Tobat
Oleh: Pdp. Jafar J.I. Thamrin, S.Th.
Kita sering mendengar kata "tobat" dan "bertobat". Apa yang dimaksud dengan kata Tobat ini?
Tobat dalam kamus Bahasa Indonesia berarti: sadar dan menyesal akan dosanya dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya.
Dalam bahasa Ibrani tobat diartikan “Syub”: membalikan diri, memalingkan diri, kembali. Kata “Syub” memang tidak berarti apa-apa kalau tidak diikuti oleh kata “Nakas” yang berarti menyesal. Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah "Metanoia", artinya berubah di dalam atau juga bisa diartikan secara bebas, berubah dari dalam.
Namun menjadi pertanyaan, apakah tobat itu sama dengan kapok atau jera yang mengandung arti: sudah tidak mau berbuat lagi. Sebab selama ini ada orang yang berubah setelah bertahun-tahun dipenjara dan setelah selesai menjalani hukuman, ia keluar sambil berkata: “tobat-tobat, saya mau jadi orang baik.” Ada juga orang berubah dari kejahatannnya, karena ia kedapatan mencuri atau merampok. Ada lagi seorang preman yang telah menjadi tua, ia berupaya untuk berubah demi anak-anak dan istrinya. Selain itu ada juga seorang suami yang lari dengan wanita lain meninggalkan anak dan istrinya dan setelah sakit-sakitan, ia kembali lagi ke anak dan istrinya sambil berkata: “Ma, Papa minta ampun, Papa tobat. Itukan yang namanya tobat/bertobat? Apa sesungguhnya tobat/bertobat itu? Kenapa harus bertobat? Seperti penjelasan di atas tadi bahwa tobat berarti berbalik, atau berubah dari dalam.
Jadi orang yang bertobat adalah orang yang berbalik kepada Allah, berubah pikirannya dari yang jahat kepada kebaikan. Orang yang bertobat bukan takut akan hukuman, bukan juga karena pengaruh lingkungan, bukan pula takut akan akibat-akibat dosa itu, bukan pula takut akan merosotnya derajat di mata manusia. Tetapi yang menyebabkan kepedihan hatinya sedalam itu ialah bahwa ia telah memedihkan hati Allah, bahwa ia telah menyinggung hati Allah, bahwa ia telah merusak hubungannya dengan Allah. Pendek kata, orang yang bertobat adalah orang yang mau berdamai dengan Allah.
Sebagai tanda bahwa orang itu mau berdamai dengan Allah:
1. Ia menyesali dosanya dengan tulus hati (Mazmur 51:6)
2. Ia mengakui dosanya (Lukas 15)
3. Ia membenci dosa serta menjauhkan diri dari dosa.
Pertobatan yang sejati dapat kita lihat pada pertobatan Paulus (Galatia 2:20). Selanjutnya kenapa harus bertobat? Karena kerajaan Allah telah datang, dan kedatangannya adalah pasti dan di dalam terang kerajaan itu, bertobat adalah panggilan yang berlangsung terus sampai kerajaan itu datang dengan sempurna. Dari penjelasan singkat ini kita coba mendekati apa yang dimaksud oleh Alkitab dengan hidup baru dari sudut kata “tobat”. Jadi harus menjadi perhatian untuk setiap anak Tuhan supaya jangan nanti bertobat kalau sesuatu yang berat sudah menimpa kita, tetapi bertobatlah atau berdamailah dengan Allah, sebelum segala sesuatu menimpa kita. Cepatlah sadar akan dosa dan bertobatlah.