Anak-anak Gunung
Penulis : Daniel Alamsjah
Suatu pagi dibulan Februari yang cerah, jam baru menunjukan jam 6 pagi Anak-anak sudah rapi bergerombol didepan gereja dengan seragam dari TK, SD dan SMP. Mereka adalah anak-anak sekolah minggu yang ingin berangkat ke sekolah Dari wajah2 mereka sangat ceria setelah melewati liburan hari minggu, Mereka membiasakan diri berdoa digereja sebelum berangkat ke sekolah yg berjarak 3 km Pagi itu aku berniat bersama-sama mereka untuk pulang setelah pelayanan semalam di desa.
3 tahun yl, Tuhan memanggilku untuk masuk desa ini dalam pelayanan perintisan mereka yang saat ini duduk di SMP masih di SD, adik2 mereka belum bersekolah.. aku ingat diantara mereka masih ada yang bersandal pergi ke sekolah waktu itu. Puji Tuhan kini mereka semuanya sudah bisa bersepatu seperti anak2 dikota, Ada 4 anak yg baru masuk TK kecil bersama-sama kakak-kakaknya. Sepeda ontelpun belum bisa digunakan untuk daerah ini, Biasanya ku masuk desa ini dengan Taft tuaku tahun 81.. Karena terlalu seringnya keluar masuk desa, turun naik gunung,saat ini sering rewel, Minggu ini aku terpaksa harus naik kendaran umum, berjalan kaki utk sampai didesa.
Hatiku kagum memuji Tuhan.. melihat anak-anak ini yang begitu riang gembira menapakkan kakinya ditanah setapak yg masih lembab karena guyuran hujan semalam, mereka sudah menjadi bagian dalam hidupku, terbesit dalam pikiranku, kalau saja anak-2 dikota tinggal didaerah seperti ini pasti mereka tidak bisa kesekolah, karena mereka bukan seperti anak-anak gunung, dikota- anak2 sudah terlalu dimanja, anak2 desa ini mereka sudah terbiasa harus melewati jalan2 setapak yang curam, turun naik perbukitan, melewati sungai dengan jembatan bambu, karena harus memotong pintas kejalan raya yang terdekat. Lia yang terkecil baru berusia 4,5 tahun, aku ter-kagumkagum melihatnya, ia ber-lari2 tidak nampak keletihan, usiaku yang sudah memasuki kepala enam, dengan nafas yg tersengal-sengal ketika harus melewati jalan yang mendaki, anak-anak harus menunggui aku beberapa kali
Ketika berada didesa jemaat ada yang bercerita baru2 terjadi terhadap penduduk yang sedang mencari rumput ditebing gunung, karena terpeleset masuk kedalam jurang dan ditemukan sudah meninggal dunia. Hatiku pagi itu hanya bisa ber-teriak2 kepada anak2 yang berjalan di-muka hati-hati, karena aku sendiri telah beberapa kali terpeleset ingin jatuh. Setiap pagi pergi sekolah dan pulang sekolah mereka harus melewati jalan2 tikus yang membahayakan itu untuk memotong jalan pintas yang terdekat dari desa mereka ke jalan raya, kemudian dari jalan raya baru mereka menantikan kendaraan umum yg akan membawa mereka kesekolah
Tuhan, tidak ada orang lain yang memperhatikan mereka, Engkau yang menjaga langkah2 kaki mereka agar tidak terjatuh, bahkan kehidupan mereka kelakjadikan mereka menjadi anak-anakMu yang berhasil untuk membangun keterbelakangan desa mereka. Amin