Membangun Masyarakat yang Jujur dan Benar
Oleh: Pdt Midian KH Sirait, MTh
Sebagai warga gereja dalam terang kesetiaan kepada Tuhan, dan tanggung jawab sebagai warga negara banyak tugas dan tanggungjawab orang Kristen yang dapat dilakukan untuk membangun bangsa Indonesia. Kita harus memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai dan sejahtera.Kita tidak akan pernah bisa tergerak untuk melakukan peran aktif demi kejujuran dan kebenaran apabila kita tidak mengasihi sesama dimana kita tinggal.
Bertekad melakukan perubahan yang lebih baik. Inilah tugas yang menjadi prioritas dari setiap orang Kristen, yaitu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, karena bangsa kita sedang dilanda persoalan-persoalan yang di dalamnya termasuk korupsi yang marak mendapat perbincangan di Republik ini, seperti yang ditayangkan media cetak dan televisi swasta akhir-akhir ini.
Keadilan dan kebenaran merupakan anugrah Tuhan
Tuhan Yesus datang ke dunia menjamin adanya kebebasan dan perdamaian yang benar, baik dalam keluarga, komunitas gereja maupun masyarakat dunia. Firman Tuhan Yesus berkata, "berikan kepada Kaisar yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan berikanlah kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah". Dengan kata lain, Yesus tidak mengizinkan para pengikutnya melakukan tindakan manipulasi karena berkolusi dengan kejahatan sehingga melakukan tindakan korupsi yang merugikan pemerintah dan mengecewakan Allah.
Adil berarti tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar dan berpegang pada kebenaran. Orang mengakui hak sesamanya tanpa pilih kasih. Keadilan tidak hanya mengatur kehidupan perorangan melainkan dan terutama kehidupan bersama. Keadilan adalah suatu prinsip menata dan membangun masyarakat yang damai sejahtera. Sejahtera adalah keseluruhan kondisi hidup masyarakat,yang memungkinkan individu atau kelompok agar dapat lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. Sejahtera adalah hak untuk memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia.
Dipanggil untuk berperan aktif
Tuhan Yesus yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, menghendaki agar manusia hidup dalam damai sejahtera dengan sesamanya. Juruselamat akan membangun Kerajaan-Nya di bumi, dimana manusia akan mangalami kesejahteraan lahir dan batin. Dengan demikian tiap orang Kristen dipanggil untuk berperan aktif dalam membangun Kerajaan Allah di dunia. Dalam dinamika kondisi seperti itu gereja juga terpanggil untuk melaksanakan dan mewujudkan amanat Yesus Kristus, yaitu untuk membawa kejujuran dan kebenaran.
Peran itu untuk menjawab kecemasan warga dan masyarakat zaman sekarang, yang juga merupakan keprihatinan gereja. Oleh karena itu yang perlu diusahakan membangun masyarakat dalam mencita-citakan keajujuran dan kebenaran tsb dengan memberdayakan mereka yang menjadi korban ketidakadilan, dengan memberikan kesaksian hidup melalui keterlibatan untuk menciptakan keadilan dalam diri sendiri terlebih dahulu. Usaha memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan bersama dengan mereka yang diperlakukan tidak adil, tidak boleh dilakukan dengan kekerasan. Meskipun untuk membangunnya pasti ada kendala-kendala yang harus dihadapi, yaitu adanya anggota masyarakat yang bersikap acuh tak acuh dan pasrah saja. Ada kelemahan – kelemahan manusiawi yang dapat menyulitkan dalam memperjuangkan keadilan.
Membangun masyarakat berperadaban
Dengan usaha mengembangkan tugas tsb menjadi kewajiban kita semua untuk ikut serta ambil peran dalam usaha bersama bangsa kita untuk mewujudkan masyarakat berperadaban, yaitu benar dan jujur, dinegara kita tercinta Republik Indonesia. Karena terbentuknya masyarakat yang berperadaban itu adalah bagian mutlak dari wujud cita-cita kenegaraan, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan hasrat dan keinginan rakyat Indonesia untuk hidup dalam suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kita sudah merdeka, bersatu dan berdaulat.
Kunci dari upaya semuanya untuk keluar dari krisis sekarang ini adalah mengembalikan kepercayaan, kepercayaan kita pada diri sendiri. Kita memang harus lugas dan realistis dalam melihat keadaan yang berat tersebut. Tetapi kita tidak boleh putus asa dan pesimis. Masyarakat berperadaban memerlukan adanya pribadi-pribadi yang dengan tulus mengikatkan nuraninya kepada wawasan kejujuran dan kebenaran. Dan tindakan kebaikan kepada sesama manusia harus didahului dengan diri sendiri menempuh hidup kebaikan, seperti dipesankan Allah. Pengawasan sosial adalah konsekuensi langsung dari itikad baik yang diwujudkan dalam tindakan kebaikan.
Membangun potensi untuk kesejahteraan kota
Keadilan adalah suatu syarat atau keadaan hidup di kerajaan Allah. Berdasarkan pandangan yang optimis-positif itu, kita harus memandang bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk benar dan baik. Karena itu, setiap orang mempunyai potensi untuk menyatakan pendapat dan untuk didengar. Inilah yang harus diperjuangkan bersama semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebab diyakini bahwa keadilan dan kejujuran adalah bagian tabiat Allah. Kesaksian Alkitab mengatakan,”Ia tidak akan kenyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang”. (Yes 11:5). Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan” (Yesaya 33:15).
Yesus sendiri sangat menentang ketidakjujuran dan ketidak adilan. Kebenaran ini ialah kebenaran yang dicapai Kristus sendiri dalam ketaatan-Nva yang sempurna pada kehendak Bapak dalam hidup dan mati, dalam mana Ia memikul kutuk Allah akibat pelanggaran-pelanggaran hukum ilahi. Bahkan jauh sebelum itu Yeremia sebagai nabi Allah mengidam-idamkan agar tercipta masyarakat kota yang sejahtera. Keunikan isi surat nabi Yeremia tersebut adalah mampu memberikan solusi yang lebih kongkrit, lebih realistis dan lebih positif. Sejahtera dalam arti di dalamnya berlaku kejujuran dan kebenaran. Kata nabi, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yer 29:7). Ini adalah seruan Tuhan bagi kita untuk mengusahakan sesuatu untuk kota dimana kita ditempatkan. Artinya di tengah-tengah situasi yang paling buruk sekalipun, kita selaku umat percaya dipanggil oleh Tuhan untuk ambil bagian secara bersengaja mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan bagi orang-orang di sekitar kita.
Kita tidak akan pernah bisa tergerak untuk melakukan peran aktif demi kejujuran dan kebenaran apabila kita tidak mengasihi sesama dimana kita tinggal. Alkitab mengatakan: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Pekerjaan baik sudah dipersiapkan Allah lewat Kristus, ini termasuk dalam mengusahakan keadilan dan kebenaran. Dan Tuhan mengatakan bahwa Dia mau kita hidup di dalamnya. Kesejahteraan kota akan sangat menentukan seberapa jauh kesejahteraan kita.
Membangun dan siap mengemban misi Kristus
Akhirnya, melalui Kristus, Allah menyatakan diriNya dan karyaNya yang menyelamatkan. Sehingga ke manapun Kristus hadir, di situlah karya pemulihan Allah terjadi. Karya Kristus senantiasa menciptakan keselamatan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Selaku gereja atau umat Allah hidup seperti Kristus, ke manapun kita pergi dan hadir, seharusnya kita menciptakan keselamatan dan kesejahteraan bagi banyak orang. Ketika kita hadir, seharusnya orang-orang di sekitar kita merasa tenang, teduh dan sejahtera. Pada sisi yang lain ketika mereka mendengar ucapan, pemikiran dan nasihat-nasihat kita, seharusnya menimbulkan pengharapan dan inspirasi baru yang membuat sesama kita makin bertumbuh dan berkualitas.
Dalam keadaan apapun, sebagai umat Allah, sebagai warga gereja, dan juga sebagai warga negara, mempunyai tugas khusus sebagai saksi Kristus dalam hal memprakarsai lahirnya masyarakat baru yang berasaskan kebenaran dan keadilan. Menjadi orang Kristen berarti siap mengemban misi Kristus, menjadi terang di tengah-tengah kegelapan dan juga menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini. Bagaimanapun sulitnya tetap harus tetap berusaha menjadi garam yang masih asin rasanya dan menjadi terang yang bersinar di tengah-tengah kegelapan, (Mat 5:13+15).
Sehingga haruslah diusahakan agar setiap orang mengambil bagian dan menjadi subjek dan melakukan interaksi yang mampu membangun masyarakat yang komunikatif. Biarlah Gereja dibangun atas dasar persekutuan yang berazaskan kebebasan, persamaan dan persaudaraan dimana tembok-tembok sosial diruntuhkan (band Gal 3:26-29; 1 Kor 6:5-7; 1 Kor 12:12)..
(Penulis Praeses HKBP Distrik XI Toba Hasundutan)