Teriakan di dalam Duka
Oleh: Ev. Margareth Linandi
Setiap orang di dalam dunia ini pasti mengalami masalah baik itu anak-anak, tua, muda, remaja, pemuda, namun masalah itu terkadang membuat kita berpikir mengapa berat dan seolah tidak ada jalan keluarnya.
Semua orang di dunia ini ingin memiliki hidup sehat akan tetapi terkadang ujian datang dan kita mengalami sakit dari Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, kita menemui seorang hamba Tuhan, yang sangat takut akan Tuhan, ada juga yang tidak terlepas dari pergumulan. Saat ini kita mau belajar dari Raja Hizkia, raja Yehuda. Hizkia adalah seorang raja yang takut akan Tuhan. Satu kali dia mengalami sakit keras dan hampir mati.
Tentu Hizkia sebagai raja sangat berduka apalagi ada nubuat dari nabi Yesaya bahwa sebentar lagi dia akan mati, dan Hizkia hendaknya memberikan pesan terakhir sebelum ia mati. Setelah nabi Yesaya menubuatkan hal seperti itu maka Hizkia, segera menangis dan berdoa, katanya: "Aku telah hidup dengan setia kepada Tuhan, dengan tulus hati dan melakukan apa yang baik di matamu, ingatlah itu". itu serangkaian doa yang diucapkan oleh Raja Hizkia.
Saat itu raja Hizkia menangis dengan sangat (2 Raja 20:3). Tuhan adalah Allah yang tidak pernah tertidur. Dia selalu mendengar seruan umatnya yang berserah dan berdoa padaNya. Akhirnya, kita melihat Tuhan berbelas kasih dan Tuhan menambahkan 15 tahun lagi kepada Hizkia untuk hidup menyenangkan hati Tuhan (ayat 6).
Ketika kita ada di posisi Hizkia, ketika menghadapi penyakit yang berat dan divonis dr, umur kita sebentar lagi, apa yang ada di benak kita? pasti kita akan menangis dengan sangat, memohon belas kasih Allah untuk menyembuhkan kita. ya kita harus meminta kepada Tuhan tapi kita tidak boleh memaksa Tuhan untuk menyembuhkan kita.
Seperti halnya rasul Paulus, dia mengalami duri dalam dagingnya (tidak secara jelas disebutkan apa penyakitnya), akan tetapi penyakitnya sangat berat dan ia meminta kepada Tuhan untuk mencabut duri dalam dagingnya( II Kor 12:7), lalu Tuhan berkata," Cukuplah kasih karuniaKu bagimu." Tuhan tidak mencabut duri dalam daging Paulus, tetapi justru dalam kelemahan Paulus, kuasa Tuhan dinyatakan.
Ketika kita ada di posisi Hizkia, ada sakit berat,pergumulan berat, berteriaklah kepada Tuhan, ceritakan masalah kita pada Tuhan, kalau perlu menangis kepada Tuhan, menangislah. Yesus ikut menangis, bersama kita.
Saat ini penulis juga mengalami pergumulan berat, dan penulis terus berharap Tuhan menjamah dan menyembuhkan penulis, walau mujizat belum terlihat akan tetapi penulis yakin apa yang dialami oleh penulis adalah yang terbaik untuk penulis dari Tuhan. Amin.