Cikal Bakal Lahirnya Gereja Barat dan Gereja Timur

Oleh: Phasa Joshua

Istilah Timur dan Barat dalam hal ini berdasarkan pengertian Ilmu Bumi. Tetapi istilah “Timur-Barat” itu dapat juga dipakai dengan cara lain. Dalam hal ini berbicara mengenai Gereja Timur dan Gereja Barat. “Barat” berarti: yang suasananya dipengaruhi oleh pendapat-pendapat seperti yang timbul di kekaiseran Romawi bagian Timur. Gereja-gereja bercorak “Timur” gereja Orthodoks Timur (a.l. Rusia). Gereja-gereja bercorak “Barat” ialah Gereja Roma-Katolik dan gereja-gereja Protestan.

Gereja timur dengan Gereja Barat berpisah satu dengan yang lainnya mulai abad ke-3, karena Gereja Barat mulai mempergunakan bahasa Latin. Pada abad ke-4 terjadi perpecahan serius karena pertikaian mengenai doktrin ketritunggalan. Tetapi kedua pihak kemudian rujuk kembali setelah penyelesaian oleh Gereja Timur setelah konsili Konstantinopel tahun 381. Namun pada abad ke-5 dengan runtuhnya kekaiseraan Barat, kesatuan politik kedua wilaya buyar sama sekali dan hubungan kedua gereja makin renggang disebabkan oleh perkembangan yang semakin menjauhi satu dengan yang lainnya. Perubahan ini terjadi karena kaisar-kaisar Timur tetap menaruh perhatian terhadap Roma dan dan para Paus masi ingin membangun hubungan perastuan dengan Gereja Timur, yaitu dengan dunia beradab. Baca selengkapnya ... about Cikal Bakal Lahirnya Gereja Barat dan Gereja Timur

Siap Rugi....! (Matius 8:28-34)

Oleh: Sefnat A. Hontong

Cerita yang dikumpulkan oleh Matius dalam perikop ini bertujuan memperlihatkan bahwa Yesus lebih berkuasa dari segala kuasa yang ada di dunia; dari kuasa penyakit sampai pada kuasa alam dan angkasa (8:23-27). Namun, ada yang menarik dari kisah ini, sebagaimana nyata dalam ayat 34 “Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak Dia, supaya Ia meninggalkan daerah mereka”. Pertanyaan yang perlu diajukan: mengapa masyarakat di Gadara mengusir Yesus? Bukankah Yesus baru saja menolong mereka? Tidak adakah rasa terima kasih mereka kepada Yesus? Apa alasan mereka mengusir Yesus?

Nampaknya alasan mereka mengusir Yesus karena ada kabar tentang matinya ternak babi mereka (ayat 32-33). Babi dalam perikop ini menggambarkan kebutuhan hidup masyarakat di kota Gadara. Sedangkan karya Yesus terhadap dua orang yang kerasukan setan adalah gambaran tanggung jawab umat manusia yang peduli terhadap orang lain. Orang-orang di Gadara agaknya sangat mengutamakan kebutuhan hidup, sehingga mengesampingkan tanggung jawab terhadap sesama yang sedang menderita. Baca selengkapnya ... about Siap Rugi....! (Matius 8:28-34)

Masalah.. Siapa Takut..?

Oleh: Pdt.Yahya Mulyono

Banyak orang yang takut menghadapi masalah. Bahkan kita sering mendengar doa orang Kristen yang meminta kepada Tuhan agar dihindarkan dari masalah kehidupan. Padahal di balik masalah itu ada berkat terselubung yang disediakan Tuhan bagi kita. Di balik masalah yang kita hadapi pasti ada hikmatnya, yang akan membuat kita kagum akan karya Tuhan yang ajaib itu.

Kita akan merenungkan kisah yang terjadi dalam kitab Lukas 1:5-25, di mana kita menemukan beberapa pelajaran rohani di dalamnya:

1. Hidup benar tapi ada masalah.

Zakharia dan Elisabet adalah pasangan suami istri yang hidup benar dan saleh (ayat 6), tapi mereka tidak mempunyai anak sebab Elisabet mandul (ayat 7). Baca selengkapnya ... about Masalah.. Siapa Takut..?

Hukum yang Terutama, Mengasihi Allah

Oleh: Nikodemus Rindin

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia. “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (Matius 22:34-38).

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Baca selengkapnya ... about Hukum yang Terutama, Mengasihi Allah

'Ora Et Labora' Versus 'Labora Nex Ora'

Oleh: Sefnat A. Hontong

Seandainya di hari Raya Pentakosta ini kepada Anda semua ditanyakan manakah yang lebih duluan dilakukan oleh orang yang beriman kepada Tuhan, di antara dua (2) tindakan ini; ‘makan’ dan ‘berdoa’? Apakah Berdoa dulu, baru makan? Ataukah: makan dulu, baru berdoa? Saya yakin, sesuai dengan tradisi umum, Anda semua dengan tegas akan menjawab: berdoa dulu, baru makan. Artinya dengan melakukan ini, kita hendak menyatakan iman kita bahwa makanan yang kita makan itu merupakan wujud berkat Tuhan atas karya hidup kita, sehingga sebelum menikmatinya, kita wajib menyatakan syukur kepada Tuhan, lewat doa kita. Jadi alasan praktisnya sangat jelas di sini, yakni: doa merupakan bentuk syukur kita kepada Tuhan karena sudah memberi berkat dalam karya hidup kita. Baca selengkapnya ... about 'Ora Et Labora' Versus 'Labora Nex Ora'

Adakah Kata yang Lebih Hebat Selain: Kasih?

Oleh: Yon Maryono

Pada saat membaca karakter kasih dalam 1 Korintus 13:13, 8, "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap... Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.", maka sudah dapat dibayangkan betapa hebatnya kata “kasih”. Mengapa begitu hebat bahkan dahsyat! Tentunya tidak hanya oleh karena sifatnya yang sabar, murah hati, tidak cemburu seperti di kidung pujian (bdk 1 Kor 13:4-7), tetapi karakter kasih mempunyai daya dobrak yang begitu dinamis, aktif dan kuat bahkan tidak dapat dihalangi oleh teknologi atau pengetahuan manusia secanggih apapun.

Ketika kita merenungkan, Allah bersemayam dalam tingkap-tingkap langit yang tidak terukur, di mana Allah dinyatakan transenden karena terpisah dan tidak dikungkung dari dan oleh alam semesta ciptaan-Nya, kenyataannya, oleh karena “kasih”, Allah selalu dirasakan hadir di tengah umat-Nya (immanen). Kekuatan kasih-Nya kepada umat ciptaan-Nya telah menembus batas keberadaan-Nya yang sulit dibayangkan. Ia melepaskan keberadaan-Nya yang kudus, yang Maha Suci, untuk hadir menyelamatkan umat-Nya. Dia menyatakan: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus, tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk (Yesaya 57:15). Dia hadir di tengah umat-Nya dengan kecepatan melampaui apapun, sehingga tidak dapat diukur dalam jam, menit atau detik. Bahkan sebelum maksud hati seseorang diucapkan kepada-Nya, sesuatu itu telah terjadi pada dirinya. Baca selengkapnya ... about Adakah Kata yang Lebih Hebat Selain: Kasih?

Pendidikan Orang Bijak & Bajik

Oleh: Sefnat Hontong

Hari Kamis tanggal 2 Mei 2013 kemarin kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dalam amatan saya, peringatan Hardiknas pada tahun 2013 ini agak ‘aneh’ nuansanya, jika dibandingkan dengan peringatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Jika kita membaca berita media, beberapa ke-aneh-an itu bisa saya catat paling-tidak ada 4 (empat) hal, sbb:

1. Menjelang Hardiknas ada sebagian elemen masyarakat Indonesia yang menuntut agar Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nasional RI Muhamad Nuh mundur dari jabatannya, karena terindikasi tidak professional dalam memenej pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

2. Mendekati perayaan Hardiknas ada banyak kritikan dan berbagai opini masyarakat yang menilai pelaksanaan UN sebagai sesuatu yang tidak ‘layak’ dan tidak membawa manfaat apa-apa bagi para siswa dan orang tua siswa, namun hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Baca selengkapnya ... about Pendidikan Orang Bijak & Bajik

Keprihatinan terhadap Ekses-Ekses Gerakan Kharismatik

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, SE, M.Th

Khotbah Minggu
Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya

Pendahuluan

Istilah Yunani untuk “karunia-karunia” adalah “charismata” bentuk tunggalnya “charis” yang secara umum berarti “hadiah, pemberian, karunia, anugerah”. Sedangkan arti kristiani yang khusus untuk kata tersebut ialah “karunia rohani yang berasal dari Allah” (Roma 1:11). Dari kata “charismata” inilah muncul kata “kharismatik”, yang kemudian digunakan untuk “gerakan kharismatik”, yaitu gerakan yang memberikan tekanan kuat pada kharismata yaitu karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan Tuhan kepada gerejaNya. Berikut ini ayat-ayat yang memuat daftar karunia-karunia (kharismata) yang Tuhan berikan kepada Gereja yaitu : Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:4-11; Efesus 4:11-12; 1 Petrus 4:11. Menurut penganut Kharismatik, setiap orang percaya memiliki karunia-karunia yang berbeda-beda satu dengan yang lain, dan hingga kini karunia-karunia itu masih eksis di dalam dan melalui gereja. Dengan kata lain karunia-karunia ini belum berakhir sebagaimana yang diyakini oleh para penganut Sessasionisme yang mengajarkan bahwa “charismata”  atau karunia-karunia rohani yang disebutkan dalam 1 Korintus 12 hanya berlaku pada zaman rasul-rasul saja. Baca selengkapnya ... about Keprihatinan terhadap Ekses-Ekses Gerakan Kharismatik

Kesembuhan

Oleh: Ev. Sudiana

Kesembuhan bukan hanya kehendak Tuhan -- tapi janji-Nya
 
Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:14-17)

Menerima Firman
Berdoalah agar Anda diberi pengertian tentang janji disembuhkan dari penyakit

Merenungkan Firman
Bagaimanakah Tuhan Yesus bisa kita seperti menyembuhkan ibu mertua Petrus 'iman' Baca selengkapnya ... about Kesembuhan

Siapkah Anda Mati?

Oleh: Yon Maryono

Pada saat pertanyaan ini disampaikan kepada seorang pemuda, jawabannya: “Wah, yang benar saja, Om. Mestinya pertanyaan itu ditujukan kepada Om yang usianya sudah 50 tahun ke atas“. Dia tidak siap, dipikir masih mempunyai usia yang panjang jauh dari kematian. Ia masih ingin menikmati hidup di dunia. Demikian pula, ada seorang Pendeta tidak pernah lagi diundang mendoakan orang sakit karena ada 2 (dua) pertanyaan yang selalu disampaikan kepada si penderita: “Saudara percaya Kristus?“ Ya”, jawab si penderita. “Saudara siap mati dalam Kristus?“, si penderita mulai ragu menjawab dan keluarganya mengernyitkan keningnya. Mereka umumnya mengharapkan kesembuhan dan mengharapkan kehidupan di dunia, bukan pertanyaan siap mati. Baca selengkapnya ... about Siapkah Anda Mati?

Pages