Yesus dan Paulus Tidak Pernah Menghapus Taurat
Oleh: Rudy Lee
Apakah benar Taurat itu sudah tidak berlaku lagi? Siapa yang berkata bahwa Taurat itu tidak berlaku? Bagaimana dengan ucapan Paulus yang terdapat dalam Efesus 2:13-16 khususnya dalam ayat 15:
"Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah MEMBATALKAN HUKUM TAURAT dengan segala perintah dan ketentuannya......"
Benarkah Yesus mati untuk membatalkan Taurat? Coba perhatikan konteks ayat ini, apa yang sedang dibicarakan oleh Paulus sebenarnya? Dia tidak sedang membicarakan tentang Taurat tetapi perseteruan antara orang-orang Yahudi asli dan bangsa-bangsa lain gara-gara makanan,
yang waktu itu gaya hidup orang-orang non-Yahudi sangat berbeda, karena orang-orang Yahudi tidak makan babi atau udang dan makanan-makanan lain yang dilarang oleh Taurat, sementara mereka orang-orang non-Yahudi masih makan seperti biasanya, sehingga terjadi suasana yang tidak nyaman bila orang Yahudi dan non-Yahudi makan bersama apalagi hidangan yang dilarang oleh Taurat satu meja dengan makanan orang-orang non-Yahudi, dan perseteruan yang sudah terjadi ratusan tahun itu dilegalkan oleh aturan rabinik dengan aturan/fatwa bahwa orang-orang Yahudi dilarang makan semeja dengan orang-orang non-Yahudi, tujuannya adalah untuk memurnikan Taurat, agar tidak jadi syak wasangka, misal saya tidak makan makanan orang non-Yahudi, tetapi karena hidangan itu semeja, orang bisa saja berpraduga kalau saya makan makanan yang dilarang oleh Taurat, padahal tidak, dan ini akan berdampak tidak baik, sehingga aturan agar jangan semeja itu adalah jalan keluar yang terbaik agar Taurat tetap dimurnikan oleh orang-orang Yahudi, tetapi hal ini justru memicu orang-orang non-Yahudi yang menganggap kalau orang Yahudi itu ekslusif, sehingga terjadi permusuhan. Nah, permusuhan inilah yang sedang menjadi pembahasan Paulus, bukan Tauratnya karena Taurat itu tidak mengajarkan permusuhan. Tetapi sekarang timbul masalah baru bagaimana kalau orang-orang Yahudi diundang ke rumah orang-orang non-Yahudi, dan diajak makan, sedangkan makanan di sana pasti bukan makanan seperti yang Taurat telah atur, orang-orang Yahudi kadang tidak bisa menolak, untuk itulah dibuat aturan kedua yaitu agar jangan datang ke rumah orang non-Yahudi tujuannya adalah untuk memurnikan Taurat.
Dua aturan ini bukan untuk memusuhi bangsa-bangsa tetapi oleh orang non-Yahudi malah jadi terbentuk tembok perseteruan, dan ini bukan tujuan Taurat, karena Taurat tidak menyuruh memusuhi bangsa-bangsa.
Di sinilah kemudian Paulus memberitahukan bahwa Yesus datang merubuhkan tembok pemisah itu (perseteruan antara Yahudi dan non-Yahudi) jadi yang dipermasalahkan, bukan Tauratnya, karena yang sedang ada dalam pembicaraan ini bukan Taurat tetapi perseteruan dua bangsa antara Yahudi dan non-Yahudi.
Coba sekarang kita lihat dalam The Interlinear Bible ditulis:
Having broken Enmity = menghancurkan perseteruan/ membatalkan perseteruan.
Melenyapkan/ membatalkan ditulis dengan tulisan Yunani "Kathargeo" (kata kerja bentuk lampau, singular) jadi kata ini menghendaki ada satu saja obyek yang melekat dengan dia yaitu PERSETERUAN, jadi tidak bisa memiliki dua objek yang satu PERSETERUAN dan Taurat.
Jika kita melihat dari teks Yunani saja tidak ada kata Taurat, dan LAI menuliskan Taurat ya tidak heran kalau Taurat selalu dimusuhi.
Paulus bukanlah orang yang mencla-mencle yang kadang berkata Taurat itu baik dan benar tapi dari mulut yang sama berkata Taurat itu bikin orang berdosa, sekarang tidak perlu Taurat karena kita hidup di bawah kasih karunia, seperti yang tertulis dalam surat Roma 6:14-15, coba kita lihat benarkah Paulus berkata seperti ini?
"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!" Roma 6:14-15
Mari kita lihat terjemahan dalam bahasa Inggris (NKJV), ternyata di ayat ini tidak ada kata Taurat: "For sin shall not have dominion over you, for you are not under law but under grace. What then? Shall we sin because we are not under law but under grace? Certainly not!"
Jadi jelas di versi bahasa Inggris ini tidak ada kata Taurat sama sekali tetapi "The law of sin" yang oleh LAI diterjemahkan Taurat, jelas hal ini sangat tidak tepat, karena "the law of sin" atau hukum dosa itu sebenarnya adalah kecenderungan hati manusia untuk selalu bermain-main dengan dosa, (Roma 7:13,15) itulah "the law of sin" bukan Taurat.
Sumber: http://www.alfa-omega.or.id/