menunjukkan gejala sebaliknya yaitu orang dihipnotis setelah kehilangan kesadaran dan kemauannya, dan dalam hal ini sekalipun pertahanan jiwa seseorang cukup kuat dan seyogyanya dapat menangkal sugesti hipnotis, pada umumnya pertahanan demikian rontok karena pasien tidak sadarkan diri.
Boleh tidak boleh, tehnik hipnotis sudah dipraktekkan meluas, termasuk hipnotis masal dalam latihan-latihan pengembangan diri sampai KKR kebangunan rohani yang dilakukan para penginjil tertentu. Biasanya tehnik yang digunakan adalah dengan membuat suasana gedung yang teduh dengan lampu digelapkan lalu diiringi musik yang ekstasis dan kesaksian yang mombastis tapi membius, jemaat dalam suasana demikian cenderung menurut apa yang diminta oleh para penginjil. Banyak kesaksian kesembuhan menghasilkan kekecewaan ketika penderita pulang kerumah dan sadar bahwa ternyata penyakitnya tidak sembuh. Ada jemaat yang tersihir kotbah yang fasih dan mengeluarkan cek di kantongnya dan memasukkan ke kantong persembahan. Setelah sadar ia menyesal karena cek itu seharusnya digunakan untuk membayar utangnya.
Kurt Kock yang membuat disertasi mengenai okultisme dan menulis banyak buku bertema itu, mengemukakan agar kita menjauhi praktek hipnotis karena praktek ini menghubungkan kita dengan dunia bawah sadar yang penuh misteri dan banyak hal bisa terjadi karenanya. Dalam bukunya Occult ABC (hlm. 95-100), ia mengemukakan beberapa praktek yang membahayakan. Seorang dokter berhasil menyembuhkan seorang wanita yang mengalami ilusi selalu melihat laba-laba disekitar dirinya. Melalui hipnotis ia terbebas dari ilusi itu tetapi sebaliknya ia menjadi pecandu alkohol yang ekstrim yang tidak bisa disembuhkan melalui tehnik hipnotis. Pengalaman ini dan pengalaman hipnoterapi lain yang dilakukannya menyadarkan dokter itu untuk tidak lagi mempraktekkan hipnotis terhadap pasiennya.
Seorang gadis di Tokyo mengikuti pertunjukan hipnotis dan sukarela menjadi pasien. Sesudah dihipnotis, ia tidak bisa disadarkan kembali, sehingga ia mengalami koma beberapa hari dan baru bisa disadarkan oleh beberapa ahli medis yang berusaha membangunkannya. Seorang pemuda mengikuti pertunjukkan hipnotis dan secara sukarela menjadi pasiennya, tetapi setelah ia dibangunkan kembali ia sering mengalami mimpi buruh pada waktu tidur. Seorang anak pendeta ketika kuliah di kota lain mengikuti pertunjukan hipnotis dan menjadi salah satu pasiennya. Ia sempat terhipnotis tetapi ketika dibangunkan ia tidak bisa sadar dan selama beberapa hari mengalami koma. Berkali-kali didoakan oleh orang tuanya tetapi tidak berhasil. Sekali waktu ayahnya sadar untuk menengking kuasa kegelapan dalam diri anaknya dalam nama Yesus, dan anak itu sembuh!
Mirin Dayo seorang ahli hipnotis dan spiritis Belanda selama 500 kali mendemonstrasikan pertunjukan bahwa ia tidak mati ditusuk pedang anggar. Ini bukan trik dan telah dibuktikan asli melalui pemotretan X- ray. Ketika ia melakukan pertunjukan di Swiss, orang-orang kristen disitu merasa bahwa ia mempraktekkan kuasa demonis dan berdoa selagi ia mendemonstrasikan kekebalannya itu. Alhasil pada praktek ke 501 ia meninggal dunia karena tusukan itu.
Para ahli yang sering mempraktekkan hipnotisme menyadari bahwa seseorang yang sudah pernah dihipnotis akan lebih mudah mengalami hipnotis kedua kalinya, karena itu Kurt Koch menganjurkan agar umat Kristen tidak bermain-main dengan praktek hipnotis, apakah itu digunakan untuk kebaikan dan kesembuhan apalagi kalau untuk kejahatan. Praktek hipnotis membawa seseorang untuk melongok jendela menuju realita supranatural yang penuh dengan misteri dimana sudah terbukti sering disusupi misteri okult bahkan sampai satanisme.
Menghadapi praktek hipnotis penipu yang sering merogoh ATM penderita, ada beberapa tips yang bisa dianjurkan, yaitu: (1) Terutama wanita, usahakan tidak pergi sendirian ke tempat-tempat umum seperti mal; (2) Jangan terlalu lugu menghadapi sapaan orang tidak dikenal, lebih baik menghindar daripada terlibat dialog yang berujung hipnotis; (3) Jangan membiasakan membawa kartu ATM dengan saldo yang besar tetapi usahakan membawanya dengan saldo kecil yang cukup untuk belanja; dan (4) Pakailah perlengkapan senjata Allah agar dapat melawan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:10-16).
Sekalipun ada manfaat praktek hipnotis bagi pengobatan tertentu seperti menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan sakit gigi, atau kesakitan dalam melahirkan bayi, namun karena praktek hipnotis dilakukan bukan karena kesadaran diri orang itu sendiri, biasanya ada efek sampingan dan berujung pada perilaku buatan. Adalah paling tepat kalau kita mengatasi perilaku buruk dan kesakitan maupun trauma menggunakan pengobatan alamiah yang wajar dan membawakan dalam doa dan pertobatan. Sebab sekali kita membuka jendela ke arah alam bawah sadar, berarti kita membuka jendela menuju alam misteri dengan segala kemungkinan misterius bisa terjadi.