Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Shalom,
Redaksi mengajak para pengunjung untuk mengirimkan hasil tulisan Anda berwujud artikel, cerita, tip, dan sebagainya.

Caranya mudah, klik saja Kirim Artikel dan ikuti prosedur selanjutnya. Artikel kiriman Anda harus bernafaskan Kristiani. Mohon kesabaran Anda karena hasil tulisan masih menunggu moderasi dari redaksi untuk kemudian ditampilkan di situs e-Artikel.

Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk para pengunjung yang telah bersedia menuangkan hasil tulisannya pada situs kami. Semoga tulisan yang kita buat dapat menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati. 

Baca selengkapnya ... about Mari Kirimkan Tulisan Anda!

Subscribe to Front page feed

Bertahan dalam Pelayanan

Oleh: Maslin Tumanggor Simbolon

Dari kitab 2 Korintus 4:17

Rasul Paulus menyuruh kita untuk tetap bertahan dalam pelayanan karena begitu banyak hal yang indah kita dapatkan saat kita terus bertahan dan melayani di mana kita ditempatkan oleh ALLAH kita. Sedikitnya ada 4 hal yang sangat penting yang harus saudara ketahui yaitu :

1. Kita dipanggil, dipilih, dan setia itu semua hanya oleh karena Kasih karunia BAPA bukan dgn kekuatan kita atau lebih tepatnya karena kemurahan ALLAH semata. (2 Korintus 4:1). Sebagai mantan penganiaya orang-orang Kristen, Paulus sadar betul bahwa dia tidak layak untuk menerima kasih karunia ALLAH tersebut. Baca selengkapnya ... about Bertahan dalam Pelayanan

Saksi Hidup untuk Bersaksi

Oleh : Hwian Christianto

Bagi sebagian besar orang Kristen istilah saksi dan bersaksi tentu saja bukan merupakan hal yang baru lagi. Saksi merupakan identitas kita sebagai orang yang sudah ditebus oleh Kristus. Identitas ini membawa kita kepada satu panggilan untuk memberitakan Kristus di dalam hidup kita. Namun, semudah itukah kita menjadi saksi Kristus? Apakah hanya dengan mengaku percaya, seseorang dapat secara otomatis beridentitaskan saksi Kristus? Bersaksi merupakan satu tugas untuk memberitakan sesuatu yang telah dialami. Jika kita saksi Kristus berarti kita harus menyaksikan Kristus dalam hidup kita, tapi apa dan bagaimana syaratnya? Mengapa selama ini banyak orang Kristen belum bersaksi secara efektif? Baca selengkapnya ... about Saksi Hidup untuk Bersaksi

Belajar dari Yohanes Pembaptis!

Oleh: Hwian Christianto

Namanya mungkin muncul hanya beberapa adegan dalam cerita Injil. Nama "Yohanes" pun saat itu demikian populernya sehingga setiap orang tua yang memiliki anak rindu untuk memberi nama Yohanes pada anaknya. Namun Yohanes yang satu ini sangat istimewa. Rasul Petrus dalam injil Markus-nya mensaksikan permulaan Injil itu dari pelayanan seseorang yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, dia-lah utusan Raja yang bertugas untuk mempersiapkan jalan untuk Tuhan! Senada dengan Petrus, Lukas mencatatkan dalam Injil-nya suatu karya agung dari Allah yang membentuk sebuah panitia penyambutan bagi Anak-Nya sebelum datang ke dunia. Bermula dari mujizat kelahiran Yohanes dari sepasang suami-istri yang di vonis mandul karena faktor usia menjadi bukti awal, Allah menepati janjiNya. Dengan kacamata berbeda Matius pun menggaris bawahi peran Yohanes sebelum Yesus datang dan melayani. Yohanes, bekas muridnya pun menuliskan sosok sang guru sebagai orang yang tegas dalam mengabarkan berita pertobatan. Baca selengkapnya ... about Belajar dari Yohanes Pembaptis!

Iblis Menggugat

Oleh: Hwian Christianto

(percakapan imajiner antara Allah dan Iblis tentang tanggung jawab)

Iblis: Baiklah, disini dan saat ini aku ingin meluruskan beberapa hal yang selama ini sangat merugikan aku. Pertama, hai Raja, lihatlah manusia itu, makhluk yang Kau cipta dengan penuh keistimewaan itu dan Kau kasihi dengan nyawa-Mu itu selalu saja tidak mau bertanggung jawab atas segala dosanya.

Allah (Raja): Mengapa kau katakan begitu?

Iblis: Engkau sendiri sebenarnya sudah tau ketika dia melakukan segala kebusukan hatinya. Pastilah Engkau tahu ketika dia dengan sengaja mengatupkan mulutnya di Gereja saat memuji-Mu, ketika dia begitu malas untuk berdoa, ketika dia bermalas- malasan di tempat tidurnya bahkan ketika dia mulai berjalan mengandalkan dirinya sendiri. Semua itu jelas-jelas, salah manusia, makhluk yang Kau sayangi itu. Benar bukan?!

Baca selengkapnya ... about Iblis Menggugat

Seandainya Kita Mengetahui

Oleh:Imelda Seloadji

"Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya." (Matius 25:13).

Beberapa waktu yang lalu saya menonton film fiksi ilmiah "Knowing" yang bercerita tentang akhir jaman tentu saja menurut versi film tersebut. Dikisahkan bumi berakhir dilanda semburan api dari matahari, semua musnah kecuali mereka yang diambil oleh empat sosok misterius yang hingga akhir cerita tidak memperkenalkan diri mereka, memberi kita kebebasan interpretasi apakah mereka itu alien atau malaikat. Baca selengkapnya ... about Seandainya Kita Mengetahui

Jalan dan Kebenaran dan Hidup

Oleh:Marolop Simatupang

Banyak orang mengatakan jalan menuju pengharapan, kebahagiaan dan surga itu banyak. Bermacam-macam filsafat, kepercayaan dan ide yang masing-masing memiliki akhir kebenaran sendiri-sendiri.

Bahwa kehidupan manusia itu sangat dihargai sekali adalah benar. Mayoritas kita ingin hidup di dunia ini selama mungkin. Masing-masing kita mendambakan hidup yang kekal. Namun, hanya ada Satu Jalan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Hanya ada Satu Kebenaran yang bisa membuat manusia bebas dari dosa. Hanya Satu Kehidupan yang bisa memberikan hidup yang kekal bagi manusia. Yesus Kristus, Anak Allah, adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup seperti yang disebutkan dalam kitab Yohanes 14:6, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Baca selengkapnya ... about Jalan dan Kebenaran dan Hidup

Pages

Subscribe to Front page feed

Anak

Memberikan nama untuk anak itu susah-susah gampang. Salah-salah nama bisa jadi beban buat si Anak. Maka hati-hatilah dalam memberikan nama untuk anak tersayang. Karena nama akan disandang seumur hidupnya.

Doa

Penulis : Anthony de Mello SJ

Pertanyaan : mengapa saya sering gagal dalam doa ?. Jawabannya sungguh sederhana. Karena kita belum belajar berdoa dengan baik. Ada beberapa syarat untuk berdoa dengan baik, yaitu :

Penulis : Billy Kristanto

Katekismus Besar yang ditulis oleh Luther membahas lima pokok besar: 10 perintah Allah, iman, doa, baptisan dan perjamuan kudus. Bagian ketiga tentang doa sebenarnya merupakan penjelasan tentang Doa Bapa Kami, dan sebelumnya Luther menulis suatu pengantar mengenai doa. Ada beberapa point yang kita bisa pelajari dari konsep Luther tentang doa pada bagian pengantar ini.

Penulis : Ludi Hasibuan

Siang hari ini terasa panas sekali. Duduk sendirian di dalam bus kota PPD Patas 2 jurusan Cililitan Kota. Walaupun penumpangnya bisa dihitung dengan jari dan hampir semua jendela yang ada di bis ini terbuka tetap saja udara panas di dalam bis tidak berkurang.Terlebih lagi kemacetan yang menggila di jalan Hayam Wuruk semakin membuatku pusing dan berkeringat.

Doktrin

Penulis : Eka Darmaputera

"Dunia bertanya, kita menjawab". Begitulah kira-kira semangat serta motivasi yang melatar-belakangi rangkaian pembahasan kita. Dengan perkataan lain, kita akan mempertanggungjawabkan "iman" kita terhadap "gugatan" dan "keragu-raguan" dunia. Memang sudah semestinya begitu! Sebab "iman" bukanlah sesuatu yang bersifat pribadi atau "privat" semata-mata. Yang seperti "dompet" kita sembunyikan rapat-rapat di dalam saku. dan cuma sekali-kali saja kita keluarkan, bilamana perlu. "Iman" juga bukan sesuatu yang "subyektif" dan "irasional". Semacam selera pribadi, ada yang gemar "dendeng balado", dan ada yang senang "nasi soto". Di mana yang bersangkutan tak perlu menjelaskannya, dan orang lain tak berhak mempersoalkannya. "Iman kristiani," tulis Charles Colson, "bukanlah lompatan-lompatan acak tanpa nalar. Setiap orang yang rasional dan obyektif akan mendapati, betapa klaim-klaim yang ada dalam alkitab adalah dalil- dalil yang masuk akal, didukung oleh logika dan bukti-bukti nyata." Melampaui akal, memang, tapi tidak bertentangan. "Trans-rasional", ya, tapi bukan "irasional". "Lintas-akal", bukan "nir-akal".

Penulis : David Martyn Llyod - Jones

Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 2 Petrus 1:19.

Shalom,
Dear All,
Apa yang akan kita lakukan setelah menjadi orang percaya? Ingatlah bahwa yang dipulihkan baru roh kita. Jika kita meninggalkan dunia ini sebagai orang percaya kepada Yesus, kita boleh yakin, bahwa kita akan masuk sorga. Oleh karena itu, jangan kita tangisi orang yang meninggal sebagai orang percaya. Jika kita memiliki pengalaman mendampingi orang yang sudah sekarat, kadang-kadang kita menyadari, bahwa orang sekarat, saat meninggal ia bisa melihat siapa yang menjemputnya, malaikat kegelapan alias setan, atau dijemput oleh Tuhan Yesus dan para malaikat di sorga.

Keluarga

Penulis : Eka Darmaputera

Tahukah Anda bahwa hukum kelima dari Dasa Titah mempunyai dua versi? Yang pertama termuat dalam Keluaran 20:12, bunyinya: "Hormatilah ayahmu dan ibumu". Yang kedua tertulis dalam Imamat 19:31, bunyinya: "Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya ." Yang satu menyebut "ayah" terlebih dahulu, baru "ibu". Sementara yang lain, sebaliknya. Besar kemungkinan tidak ada perbedaan substansial yang pantas dibicarakan mengenai perbedaan tersebut. Namun, para rabi Yahudi toh tak urung menangkap juga nuansa yang-menurut mereka-cukup bermakna.

"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan DiriNya baginya" [ Efesus 5:25 ]
"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah ! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang" [ 1 Petrus 3:7 ].

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Kesaksian

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca:

Dalam Perjanjian Lama kata Ibrani "malak" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger). Sama juga halnya dalam Perjanjian Baru, kata Yunani "aggelos" yang sering diterjemahkan sebagai "malaikat" kadang-kadang juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan". Ketika kita memperhatikan dengan teliti ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini, kita menemukan bahwa Tuhan bisa menggunakan ungkapan ini untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri, bisa menunjuk kepada malaikat dan bisa juga menunjuk kepada manusia yang mempunyai pesan untuk dikabarkan. Kita harus memperhatikan konteks dari ayatnya dengan teliti untuk menentukan terjemahan yang benar dari ungkapan ini. Misalnya di Maleakhi 3:1 dimana kita baca: