Rayap-Rayap Pernikahan
Oleh: Ayub Yahya
menyerang bangunan. Akhir Maret 2006, binatang kecil dari ordo
Isoptera ini mendadak ngetop. Enggak tanggung-tanggung, ia ketahuan
merusak Istana Negara dan Istana Merdeka!
persen gedung di Jakarta telah diserang rayap. Tiap tahun kerugian
mencapai sekitar Rp 238 miliar. Jumlah yang fantastis untuk ukuran
hewan seimut rayap.
bangunan semegah apa pun, bisa hancur gara-gara rayap. Rayap sanggup
menembus penghalang fisik. Bahkan, gedung dengan struktur yang sangat
kokoh pun tidak bebas rayap. Jadi, satu-satunya cara adalah dengan
melakukan pencegahan dan perawatan. Harus ada antisipasi.
dibangun di atas cinta yang menggebu, di atas komitmen yang begitu
kuat sekalipun, tidak lantas imun dari "rayap-rayap". Maka, adalah
baik dan perlu kita mengantisipasinya. Minimal mengenalinya.
menghancurkan hidup pernikahan kita.
dongeng pengantar tidur, Cinderella, Putri Salju, Beauty and the
Beast, yang selalu berakhir indah. Seakan-akan pernikahan isinya
melulu kebahagiaan. Tanpa masalah. Hanya ada keajaiban. Penuh bunga.
Kemesraan yang tidak pernah berlalu.
bunga. Kadang juga berisi kerikil. Atau, kalau pun berisi bunga;
bunga bangkai berduri. Jadi sudah bangkai, berduri pula. Pernikahan
juga tidak selalu berselimut kemesraan. Kadang juga ada kebosanan,
tangisan, keruwetan.
bikin ledakan emosi mahahebat. Herannya, waktu pacaran pengertian
bisa terjembatani begitu mulus. Berjalan dengan begitu kuat. Tapi
setelah menikah, tingkat pengertian kerap bagai terjun bebas ke
titik nadir. Toleransi menjadi rendah sesudah menikah.
Menganggap pernikahan seolah sesuatu yang sekali pakai lalu buang.
Berantem dikit, pengen cerai. Kesal dikit, bilangnya, "Sudah deh,
kembalikan aku ke rumah orang tuaku!" Bila badai mengguncang biduk
rumah tangga, kita lekas putus asa. Enggak punya daya juang untuk
mempertahankan. Gampang menyerah.
sehingga pernikahan kita tetap kokoh kuat?
telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut
Tuhan daripadamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan
hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
yang legalistis. Tuhan ingin umat-Nya itu tidak hanya terpaku pada
aturan-aturan formal keagamaan, tapi juga memperhatikan hidup sehari-
hari. Sebab ibadah kepada Tuhan tidak hanya soal kultis, tapi juga
soal etis.
khususnya dalam "membasmi rayap-rayap penggerogot" tadi. Adil,
mencintai kesetiaan, dan rendah hati.
menghargai kita, hargailah ia lebih dulu. Kalau kita ingin pasangan
kita bersikap baik kepada kita, bersikap baiklah lebih dulu kepada
ia, dan seterusnya.
Enggak suka nyeleweng, lalu cari-cari alasan pembenaran. Setia
kepada sesama, setia kepada Tuhan. Kesetian harus dimulai dari
perkara-perkara sederhana.
perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
(Lukas 16:10). Jadi jangan harap kita bisa setia dalam hidup
pernikahan kita, kalau janji mau nonton saja, misalnya, kerap
diingkari.
kita. Kita ini seumpama burung dengan satu sayap. Pasangan kita
punya sebelah sayap yang lain. Kita hanya bisa terbang kalau
menggunakan kedua sayap tersebut.
terima kasih dan memuji.