Israel dalam Kacamata Rohani dan Bernegara

Oleh: SMT Gultom

Di berbagai belahan dunia, kecaman terhadap serangan Israel ke konvoi kapal misi kemanusiaan tak terbendung. Pemerintah dan masyarakat internasional dari berbagai negara Eropa, Amerika Latin, Australia, Asia, dan negara-negara Arab mengecam tindakan membabi buta tentara Israel tersebut. Di Indonesia, mahasiswa di sejumlah daerah turun ke jalan mengecam aksi negara Zionis tersebut. Kecaman terhadap Israel terus berlanjut.

[block:views=similarterms-block_1]

Gelombang unjuk rasa mengutuk kebiadaban Israel terus berlangsung di sejumlah daerah di tanah air. Mereka membakar patung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Aksi ini sebagai simbol penentangan terhadap Israel yang selama ini bertindak tidak adil terhadap rakyat Palestina. Mahasiswa mengutuk penindasan Israel terhadap bangsa Palestina juga kebiadaban negara itu terhadap relawan kemanusiaan untuk penduduk Jalur Gaza di Kapal Mavi Marmara.

Tulisan ini diharapkan dapat membuka cakrawala iman percaya setiap insan dalam memahami dan menyikapi dengan serius dan benar secara Alkitabiah terhadap pentingnya bangsa yang merupakan "biji mata" Tuhan tersebut bagi kehidupan rohani maupun bernegara. Hal ini menjadi mendesak dan signifikan sebab jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah terdengar di negeri ini orang mengumandangkan kebenaran firman Tuhan yang berkenaan dengan masalah tersebut kendatipun melalui khotbah para hamba-Nya di setiap rumah ibadah maupun lewat jalur legislatif yang duduk dalam parlemen. Barangkali banyak yang mengetahui hanya sebatas ilmu pengetahuan saja dan tidak terbuka untuk menyuarakan kebenaran secara Alkitabiah. Mengapa? Karena Iblis yang licik telah berhasil menutup mata iman setiap orang sehingga tidak mampu melihat secara rohani hakikat esensial hal demikian ini dan dengan mudah menganggap bahwa tidak penting atau kurang menarik jika dibanding dengan masalah pilkada atau masalah yang sedang hangat lainnya, dan bahkan ironisnya ada juga yang ikut serta mengutukinya.

Tuhan berfirman kepada Abraham: "Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka." (Kejadian 17:8)

Bagaimana Nama Israel Disahkan

Seperti tertulis dalam Alkitab bahwa nama Israel diikrarkan di hadapan Tuhan bukan atas kehendak/kemauan segelintir manusia yang mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Dalam Yesaya 48:1 dikatakan: "Dengarlah firman ini, hai kaum keturunan Yakub, yang menyebutkan dirinya dengan nama Israel dan yang adalah keturunan Yehuda, yang bersumpah demi nama Tuhan dan mengakui Allah Israel...." Kemudian jika kita pelajari dalam Alkitab sewaktu Yakub bergumul dengan Tuhan hingga dini hari, Yakub minta Tuhan memberkatinya. Ketika itu pula nama Yakub diubah Tuhan menjadi Israel. Jadi kenyataan ini ingin menegaskan kepada setiap bangsa/pemerintahan yang ada di dunia bahwa Israel adalah satu-satunya bangsa di dunia ini yang namanya diberikan langsung oleh Tuhan. Ketika Tuhan menciptakan masa depan yang baru bagi bangsa Israel setelah bangsa ini melewati ujian, Tuhan menyatakan sendiri bahwa "Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau." (Yesaya 48:9) Sementara maksud Tuhan memberikan ujian kepada bangsa Israel ketika itu adalah: "sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan." (Yesaya 48:10) Kata dapur dikemukakan di sini mengingatkan kita pada suatu tempat/ruangan yang digunakan untuk memasak. Suasana dapur tentunya dapat kita bayangkan sendiri yakni paduan heboh dan panas guna menyiapkan suatu hidangan yang lezat dan menyenangkan. Kalau ujian yang pernah diberikan Tuhan zaman dahulu adalah bangsa Israel dibuang ke tanah Mesir sedangkan nenek moyang mereka di buang ke Babel. Seperti tersurat dalam Alkitab bahwa dalam pengujian tersebut mereka dibuat sengsara/menderita untuk mendapatkan tanah perjanjian (Yesaya 48:10). Kita tahu bahwa dalam perjalanan menuju tanah perjanjian tersebut bangsa itu dipimpin oleh nabi Musa (Keluaran 33:1-3) yang dengan setia melaksanakan perintah Tuhan untuk memimpin bangsa-Nya keluar dari Mesir. Namun kita juga tahu bahwa harapan Musa untuk dapat menginjakkan kakinya di tanah itu pun pupus setelah ia dihukum Tuhan. Sebagai penghiburan dari Tuhan maka diberikan kepadanya untuk memandang dari ketinggian bukit Nebo saja.

Intervensi Tangan Manusia Atas Harta Milik Tuhan

Tahun 1922 ketika Perdana Menteri Winston Churchill memerintah di Inggris, tanah yang Tuhan berikan bagi bangsa Israel dengan sumpah kepada nenek moyang mereka telah dibagi-bagikan kepada bangsa Arab, sedangkan sisanya diperuntukan bagi bangsa Israel yang hanya memperoleh 10% saja dan hingga kini luas wilayah tersebut tetap dipertahankan. Di sisi lain, pembantaian terhadap bangsa Israel berlangsung dan seperti diketahui dalam sejarah dunia ketika kelompok Kristen Ortodoks di Polandia pada tahun 1648 telah membunuh sebanyak kurang lebih 500 ribu orang Yahudi. Kemudian diikuti pemusnahan orang Yahudi oleh kelompok Kristen Ortodoks Rusia yang jumlahnya tidak diketahui.

Di era Perang Dunia II tahun 1940-an, penguasa Jerman ketika itu, Adolf Hitler, telah melakukan pembantaian sebanyak kurang lebih 7 juta jiwa orang Yahudi. Di waktu yang hampir bersamaan pula Inggris mendirikan negara Palestina yang hingga kini tetap didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa namun tetap menghadapi bermacam kendala. Ketika ini pula muncul gerakan antisemitisme dengan menelan korban sebanyak 12 ribu orang Yahudi. Di era milenium sekarang pun Iblis semakin meningkatkan kejahatan dengan meracuni cara pandang negara/bangsa di dunia tanpa terkecuali termasuk negara adi daya, Amerika Serikat, terhadap Israel. Seorang hamba Tuhan bahkan dengan sinis menyatakan bahwa Iblis "meracuni pandangan Amerika terhadap [orang] Yahudi" melalui minyak yang disediakan oleh Arab.

Bagaimana Sikap Tuhan Tentang Hal Ini Menurut Alkitab

Dalam Yoel 3:2 berkata sebagai berikut: "Aku akan mengumpulkan segala bangsa dan akan membawa mereka turun ke lembah Yosafat; Aku akan berperkara dengan mereka di sana mengenai umat-Ku dan milik-Ku sendiri, Israel oleh karena mereka mencerai-beraikannya ke antara bangsa-bangsa dan membagi-bagi tanah-Ku". Tuhan sesungguhnya tidak berkenan dengan semua perbuatan tangan manusia atas hak milik-Nya. Oleh karenanya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban manusia yang telah mencerai-beraikan dan membagi-bagikan tanah Tuhan tersebut. Sehubungan dengan itu tentunya Tuhan akan menghukum manusia atas perbuatannya tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan orang-orang yang telah mengutuki Israel? Hal ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa: "Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau,...." (Kejadian 12:3)

Bangsa Israel Adalah Bangsa yang Dilindungi Tuhan

Apakah kelebihan orang Yahudi? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: kepada merekalah dipercayakan firman Allah (Roma 3:1-2). Kemudian seperti yang tersurat dalam Yesaya 60:12 dikatakan "Sungguh, bangsa dan kerajaan yang tidak mau mengabdi kepadamu akan lenyap; bangsa-bangsa itu akan dirusak-binasakan". Selanjutnya pada ayat berikutnya dikatakan "Anak-anak orang yang menindas engkau akan datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang menista engkau akan sujud menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau "kota Tuhan"." (Yesaya 60:14) "Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, Tuhan, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya." Menyikapi kenyataan akan firman Tuhan ini sebagai ilustrasi ada contoh dari 2 negara kecil tergolong miskin yang tetap setia hingga saat ini membuka perwakilan mereka di Tel Aviv (Israel) yaitu Kosta Rika dan Papua Nugini. Dalam perjalanan sejarah rakyat di kedua negara ini sangat mengimani dan mengamini akan firman Tuhan tersebut karena tidak ingin mengalami kehancuran dan kutuk dari Tuhan.

Menyikapi hal demikian, hendaknya kita pun harus terbuka untuk mengimani dan mengamini langkah iman yang telah dilakukan oleh bangsa Kosta Rika dan Papua Nugini tersebut. Sebaliknya, pemerintah tidak berhak melarang orang Kristen untuk menaikkan doa bagi bangsa Israel yang senantiasa menghadapi pergumulan tersebut. Kalau saja bangsa ini berintrospeksi seraya merenungkan keadaan negeri yang semakin terpuruk dalam berbagai permasalahan seperti kemiskinan, bencana alam dan sebagainya padahal kekayaan alamnya sangat kaya (ironis). Kenyataan ini merupakan hanya pembukaan/peringatan dini saja dari keseluruhan isi firman Tuhan yang tersebut dalam Yesaya 60:12. Tuhan tidak segan untuk melenyapkan Indonesia seperti Tuhan telah melenyapkan bangsa Babel secara tragis (Yesaya 47:1,9,11). Namun, di sisi lain, Tuhan masih mendengar doa dari anak-anak terang-Nya yang tulus berdoa kepada-Nya untuk meminta pelenyapan ini tidak terjadi seketika seperti telah dilakukan-Nya terhadap Babel dalam satu hari saja. Kemudian bila kita baca dalam Yeremia 30:3-7, dengan tegas keberpihakan Tuhan kepada Israel tanpa pandang bulu lagi.

Sebagai perenungan bagi setiap insan di negeri ini bahwa sudah sangat jelas hanya satu-satunya bangsa di dunia ini yang namanya diperjanjikan di hadapan dan dalam nama Tuhan. Apa pun dan siapa pun yang ingin menggugat serta mengutuk Israel akan berhadapan langsung dengan Tuhan.

Selanjutnya ketika nabi Musa mengantarkan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke tanah perjanjian maka Tuhan membekalinya dengan sebuah tongkat. Pada mulanya Musa tidak memahami keajaiban dari tongkat tersebut lalu Tuhan menyuruhnya meletakkan tongkat itu ke tanah maka seketika tongkat itu berubah menjadi seekor ular. Tuhan kemudian menyuruh Musa untuk memegang ekornya dan kembali ular itu berubah menjadi tongkat. Sama halnya dengan nabi Musa, sebagai orang Kristen kita pun telah dibekali oleh Tuhan lebih ajaib lagi yakni dengan sebuah Alkitab untuk menolong bangsa Israel namun tentunya perlu dipahami secara mendalam. Maka perintah-Nya pergunakanlah untuk menolong bangsa Israel keluar dari pergumulan mereka dan segera Tuhan pulihkan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.