Mengapa Kita Percaya Bahwa Alkitab Adalah Firman Allah?

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Alkitab adalah wahyu Allah kepada manusia yang berisi pernyataan-penyataan tentang Allah dalam relasinya dengan manusia. Atas dasar apakah kita dapat mempercayai bahwa Alkitab adalah firman Allah yang hidup yang menjadi standar moral dan kelakuan orang Kristen ? berikut ini sepuluh alasan yang menunjukkan bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah.

1. Wahyu Ilahi. Para teologi pada umumnya membagi wahyu Allah menjadi dua, yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum adalah pernyataan Allah yang memungkinkan manusia mengetahui bahwa Allah itu ada (exist) melalui alam semesta dan ciptaanNya. Wahyu khusus yaitu pernyataan Allah atas dirinya sendiri kepada manusia. Maksudnya Allah yang dari sorga itu memperkenalkan dirinya sendiri kepada manusia. Ada dua wahyu khusus yang diberikan oleh Allah agar manusia bisa mengenalnya dengan benar. Pertama, melalui pribadi Yesus Kristus yang inkarnasi ke dunia ini (Yohanes 1:1-3, 14,18; 14:7-11; 17:3). Kedua, melalui Alkitab (Firman Allah yang tertulis) kita dapat mengenal Allah dengan benar, karena Dia memperkenalkan diriNya melalui firmanNya yang bisa dimengerti oleh manusia.

  
2. Inspirasi Alkitab. Charles C. Ryrie mendefinisikan inspirasi atau pengilhaman sebagai berikut: “Allah mengawasi sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya.” Dalam 2 Timotius 3:16 kata Yunani untuk inspirasi adalah Theopneustos yang berarti Allah menghembuskan. Penting untuk mengetahui bahwa kata “pewahyuan” berbeda dengan kata “pengilhaman” dan “ilumimasi”. Dalam pengertian teknis-teologis, kata pewahyuan atau penyataan Allah menunjuk kepada pengalihan pikiran Allah kepada pikiran manusia yang dipilih Allah menjadi penulis-penulis kitab-kitab Alkitab. Pengilhaman menunjuk pada penulisan naskah-naskah Asli Alkitab oleh para penulis pihak manusia dalam kontrol Roh Kudus. Pengilhaman disebut juga inspirasi. Sedangkan Iluminasi atau penerangan menunjuk pada pimpinan Roh Kudus yang memampukan manusia memahami kebenaran Alkitab dalam relevansinya pada setiap konteks kehidupan.
  
3. Keotentikan Alkitab. Otentik berarti Alkitab itu murni dan keasliannya terjamin. Alkitab dikatakan asli karena memang ditulis penulis yang namanya dipakai untuk kitab dan tulisannya tepat pada zaman dimaksud. Alkitab dikatakan otentik karena mengisahkan fakta-fakta yang benar-benar terjadi.

4. Klaritas Alkitab. Klaritas atau kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas maksud pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan Firman Tuhan itu. Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tapi memang betul bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (1 Korintus 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas dari yang lain (2 Petrus 3:16).

5. Infabilitas dan Ineransi Alkitab. Ineransi Alkitab berarti bahwa Alkitab tidak ada kekeliruan atau kesalahannya. Infabilitas berarti Alkitab bebas dari kecenderungan melakukan kesalahan. Karena Alkitab diispirasikan oleh Allah, maka Alkitab tidak dapat salah atau tidak memiliki kekeliruan. Ketidakkeliruan Alkitab berarti bahwa Alkitab hanya mengatakan yang benar. Nubuat-nubuat Perjanjian Baru yang telah digenapi membuktikan bahwa Alkitab tidak memiliki kekeliruan.
  
6. Keharmonisan Alkitab. Alkitab adalah pernyataan Allah yang ditulis oleh manusia dalam bahasa manusia. Lebih dari 40 orang penulis dari latar belakang pendidikan, status sosial, ekonomi dan profesi yang berbeda. Di samping itu, kitab-kitab itu ditulis dalam zaman dan tempat yang berbeda pula. Walaupun demikian Alkitab hanya memiliki satu sumber, yaitu Allah sendiri. Itulah sebabnya kitab-kitab dalam Alkitab tidak bertentangan satu dengan lainnya, melainkan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam keharmonisan.
  
7. Kredibilitas Alkitab. Kredibilitas berarti dapat dipercaya. Sebuah buku dianggap dapat dipercaya jika ia benar secara keseluruhan sehingga dapat dipercaya sebagai pegangan dan pedoman hidup. Kredibilitas Alkitab berhubungan dengan inspirasi, infabilitas, kanonitas dan keharmonisan Alkitab.
  
8. Kanonitas Alkitab. Kata kanon berarti tongkat pengukur dan menunjuk kepada suatu standard atau peraturan. Dalam hubungan dengan Alkitab, kanonitas berarti bahwa Alkitab telah diukur dengan suatu standart, telah melewati ujian dan lulus ujian yang meliputi ujian sejarah, arkeologi maupun filologi. Kitab yang tidak lulus kanon disebut Apokrifa.
  
9. Relevansi dan Kecukupan Alkitab. Banyak buku yang telah ditulis oleh para ahli maupun filsuf, tetapi tidak mampu bertahan seperti Alkitab. Usianya lebih dari 1600 tahun. Walaupun begitu Alkitab tetap relevan untuk kehidupan masa kini karena Alkitab adalah Firman Allah Yang Hidup. Kecukupan Alkitab diartikan bahwa Alkitab berisi semua Firman Allah yang dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam keselamatannya, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab yang setara dengan Alkitab. Dengan demikian kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu-satunya sumber firman Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam keselamatannya.

10. Otoritas Alkitab. Seluruh Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai atau mentaati Alkitab berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab menjadi otoritas tertinggi dan final untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah sendiri. Dalam banyak tempat di Alkitab dikatakan "Demikianlah Firman Tuhan...." Bentuk kalimat ini dalam dunia Perjanjian Lama identik dengan bentuk kalimat "Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah yang datang dari yang memiliki kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan. Misal.: Bilangan 22:38; Ulangan 18:18-20; Yeremia 1:9. Dalam Perjanjian Baru, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Lama adalah Firman Allah, misalnya: 1 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:21. Dalam Perjanjian Baru juga terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Baru adalah Firman Allah. Misalnya : 2 Petrus 3:16; 1 Timotius 5:18; 1 Korintus 14:37; Yohanes 14:26; 16:13. Alkitab adalah otoritas penentu dan akhir bagi orang-orang percaya yang menyangkut kehidupan pribadi maupun gereja. Otoritas Alkitab terutama dikaitkan dengan pewahyuan dan inspirasi Alkitab. Orang percaya dan gereja harus tunduk kepada otoritas Alkitab.