Losing Is Winning - In So Many Ways

(Kehilangan sama dengan Mendapatkan - "dalam banyak cara...")

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela. Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya." Baca selengkapnya ... about Losing Is Winning - In So Many Ways

Peran Ayah dalam Mendidik Anak

Penulis : Pdt. Paul Gunadi, Ph.D.

Peran ayah dalam pendidikan, dalam bahasa Inggris, ialah 'to father'. Di dalam bahasa Inggris terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan tugas mendidik anak, yaitu 'mothering', 'fathering', dan 'parenting'. Meskipun semuanya membicarakan tentang tugas mendidik anak, namun ada keunikan masing-masing dalam konteks sumbangsih ayah dan ibu dalam mendidik anak. Salah satu tugas ayah kristiani ialah: Baca selengkapnya ... about Peran Ayah dalam Mendidik Anak

Ketika Bencana Menimpa

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. -- Mazmur 119:71

Ketika musibah gempa dan tsunami terjadi akhir tahun lalu, Tuhan mendadak muncul di mana-mana, di tempat-tempat yang tidak biasanya. Ia disebut-sebut dalam lagu, dalam puisi, dalam email di milis, dalam perbincangan antartetangga. Artikel-artikel opini di koran umum yang biasanya tabu menyinggung-nyinggung soal Tuhan, kini secara khusus mengusung wacana ketuhanan di tengah penderitaan. Ada yang bernada membela Tuhan, tidak kurang pula yang mempersalahkan Tuhan. Baca selengkapnya ... about Ketika Bencana Menimpa

Kerja adalah Sebuah Kehormatan

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan". Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab: "Tidak dik saya sudah kenyang". Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Baca selengkapnya ... about Kerja adalah Sebuah Kehormatan

Kepiting

Anda suka kepiting ?? Atau tidak suka kepiting ?? Atau suka kepiting tetapi tidak mau makan kepiting ??? Cerita teman saya ini sebaiknya anda baca, karena cocok bagi yang suka kepiting maupun yang tidak suka kepiting termasuk juga cocok bagi yang tak mau kepiting...

Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 1986, saya berkunjung ke kota Pontianak, teman saya disana mengajak saya memancing Kepiting. Bagaimana cara memancing Kepiting? Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, di ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Baca selengkapnya ... about Kepiting

Menyadarkan Tanpa Mempermalukan

Penulis : Eka Darmaputera

"The ever-present Toni". Masih ingat dia? Tidak? Itu lho si Toni yang (mengaku) selalu ada "di sana", di tempat yang sedang jadi bahan pembicaraan. "Kebetulan aku persis ada di situ melihat sendiri". Toni, si "Saya-Juga-Tahu". Disebut begitu karena senantiasa mengklaim "tahu" nyaris mengenai segala sesuatu. Mengetahui semua peristiwa, obat untuk segala penyakit, jawab untuk segala pertanyaan, dan ... mengenal hampir semua orang terkenal. "Saya dengan dia dulu "kan sering main bola sama-sama". Orangnya berpembawaan ramah dan senang bergaul. Karena itu ia disukai banyak orang. Tapi biasanya tak lama. Cuma sampai orang tahu "belang"nya. Tahu siapa Toni yang sebenarnya. Dan serta-merta berubahlah ia menjadi Toni, si "Mulut Ember". "Orang seperti Toni itu memang tidak jahat, tapi "nyebelin", begitu kata mereka. Maka sungguh malanglah nasib si "Saya-Juga-Tahu" ini. Ia berbuat begitu, dengan tujuan diterima menjadi kawan sebanyak mungkin orang. Kini, orang justru satu demi satu menghindarinya. Baca selengkapnya ... about Menyadarkan Tanpa Mempermalukan

Harmoni

Penulis : Andar Ismail

KUNG Fu Tse (551 - 479 SM), pendiri agama Khonghucu, pada suatu hari ditanya oleh para muridnya, "Guru, Pangeran Wei sedang menantikan Anda, apakah yang akan Anda lakukan pertama-tama di tempat pangeran itu?" Kung menjawab, "Memperbaiki nama-nama." Para murid heran, "Apa perlunya?" Kung menjelaskan, "Kalau nama keliru, segala sesuatu menjadi keliru dan kacau, sehingga nanti orang tidak bisa membedakan di mana sepatutnya meletakkan kaki dan di mana meletakkan tangan." Demikian sebuah cuplikan dari kitab Lun Yu (Inggris: Analects) dari abad ke-4 SM. Baca selengkapnya ... about Harmoni

Pages