Wong Sombong Rohani !
Oleh: Mang Ucup
Banyak manusia genit di dunia ini, kalho hanya sekedar genit-genit centil azah sih ora opo-opo, asal jangan kebangetan azah, sehingga akhir menjadi sombong rohani githu. Apa bedanya antara T-shirt cap Cabe ama T-Shirt Chanel, yang udah pasti merek Chanel harganya bisa 100 kali lipat lebih mahal daripada cap Cabe. Untuk kebutuhan jasmaniah T-shirt cap Cabe sudah cukup, tapi untuk kebutuhan rohaniah kudu yang bermerek.
Begitu juga kenapa kudu membeli Jaguar XJ6 yang harganya 1,5 M kalau dengan kijang yang Rp 150 juta azah udah cukup, secara jasmaniah Kijang sebenarnya udah oce, tetapi untuk rohaniah kudu Jaguar, padahal untuk di Jkt entah itu Kijang, BMW, Mersi ato Jaguar kecepatannya sami mawon tidak bisa lebih cepat, tetapi untuk show "Nih Gue" kudu Jaguar.
Kenapa mo pergi jauh-jauh ke Tanggulangin (Sidoarjo) untuk beli tas bermerek, walaupun itu hanya sekedar kloningan ato merek bajakan; tapi yang penting bisa pamer sebagai wong sugih. Apa bedanya sop buntut di Borobudur Hotel dengan di kaki lima, yang sudah pasti di Hotel Borobudur harganya 10 kali lipat lebih mahal dan disana kita bisa mejeng untuk meningkatkan nilai kesombongan rohani kita. Kenapa harus arloji Rolex kalho Seiko saja sudah oce?
Sebenarnya Sang Pencipta telah memenuhi semua kebutuhan jasmaniah kita, sehingga sepatutnya kita kudu mensyukurinya, tetapi karena kerakusan dan ketamakan "rohani" inilah yang membuat kita akhirnya terjerumus ke dalam dosa. Berapa banyak keluarga hancur, karena suami/istri tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka kerja sampai jauh malam, melupakan kesehatan maupun keluarga ini bukannya untuk kebutuhan jasmaniah kita melainkan untuk memuaskan kebutuhan rohani kita, agar bisa beli rumah segede istana, liburan ke luar negeri, menyekolahkan anak disekolahan yang bergengsi. Renungkanlah apa bedanya tidur ato duduk di korsi buatan Ligna ato Da Vinci? Apa bedanya rasa kopi di resto biasa dan di Star Buck ? Perlu diketahui bahwa kebanyakan orang terlilit oleh hutang, karena ingin memenuhi kesombongan rohaniahnya. Maka tidaklah salah apabila ada orang yang menilai bahwa iblis itu ada di dalam mata kita.
Tanya saja kepada para koruptor, untuk kebutuhan jasmaniah sebenarnya merampok uang ratusan juta azah udah cukup, tetapi untuk kebutuhan rohani kudu ratusan M bahkan sampai triliun, sehingga untuk menghidupkan tujuh turunan pun sekalipun udah lebih dari cukup. Tetapi apakah mereka puas? Tidak ! Mereka itu bukannya Wong Sombong lagi melainkan udah meningkat menjadi Wong Gendheng!
Para koruptor yang sombong rohani inilah yang sebenarnya menghancurkan negara kita, karena pangkat, gelar, kekuasaan maupun bank rekening itu adalah jubah rohani yang tidak terlihat, tetapi dapat dipakai untuk pamer menyombongkan diri kita. Jubah atau pakaian jasmani ada batasannya, sebab dalam waktu yang berasamaan tidak mungkin Anda bisa memakai pakaian lebih dari lima potong pakaian, tetapi untuk jubah rohani ini no limit dan tidak ada batasannya.
Dan lihatlah di berbagai macam milis, dimana mereka saling berdebat kusir dengan mengeluarkan kata-kata jorok dan kasar, sehingga membuat muak para pembacanya, apakah ini untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah? Ataukah hanya sekedar untuk mendapatkan jubah agar bisa dinilai sebagai Wong Ngerti, Wong Pinter, Wong Suci, Wong Baik & Wong Bijaksana, selama tidak dinilai jadi Wong Kam Pung azah!
Kesombongan rohaniah lainnya ialah dimana kita mulai menilai, bahwa umat agama lain itu lebih bejat, lebih brengsek dan lebih buruk daripada umat agamanya sendiri. Kristen yang jadi maling, pemerkosa maupun pembunuh pun berjibun, begitu juga di dalam agama lainnya seperti Islam, Buddha maupun Hindu.
Apakah umat Kristen itu lebih baik daripada umat Islam, saya yakin tidak, begitu juga kebalikannya! Apakah wong agamais lebih baik daripada wong kapir? Tidak! Bahkan sudah terbuktikan; banyak orang kafir yang kelakuannya jauh lebih baik dan lebih sopan daripada para pemeluk agama. Dan jawablah sendiri: "Apakah penduduk negara yang beragama itu lebih baik daripada penduduk China yang notabene negara komunis dan atheist?"
Begitu juga dengan menilai bahwa penganut agama lain itu sesat; ini juga bisa dinilai sebagai kesombongan rohani, sebab tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan umatnya untuk membunuh, berdusta, berzinah maupun untuk jadi maling! Jadi sebenarnya semua ajaran agama itu sama yang beda hanya illahnya saja yang berlainan, masing-masing illah menawarkan komoditi keselamatan agar bisa mendapatkan sepetak kapling di "Sorga Indah" dan para Nabi adalah salesmannya sedangkan Alkitab adalah brosurnya, sebab disitu tercantum dengan jelas semua persyaratan untuk bisa mendapatkan kapling tsb, hanya sayangnya disitu tidak turut dicantumkan berapa gedenya kapling tsb, dan rumahnya itu terdiri dari berapa kamar, dan apakah disana ada lapangan tenis ato swimingpoolnya? Coba kalho ada denah dan bistek banguannya pasti lebih afdol tuh!
Pertama kali manusia jatuh ke dalam dosa, karena kesombongan rohani. Sang Pencipta telah menyediakan semua kebutuhan jasmaniah yang dibutuhkan oleh Adam dan Hawa di Taman Firdaus, tetapi karena kesombongan rohaniah, dimana mereka ingin menjadi seperti Allah hal inilah yang membuat mereka akhirnya jatuh ke dalam dosa! Dan percayalah lebih dari 90% kejahatan di dunia ini, bukannya karena didorong oleh kebutuhan jasmaniah, melainkan kerena kerakusan rohaniah untuk menyombongkan diri. Orang dibui bukannya karena nyolong nasi/roti, melainkan karena nyolong motor!
Banyak rumah ibadah di Indonesia dari segi kemegahannya tidak kalah dari Ceasars Palace, tetapi ironisnya rumah penduduk di sekitarnya masih berupa gubuk. Yang jadi pertanyaan untuk siapa rumah ibadah itu dibangun? Apakah Sang Pencipta membutuhkan rumah ibadah yang super mewah dan super de lux? Apakah Sang Pencipta hanya mau hadir dirumah ibadah yang mewah saja?
Kebalikannya apabila umatnya datang pakai Mercy/BMW; apakah mereka mau beribadah dirumah ibadah yang kecil dan sederhana? Apakah rumah ibadah tsb dikemudian hari bisa dijadikan bahan untuk barteran dengan rumah surgawi? Apakah ini untuk memenuhi kesombongan rohani dari umatnya ataukah dari pembimbing agamanya? Mohon peromaksnya.