Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Shalom,
Redaksi mengajak para pengunjung untuk mengirimkan hasil tulisan Anda berwujud artikel, cerita, tip, dan sebagainya.

Caranya mudah, klik saja Kirim Artikel dan ikuti prosedur selanjutnya. Artikel kiriman Anda harus bernafaskan Kristiani. Mohon kesabaran Anda karena hasil tulisan masih menunggu moderasi dari redaksi untuk kemudian ditampilkan di situs e-Artikel.

Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk para pengunjung yang telah bersedia menuangkan hasil tulisannya pada situs kami. Semoga tulisan yang kita buat dapat menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati. 

Baca selengkapnya ... about Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Subscribe to Front page feed

Gereja Pergamus ( 312 AD - 606 AD )

Oleh: Andre Widodo
Wahyu 2:12-17

Gereja Pergamus dikategorikan oleh para ahli Alkitab sebagai Gereja yang Manja atau The Indulged Church. Masa Gereja Pergamus dimulai dari tahun 312 AD-606 AD. Kalau kita melihat peta dunia Perjanjian Baru di peta Alkitab, kota Pergamus terletak di Asia Kecil dan menjadi kota utama untuk penyembahan berhala dewa-dewi bangsa Yunani. Baca selengkapnya ... about Gereja Pergamus ( 312 AD - 606 AD )

Menghormati Orang Tua

Oleh : Walsinur Silalahi

Ketika kita mempelajari perintah mengenai menghormati orangtua,kita akan melihat bahwa ini adalah ringkasan bagaimana Allah menginginkan kita bersikap terhadap semua orang,bukan hanya orangtua kita.(Roma 13:6-10).Selama kita bertumbuh,kita menemukan beberapa jenis otoritas lain yang juga harus kita hormati.Pada mulanya,semua manusia dimaksudkan untuk gentar kepada Allah.Dia adalah Pencipta dan Raja atas segala sesuatu dan kita harus memberi hormat dan taat secara penuh kepadaNya.Para orangtua memelihara dan melindungi anak-anak mereka.Para suami memelihara dan melindungi isteri mereka.Para raja atau penguasa memelihara dan melindungi rakyat,dan juga para pendeta dan penatua memelihara dan melindungi gereja.Orang-orang ini tdk dapat melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada mereka apabila mereka terus-menerus berdebat dengan orang2 yang berada dibawah otoritas mereka untuk menentukan apa yg terbaik.Jadi Allah telah memberikan otoritas kepada mereka.Orang2 yang mereka pimpin harus menghormati dan mentaati mereka.Memang orang-orang yg berkuasa tdk selalu benar.Namun selama mereka tdk memerintahkan kita untuk tidak taat kepada Allah,kita harus menghargai dan menaati mereka.Apabila kita tdk menunjukkan rasa hormat kepada pemimpin,itu berarti kita tdk menghormati Allah,yang telah menetapkan mereka menjadi pemimpin kita.(Roma 13:1-2) Baca selengkapnya ... about Menghormati Orang Tua

Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan (3)

Oleh: Pdt. Eric Chang

Memahami Sifat Kehidupan Kekristenan

Kecuali anda memahami sifat kehidupan Kekristenan, anda tidak akan dapat bertahan. Paulus bukan hanya tidak mengeluh tentang hal-hal ini, ia bahkan bermegah karena hal-hal itu dan bersukacita di dalam penderitaannya. Ia sungguh hebat. Ia sesungguhnya seorang Superman rohani karena dapat bertahan menanggung semuanya itu. Barangkali anda berkata kepada saya, "Aku mengerti maksud anda. Jangan mengingatkan aku lagi, aku sudah tangkap maksudnya. Untuk menjadi seorang Kristen, kita perlu kemampuan untuk bertahan. Tetapi Rasul Paulus seorang Superman dan aku bukan. Aku tidak dapat bertahan. Jadi biarkan si Superman maju terus dan menanggung semua itu." Nah, apakah anda ingin menjadi Superman? Baca selengkapnya ... about Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan (3)

Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan (2)

Oleh: Pdt. Eric Chang

Ketika Aku lemah Maka Aku Kuat

Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah: "Aku kuat". Apakah anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat? Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan? "Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita. Baca selengkapnya ... about Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan (2)

Pages

Subscribe to Front page feed

Anak

Penulis : Ratna Megawangi

Doa

Penulis : Billy Kristanto

Katekismus Besar yang ditulis oleh Luther membahas lima pokok besar: 10 perintah Allah, iman, doa, baptisan dan perjamuan kudus. Bagian ketiga tentang doa sebenarnya merupakan penjelasan tentang Doa Bapa Kami, dan sebelumnya Luther menulis suatu pengantar mengenai doa. Ada beberapa point yang kita bisa pelajari dari konsep Luther tentang doa pada bagian pengantar ini.

Penulis : Ludi Hasibuan

Siang hari ini terasa panas sekali. Duduk sendirian di dalam bus kota PPD Patas 2 jurusan Cililitan Kota. Walaupun penumpangnya bisa dihitung dengan jari dan hampir semua jendela yang ada di bis ini terbuka tetap saja udara panas di dalam bis tidak berkurang.Terlebih lagi kemacetan yang menggila di jalan Hayam Wuruk semakin membuatku pusing dan berkeringat.

Penulis : Herlianto

Dalam dua dasawarsa terakhir, ada kegerakan baru di kalangan kekristenan di benua Amerika yang berimbas juga ke Indonesia.

Doktrin

Penulis : Andar Ismail

KUNG Fu Tse (551 - 479 SM), pendiri agama Khonghucu, pada suatu hari ditanya oleh para muridnya, "Guru, Pangeran Wei sedang menantikan Anda, apakah yang akan Anda lakukan pertama-tama di tempat pangeran itu?" Kung menjawab, "Memperbaiki nama-nama." Para murid heran, "Apa perlunya?" Kung menjelaskan, "Kalau nama keliru, segala sesuatu menjadi keliru dan kacau, sehingga nanti orang tidak bisa membedakan di mana sepatutnya meletakkan kaki dan di mana meletakkan tangan." Demikian sebuah cuplikan dari kitab Lun Yu (Inggris: Analects) dari abad ke-4 SM.

Penulis : Eka Darmaputera

Di kantor saya, salah seorang rekan-sekerja yang saya kagumi adalah Setiawati. Alasan saya, ia selalu siap, sigap dan cepat dalam mengambil keputusan. Prinsipnya, "Lebih baik melakukan sesuatu walau salah, ketimbang takut salah lalu tidak berbuat apa-apa". Siap, sigap, dan cepat mengambil keputusanmemang benartidak otomatis menghasilkan keputusan yang benar. Tapi, seperti saya saksikan pada Setiawati, lebih sering tepatnya ketimbang tidak.. Sebabseperti pada seorang penembak jitubanyak mengambil keputusan itu adalah ibarat terus berlatih. dengan teratur. Tentu meleset juga sih, kadang-kadang. Namun demikian, "kadang- kadang meleset" itu tidak membuat Setiawati "kapok", lalu tak berani lagi mengambil keputusan. Katanya, suatu ketika, "Yang penting bagi saya adalah berusaha mengambil keputusan dengan sebaik-baiknya. Bahwa kemudian yang sebaik-baiknya itu toh masih belum cukup baik juga, biarlah itu saya hadapi pada waktunya. Tapi itu nanti, tidak sekarang".

Penulis : Mangapul Sagala

Kelihatannya, kisah kenaikan Yesus Kristus tidak dilihat begitu penting sebagaimana kisah kematian dan kebangkitanNya. Hal itu bisa dilihat dari sikap umat untuk menyikapinya. Kelihatannya, sepi saja. Syukur di berbagai negara, seperti Indonesia hal itu masih diperingati dan dijadikan hari libur nasional. Lain halnya di Singapura. Hari kenaikan tersebut bukan hari libur. Itulah sebabnya, kantor-kantor dibuka seperti biasanya. Sebagian theolog memang melihat hari kenaikan tersebut tidak begitu penting. Bahkan ada yang meragukan dan menolak peristiwa tsb dan menganggapnya hanya sebagai karangan dan dongeng dari Gereja mula-mula. Apa alasan mereka? Tentu ada, dan mungkin banyak; antara lain, mereka mengatakan bahwa hal itu tidak ditemukan secara jelas tertulis dalam keempat Injil.

Keluarga

Penulis : Saumiman Saud

Ayah kita itu bukan pilihan, ia juga tidak dapat dibeli dengan uang, ia juga tidak dapat diganti yang baru, nah kalaupun terpaksa maka ia akan menjadi ayah tiri, ayah tiri itu bukan yang asli. Itu sebabnya apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan ya terima saja, jangan iri karena ayah kita lebih miskin, jangan membanding-banding ayah kita dengan ayah orang lain. Ayah kita juga tidak dapat disangkal, baik atau brengseknya ia tetap adalah ayah kita. Dalam rangka memperingati hari Ayah, sering kita mendengar orang-orang bersaksi bagaimana kebaikan hati ayahnya, namun pada saat yang sama ada teman-teman yang begitu tersayat hati sebab mereka tidak pernah merasakan sisi-sisi baik dari sang ayah, sehingga tatkala memperingati hari Ayah, mereka merasa tidak ada sesuatu yang istimewa darinya.

Setiap ayah itu memiliki kelemahan, kadang kita merasa ia begitu sayang pada kita, ada canda, ada tertawa, ada suka-cita, namun kadang kita melihat ia lagi cembuut, ia lagi sedih, ia lagi marah. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan ayah kita? Mungkin ia merasa tertekan dengan perjuangan hidupnya, usahanya mulai bermasalah, mungkin Mama lagi ngambek padanya, atau ada orang yang menyakiti hatinya? Namun , bagaimanapun keadaannya, ia tetap adalah ayah kita, pernahkah kita coba memahami keadaannya?

"Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." [ Kejadian 2:18].

Janji Firman Tuhan ini tidak hanya diuntukkan bagi Adam saja. Artinya, Tuhan tidak hanya menjadikan seorang penolong bagi Adam, tetapi juga bagi setiap laki-laki yang melayaniNya, sebagaimana Adam melayaniNya. Kecuali bagi laki-laki yang mendapat karunia tidak menikah. Jadi, janji Tuhan ini perlu direnungkan oleh setiap laki-laki yang melayaniNya, baik ia sudah menikah maupun belum.

Kesaksian

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca: