Diperbaharui Untuk Memperbaharui
Oleh: Pdt. Midian KH Sirait, MTh.
Tanpa terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, akankah HKBP membawa bendera Salib Kristus juga akan ditentukan oleh pembaharuan yang dibawa oleh para pemimpinnya. Landasan dan gagasan untuk membawa bahtera HKBP mengarungi lautan yang luas, dengan kepastian bahwa Tuhan Yesus akan menyertainya. Jika Allah yang berkarya, tentu kehendak Allah yang berlaku dan berkata-kata di salam semua tapak pelayanan, rela memberikan hati, pikiran, hati dengan dasar takut akan Tuhan. Di sanalah berlaku pembaharuan yang mesti terus menerus dibaharui agar sesuai dengan kehendak Sang Pemilik Gereja.
HKBP sudah waktunya harus memperbaharui kembali kehidupan bergereja, seperti menata kerohanian, mengasah kepribadian, meningkatkan kebersamaan, meningkatkan kemampuan pelayanan, memaksimalkan potensi yang ada dan lain sebagainya. Hal itu amat penting mengingat perjalanan gereja HKBP yang melaksanakan panggilannya dalam berkoinonia, bermarturia dan berdiakonia. Di sana dan di sini tentu masih banyak yang belum tuntas dilaksanakan, komitment itulah yang harus diemban oleh kepemimpinan berikutnya. Biarlah jemaatNya dan pelayanNya mampu berkata seperti Pemazmur “Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik” Karena Tuhan–lah yang memulai pekerjaanNya, Tuhan juga yang sedang bekerja di HKBP. Kita semua berkeyakinan Ia juga yang akan meneruskan pekerjaan-Nya.
Hidup kita harus terus menerus diperbaharui
Seiring dengan semboyan gereja reformasi “Ecclesia Reformata Semper Reformanda”, Gereja adalah Gereja yang terus menerus memperbaharui dirinya patut menghiasi hati selain syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Dalam rangka pembaruan itulah maka HKBP harus mengevaluasi kehidupan gerejanya agar sesuai dengan yang diinginkan oleh Alkitab menjadi garam dan terang dunia.
Mengapa perlu diperbaharui, karena Tuhan ingin gerejaNya terus menerus diperbaharui (Kol 3:10). Seperti jemaat di Kolose, Paulus mengingatkan status orang percaya di Kolose. Bahwa di dalam Tuhan, mereka sudah menjadi manusia yang baru. Oleh sebab itu karakter dan perilaku mereka harus diperbaharui. Kebiasaan-kebiasan lama harus ditinggalkan atau dilepaskan. Namun pembaharuan semacam itu tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi perlu terus menerus, supaya gereja semakin serupa dengan Kristus.
Pembaharuan semacam ini akan mengakibatkan terjadinya sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Roma 12:2 mengatakan ”berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Pembaharuan budi menghasilkan sebuah perubahan. Kata perubahan dalam ayat ini memakai kata metamorfosis, sebuah istilah yang umum dipakai dalam ilmu biologi. Ketika, ulat berubah menjadi kepompong dan kemudian berubah lagi menjadi kupu-kupu. Perubahan kearah yang lebih baik. Dari ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang indah. Dari ulat yang suka merusak tanaman menjadi kupu-kupu yang membantu penyerbukan tanaman. Untuk mewujudkan sebuah pembaharuan perlu tindakan dan kerelaan. Kerelaan untuk dibentuk oleh Tuhan.
Kalau gereja secara pribadi perlu diperbaharui, maka gereja secara lembaga juga perlu diperbaharui. Banyak gereja yang tidak bisa maju atau justru mengalami kemunduran, karena tidak bersedia diperbaharui. Oleh sebab itu sangat penting bagi gereja untuk membuka diri kepada Tuhan untuk dibentuk sesuai dengan kehendakNya. Oleh sebab itu gereja perlu peka dengan kehendak Tuhan dan bukan menurut pada kehendak dunia ini. Kebaharuan itu dapat tercipta dari iman yang selalu diperbaharui dan memperbaharui. Amin (Praeses HKBP Distrik XI Toba Hasundutan)