Ayah, Masihkah Engkau Menjadi Kekasih Hatiku?
Penulis : Saumiman Saud
Ayah kita itu bukan pilihan, ia juga tidak dapat dibeli dengan uang, ia juga tidak dapat diganti yang baru, nah kalaupun terpaksa maka ia akan menjadi ayah tiri, ayah tiri itu bukan yang asli. Itu sebabnya apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan ya terima saja, jangan iri karena ayah kita lebih miskin, jangan membanding-banding ayah kita dengan ayah orang lain. Ayah kita juga tidak dapat disangkal, baik atau brengseknya ia tetap adalah ayah kita. Dalam rangka memperingati hari Ayah, sering kita mendengar orang-orang bersaksi bagaimana kebaikan hati ayahnya, namun pada saat yang sama ada teman-teman yang begitu tersayat hati sebab mereka tidak pernah merasakan sisi-sisi baik dari sang ayah, sehingga tatkala memperingati hari Ayah, mereka merasa tidak ada sesuatu yang istimewa darinya.
Kadang memang ada pembentukan konsep yang salah dari seorang anak terhadap ayahnya, kita inginkan kalau segala sesuatu yang kita minta diberikan oleh ayah, maka ia akan disebut ayah yang baik, namun kalau pas ketemu permintaan kita yang tidak disetujui, maka langsung saja dicap ayah yang jahat. Permisi Tanya, apakah benar ayah yang meberikan segala sesuatu adalah ayah yang baik? Belum tentu bukan? Saya yakin sebagai seorang ayah, ia tahu akan kebutuhan anak-anaknya, ia kenal kita, ia mengerti kita, sehingga ia pasti memberikan yang terbaik buat kita.
Namun kita tidak bisa ingkar, sering juga kita bertemu dengan ayah yang tidak bertanggung jawab, ada ayah yang kerjanya mabuk-mabukkan, berjudi, malas kerja, kadang pulang dari tengah malam sang isteri dan anak-anak dimarahi, kadang juga main pukul atau digebukin. Nah, kondisi demikian, membuat trauma isteri dan anak-anak, bagaimana ayah yang model demikian perlu dikasihi dan dihormati?
Saya bersyukur sekali ada seorang teman mengatakan, bersyukurlah, Tuhan itu tidak pernah salah memberikaan kepada kita ayah ini, walaupun modelnya yang begini, dan itulah yang paling baik. Kepada mereka yang memiliki ayah yang dikategorikan baik, maka kemungkinan besar mereka justru memiliki kelemahan dan tidak kuat menghadapi ayah yang jahat. Itu sebabnya apabila anda memiliki ayah yang tidak masuk kategori baik, anda tetap harus bersyukur, sebab Tuhan ternyata memberikan kekuatan pada anda untuk memiliki ayah yang model begini.
Mengapa kita perlu memperingati hari ayah? Terlepas dari sejarah hari ayah itu sendiri, saya melihat kalau saat ini kita setiap tahun memperingati hari Ayah, maka kita diingatkan kembali akan fakta bahwa kita memiliki seorang ayah, sekalipun modelnya bobrok, tetap kita perlu hormati, sebab bagaimanapun dia adalah ayah kita. Mungkin karakter dan perbuatannya kita tidak bisa terima, tetapi sosok dirinya sebagai ayah kita, tetap adalah ayah kita. Itu sebabnya, mari bedakan antara sosok diri ayah kita dengan perbuatan dan karakternya. Firman Tuhan menegaskan , hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut usiamu di tanah yang diberikan Tuhan Allaahmu kepadamu.
Yang paling paling penting justru terletak pada kita saat ini, kalau kebetulan kita sudah menjadi orang tua yang memiliki anak-anak, maka kita perlu meneladani sikap ayah yang baik, dan mencoba menjadi ayah yang baik pula, kalau memang ayah kita kebetulan berkarakter jelek, kita tidak perlu mencontoh model yang demikian. Saya yakin tidak gampang mengubah diri, tetapi Tuhan Yesus akan menolong kita. Kasih TUhan Yesus kepaad kita, sanggup menembus karakter kita, asal kita suk-rela mau berubah.
Saat ini yang menjadi pertanyaan adalah? Ayahku, masihkah engkau menjadi kekasih hatiku? Kalau masih , bersyukurlah, kalau sudah tidak lagi, mari coba kita selidiki problemnya? Minta Tuhan memberikan kekuatan untuk berdamai kembali. Karena dari Dia ada pengampunan, dari Dia ada Kasih, dari Dia ada perdamaian. Oh Ayah!!