Baptisan Air

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Arti dan Ketetapan Baptisan Air

Kata baptisan berasal dari kata Yunani Baptizo, Bapto, dan Baptisma yang berarti menutupi sesuatu dengan cairan atau mencelupkan sesuatu ke dalam cairan dan kemudian mengeluarkannya lagi. Baptisan air ditetapkan oleh Kristus sendiri (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16). Amanat Kristus ini dikerjakan oleh Para Rasul setelah kedatangan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:41; 8:12,38; 9:18; 10; 48; 16:15,33; 18:8).

Perbedaan Baptisan Air dari Baptisan Roh Kudus

Baptisan Roh juga berbeda dari baptisan air. (1) Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman penerimaan Roh Kudus pada saat seseorang diselamatkan atau lahir baru, yaitu sesudah bertobat dan percaya kepada Yesus. Baca selengkapnya ... about Baptisan Air

Apakah Mujizat Masih Terjadi?

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan. M.Th

Nas: Keluaran 15:22-27

PENDAHULUAN

Teks dalam Keluaran 15:22-27, mengisahkan tentang mujizat kedua yang Allah nyatakan kepada umat-Nya Israel setelah mereka meninggalkan Mesir, yaitu mujizat air pahit di Mara menjadi manis ketika Musa atas petunjuk Tuhan melemparkan sepotong kayu ke air itu. Perlu dijelaskan bahwa mujizat pertama adalah mujizat terbelahnya Laut Teberau yang membuka jalan bagi orang Israel untuk menyeberangi laut tersebut. Ini terjadi ketika Musa atas perintah Tuhan memukul air laut itu.                    Baca selengkapnya ... about Apakah Mujizat Masih Terjadi?

Hidup Baru dalam Kristus (Regenerasi)

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Minggu Pagi di GBAP El Shaddai Palangka Raya 04 November 2012

2 Korintus 15:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”

Pendahuluan

Dasar dari ajaran perlunya hidup baru (regeneration) adalah anggapan tentang natur keberdosaan manusia. Manusia telah mati secara rohani sehingga memerlukan kelahiran kembali atau hidup baru secara rohani. Akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa, citra Allah dalam diri manusia telah tercoreng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22). Baca selengkapnya ... about Hidup Baru dalam Kristus (Regenerasi)

Mengalami Transformasi Hidup

Oleh: Samuel T. Gunawan

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna“ (Roma 12:2)

PROLOG

Beberapa tahun terakhir ini kata “transformasi” menjadi trend dan sedang “naik daun”, dibicarakan di kalangan orang Kristen. Di Indonesia transformasi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan terjadi. Saat ini, kita mengharapkan suatu perubahan (transformasi) ke arah yang lebih baik terjadi atas keluarga, lingkungan, kota dan bangsa kita. Gereja adalah alat atau agen transformasinya Allah, dan Allah sendirilah “Sang Transformator” itu. Kita dapat mengharapkan bahwa gereja akan menjadi suatu eksponen masyarakat yang berpengaruh bagi kota dan bangsanya. Gereja benar-benar akan menjadi garam dunia, terang dunia, dan sebuah kota di atas bukit (Matius 5:13,14). Baca selengkapnya ... about Mengalami Transformasi Hidup

Membangun Lumbung

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan

Khotbah Minggu Pagi di GBAP El Shaddai Palangka Raya 28 Oktober 2012

“TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu” (Ulangan 28:8)

Pendahuluan

Lumbung merupakan ide dari Tuhan. Pada waktu mendaftarkan berkat-berkat yang diperoleh dari ketaatan dalam ulangan 28 disana ditemukan bahwa Tuhan juga memberkati lumbung atau gudang penyimpanan. Istilah moderen lainnya untuk lumbung adalah bank tempat penabungan. Perlu diingat, bahwa berkat yang dijanjikan dalam ulangan 28 adalah “bless of conditional covenant” atau “berkat perjajian bersyarat”. Ciri dari perjanjian bersyarat terlihat dari formula “jika – maka” dalam ayat 1. Artinya, Tuhan akan melakukan apa yang dijanjikanNya apabila umatNya taat melakukan syarat-syarat yang dituntutNya dalam perjanjian itu. Jadi, membangun lumbung bukan hanya merupakan hal yang baik, tetapi merupakan ide dari Tuhan; “Good idea and God’s idea” Baca selengkapnya ... about Membangun Lumbung

Kehidupan Bersama dalam Keluarga Kristen

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1 Tawarikh 17:27)

Prolog

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat paling kecil tetapi paling penting.  Tetapi, kata keluarga terlalu banyak dipakai oleh berbagai orang dari berbagai kelompok sehingga menjadi hilang makna yang sesungguhnya. Sebuah film yang berjudul “The Godfather”, Vito Corleone menggambarkan kelompok pembunuh berdarah dingin yang ia pimpin sebagai keluarga. Begitu juga dengan kelompok-kelompok yang lain, entah bertujuan baik atau buruk, menamakan para pengikut mereka sebagai keluarga. Bahkan dibanyak gereja kita sering mendengar atau menyanyikan nyanyian tentang persekutuan umat Allah sebagai “keluarga Allah”. Lalu, apakah dimaksud dengan keluarga itu? Baca selengkapnya ... about Kehidupan Bersama dalam Keluarga Kristen

Allah, Otoritas, dan Kita

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

"Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering” 1 Samuel 3:1

Pendahuluan

Kecenderungan banyak orang adalah independen, tidak bergantung dan bertanggung jawab kepada siapa pun. Dengan demikian, merasa bebas berbuat sekehendaknya sendiri, tanpa pengayoman dan pengawasan. Inilah awal dari kekacauan dan bencana! Baca selengkapnya ... about Allah, Otoritas, dan Kita

Lebih dari Pemenang

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah dalam ibadah “Weekend Celebration” El Shaddai Youth Ministry Sabtu, 20 Oktober 2012

“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37)

Pengantar

Titik awal kita kita menuju kemenangan bukanlah kekalahan, tetapi kemenangan, yaitu Kristus. “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Korintus 15:57). Sebagai orang Kristen kita tidak berpindah dari dari kekalahan kepada kemenangan atau berpindah dari keraguan kepada iman. Alkitab mengajarkan bahwa berangkat dari kemenagan kepada kemenangan, dari iman kepada iman. Paulus mengatakan “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Baca selengkapnya ... about Lebih dari Pemenang

Pacaran: Cinta Ataukah Nafsu?

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

*Khotbah dalam ibadah “Weekend Celebration” El Shaddai Youth Ministry Sabtu, 06 Oktober 2012


“Sesudah itu terjadilah yang berikut. Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya” (2 Samuel 13:1)

“Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia. Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!" (2 Samuel 13:14-15) Baca selengkapnya ... about Pacaran: Cinta Ataukah Nafsu?

Pergaulan: Modis Ataukah Etis?

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah dalam ibadah “Weekend Celebration” El Shaddai Youth Ministry Sabtu, 29 September 2012

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15:33)

Pendahuluan
Manusia adalah mahluk yang dependen, yang bergantung pada yang lain! Pernyataan tersebut berdasarkan alasan: Pertama, manusia adalah mahluk ciptaan yang berpribadi. Sebagai mahluk ciptaan, manusia bergantung pada Tuhan, Sang penciptaNya, bagi keberlagsungan hidupnya; ia tidak bisa berdiri sendiri; hidupnya bergantung pada Allah pencipta. Di dalam Allah manusia hidup, bergerak, dan bernafas (Kejadian 1:26; 2:7; Kisah Para Rasul 17:28). Sebagai mahluk berpribadi, manusia memiliki kemandirian yang relatif (tidak mutlak), dalam pengertian bahwa ia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat pilihan-pilihannya sendiri. Kedua, manusia adalah mahluk sosial, yang membutuhkan peran orang lain dalam menjalani kehidupannya (Kejadian 2:18-23). Baca selengkapnya ... about Pergaulan: Modis Ataukah Etis?

Pages