Lagu Rohani

Sosialisasi Lagu Rohani Daerah Sudah Dilakukan Tapi Hasilnya Minim Hingga saat ini, keberadaan lagu-lagu rohani daerah kurang mendapat perhatian dari kalangan masyarakat Kristiani di Indonesia. Lagu-lagu rohani daerah kalah bersaing bahkan seolah-olah tenggelam ditengah maraknya kehadiran lagu-lagu rohani berbahasa Indonesia maupun luar negeri.

[block:views=similarterms-block_1]

Bagi kalangan masyarakat Kristiani Indonesia yang berasal dari berbagai macam suku bangsa, tentunya harus bisa melestarikan budaya daerah lewat mencintai lagu-lagu rohani daerah karena bagaimanapun juga kehadiran lagu-lagu rohani daerah akan menambah semangat kekristenan di Indonesia.

Menurut Produser Maranatha Record, Peter Rahardja menjelaskan bahwa selama ini pihaknya sudah berusaha mempopulerkan lagu-lagu rohani daerah. Namun karena minat dan daya beli terhadap kaset lagu-lagu rohani kurang disukai masyarakat, penjualan tidak dilakukan secara berkelanjutan lagi. Demikian yang diberitakan oleh Reformata.

Peter menambahkan, Maranatha pernah membuat album rohani berbahasa Manado dan Sangir, pihaknya juga telah mengalokasikan dana sebesar 20 juta untuk mempromosikan lagu-lagu daerah ini ke berbagai media massa dan melakukan tur ke seluruh Sulawesi tapi angka penjualan tidak memenuhi target pasar.

Pendapat senada juga disampaikan perusahaan rekaman Hosana Record, Eddy Soesanto yang pernah bekerjasama dengan PGI untuk memproduksi album rohani berbahasa Dayak. Namun penjualan album tersebut hanya laku di kalangan PGI saja, sedangkan penjualan diluar tidak mengalami peningkatan yang berarti.

Bagaimanapun juga, usaha yang dilakukan perusahaan-perusahaan rekaman lagu-lagu rohani Kristen di Indonesia bukanlah suatu kegagalan karena usaha mensosialisasikan lagu-lagu rohani kelak akan mendatangkan hasil yang lebih baik yang dapat membuat kekristenan sungguh-sungguh menyatu dengan budaya Indonesia.