Menjadi Pemecah Masalah
Oleh: Philip Kuncoro
Dalam hal masalah hidup pada dasarnya ada 2 jenis manusia :
(a) Troublemaker = biang kerok/ pembuat masalah
Ini biasanya adalah orang-orang yang terluka, yang suka cari gara-gara. Masalah kecil sering mereka besar-besarkan.
(b) Problem solver = pemecah masalah
Ini adalah tipe yang matang, yang suka mendamaikan suasana dan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada. Tipe ini suka membuat masalah besar menjadi kecil, masalah kecil menjadi tidak ada!
Salah satu tokoh alkitab yang merupakan tipe problem solver adalah Yusuf. Kita akan melihat bagaimana Yusuf mengatasi masalah demi masalah yang dihadainya dengan sukses.
Seni Mengatasi Masalah Hidup
Setiap hari kita menghadapi masalah hidup yang beragam. Jadi masalah selalu ada, yang penting adalah bagaimana kita merespon masalah itu. Kita akan belajar dari Yusuf tentang hal ini.
Inilah daftar permasalahan besar yang dihadapi Yusuf:
1. Menghadapi kecemburuan dan iri hati
Masalah besar pertama yang dihadapi Yusuf adalah rasa iri hati dari saudara-saudaranya. Hal ini terjadi karena beberapa sebab:
(a) Ia merupakan anak favorit ayahnya (Kejadian 37:3)
Entah kenapa Yakob lebih mengasihi Yusuf dibanding ke 11 saudaranya yang lain. Ia memperlakukan Yusuf secara berbeda. Terbukti ia minta dibuatkan jubah yang mewah bagi Yusuf.
(b) Ia pernah melaporkan kejahatan saudara-saudaranya (Kejadian 37:2)
Kakak-kakaknya semakin jengkel kepada Yusuf karena ia suka melaporkan kejahatan mereka kepada sang ayah. Lalu bagaimana Yusuf merespon masalah ini? Ada 2 sikap yang diambil Yusuf:
Yang pertama, ia menunjukkan kasih kepada saudara-saudaranya (Kejadian 37:13-17). Ketika disuruh sang ayah untuk mencari kakak-kakaknya yang sedang menggembalakan kambing domba, Yusuf mencari mereka sampai ketemu. Ia bahkan harus tanya kesana-kemari untuk dapat menemukan mereka. Ini menunjukkan bahwa Yusuf sungguh-sungguh mengasihi mereka. Ini sikap yang luar biasa: tetap mengasihi meskipun dibenci!
Kedua, ia tidak membalas perlakuan saudara-saudaranya. Sekalipun dalam beberapa kesempatan kakak-kakaknya berkata kasar kepada Yusuf, tapi Yusuf tetap berkata hormat kepada mereka. Ini menunjukkan kelapangan hati Yusuf yang luar biasa (Roma 12:17).
2. Menghadapi ketidaknyamanan (Kejadian 37:18-20)
Masalah ke dua yang dihadapi Yusuf adalah ketidaknyamanan yang tiba-tiba dialaminya. Dia dimasukkan ke dalam sumur, lalu di jual kepada pedagang Ismail ke Mesir sebagai budak. Lalu bagaimana respon Yusuf?
(a) Ia tetap tenang
Sekalipun menderita Yusuf tidak panik dan putus harapan. Ia tahu hidupnya aman ditangan Tuhan yang mengasihinya! Tetap tenang di tengah keadaan yang tidak nyaman/penderitaan adalah ciri orang beriman!
(b) Ia tidak menyalahkan Tuhan
Yusuf juga tidak mengumpat dan menyalahkan Tuhan atas masalah yang ia hadapi.
Ia tahu ada rencana Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Hanya ia belum tahu apa itu rencana Tuhan ke depan atas hidupnya.
3. Menghadapi godaan terus menerus (Kejadian 39:7)
Yusuf menjadi orang kepercayaan Potifar. Tapi masalah kemudian justru datang dari istri potifar. Ia menggoda Yusuf terus menerus! Jadi, bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Puncaknya, ketika istri Potifar mengajaknya tidur. Lalu, apa respon Yusuf?
(a) Yusuf tidak mau mendengarkan bujukan istri Potifar (Kejadian 39:10)
Dosa masuk ke dalam hidup kita biasanya melalui indera kita. Bisa melalui mata, sentuhan, atau telinga. Hebatnya Yusuf: ia menutup telinganya terhadap bujuk rayu dosa. Bandingkan dengan Hawa yang justru membuka telinganya untuk ditipu si ular (akhirnya ia jatuh).
(b) Yusuf lari dari godaan dosa (Kejadian 39:12)
Yusuf sadar bahwa ia bukan superman, maka ketka bjuk rayu istri Potifar sudah demikian hebat, ia lari meninggalkannya. Kadang-kadang untuk menghindari dosa kita harus berani lari dari stuasi yang memojokkan!
Contoh: kalau kita kerja di kantor yang curang dan korup, maka jalan keluar terbaik barangkali pindah kerja!
4. Menghadapi tuduhan palsu (Kejadian 39:12-15)
Istri Potifar berang terhadap Yusuf, lalu ia membuat tuduhan palsu bahwa Yusuf mau memperkosanya. Akhirnya Yusuf dimasukan ke dalam penjara. Bagaimana Yusuf merespon masalah ini?
(a) Ia tetap tegar
Sebenarnya sulit tetap tegar ketika seseorang dibatasi kebebasannya (dipenjara).
Bandingkan: banyak koruptor yang tiba-tiba "sakit keras" setelah dinyatakan polisi sebagai terdakwa! Tapi Yusuf memang luar biasa, ia tetap tegar dan tidak menjadi sakit di dalam penjara! Ini menunjukkan bahwa Yusuf memiliki ketahanan mental yang luar biasa!
(b) Ia tidak menjadi pahit hati
Sebenarnya ada alasan kuat bagi Yusuf untuk pahit hati, terutama kepada Tuhan. Ia sudah berusaha keras menjaga kekudusan, eh.. malah masuk penjara! Tapi Yusuf memilih untuk tidak pahit hati. Ia malahan lebih berserah pada Tuhan. Ia tahu tidak ada peristiwa yang terjadi dalam hidupnya tanpa ada rencana Tuhan yang indah di dalamnya!
5. Menghadapi tidak adanya rasa terima kasih (Kejadian 40:4)
Di penjara, Yusuf berbuat kebaikkan dengan cara berhasi menafsirkan mimpi juru minuman dan makanan raja. Dan akhirnya si juru minuman dibebaskan. Namun sayang, setelah keluar penjara, juru minuman raja melupakannya! Lalu bagaimana Yusuf merespon situasi ini ? Sebenarnya ada 2 pilihan yang bisa diambil Yusuf:
(a) Ngambek dan berhenti berbuat baik
Yusuf bisa berpikir buat apa berbuat baik kalau hanya untuk dilupakan dan tidak diberi terima kasih.
(b) Terus berbuat baik
Ternyata ini yang dipilih Yusuf. Sekalipun dilupakan orang ia tetap terus berbuat baik di penjara. Ia menjadi tawanan teladan. Ia tetap suka menolong orang, entah diberi terimakasih atau tidak! Terbukti ketika dimintai tolong menafsirkan mimpi Firaun ia tetap mau melakukannya.
6. Menghadapi kekuasan dan tanggung jawab (Kejadian 41:37-45)
Akhirnya Tuhan melepaskan Yusuf dari penjara, setelah ia berhasil menafsirkan mimpi Firaun. Lalu Yusuf malah dianugerahi kedudukan tinggi di istana Firaun.Menurut seorang penafsir yang diterima Yusuf meliputi:
(1) Yusuf menjadi orang ke dua setelah Firaun (setara dengan perdana mentri)
(2) Ia diberi wewenang untuk mengurusi semua milik Firaun termasuk kekayaan, istana, bahkan kekuasaan Firaun.
(3) Ia diberi Gelar kebangsawanan
(4) Ia diberi kedudukan yang sangat terhormat
(5) Ia diberi/dihadiahi istri oleh Firaun.
Bagaimana Yusuf merespon hal ini ? Kekuasaan bukan hanya anugerah tetapi juga tanggung jawab.
(a) Yusuf melakukan pekerjaannya dengan baik bertanggung jawab (Kejadian 41:46-57)
Yusuf bekerja secara excellent. Tugas yang dia emban untuk mengatur Mesir dan menghindarkan Mesir dari bahaya kelaparan berhasil ia laksanakan dengan sempurna!
(b) Yusuf tetap rendah hati
Yusuf tidak takabur dan menjadi besar kepala. Sekalipun kedudukannya sangat tinggi, ia tetap memiliki jiwa hamba, sebagaimana ia tunjukan ketika mengurusi rumah Potifar.
Jadi rupanya Tuhan mempersiapkan Yusuf untuk mengurusi Mesir dengan jalan menjadikannya pengurus rumah Potifar! Ketika kita rendah hati, maka Tuhan akan memberi promosi!
7. Menghadapi kenangan buruk masa lalu (Kejadian 51:50-52)
Yusuf telah menjadi sosok yang terbuang dan disia-siakan oleh kakak-kakaknya. Kini setelah memiliki kekuasaan, ia punya kesempatan untuk membalas dendam.
Bagaimana respon Yusuf dalam hal ini? Ada 2 pilihan yang bisa diambil Yusuf?
(a) Dia memelihara dendam dan membalas dendam
Yusuf bisa menuruti emosinya dan kemudian melampiaskan dendam itu secara total. Ia bisa berprinsip, mata-ganti mata, gigi ganti gigi agar impas.
(b) Dia tidak mendendam dan tidak membalas dendam
Ternyata pilihan ke dua ini yang diambil Yusuf. Ia memilih untuk menyisihkan dendam dan menggantinya dengan pengampunan. Hanya orang yang berjiwa besar yang bisa melakukan hal ini.