Renungan Keluarga: Imamat ( 11)

"…Akulah TUHAN Allahmu. Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir…juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan…Kamu harus lakukan peraturanKu…" [Imamat 18:2-4]. "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah [Ibrani 13:4].

[block:views=similarterms-block_1]

Imamat pasal 18 penuh dengan peraturan-peraturan mengenai perkawinan. Semua peraturan ini diberikan Allah kepada keluarga Yakub agar ditaati. Allah melarang keluarga Yakub berbuat seperti kebiasaan orang-orang di Mesir dan Kanaan dalam hal-hal yang berkaitan dengan soal perkawinan. Jadi, keluarga Yakub memiliki tolok ukur dan peraturan yang berbeda dari bangsa-bangsa sekitarnya.

Alasan mengapa Allah memberikan semua peraturan perkawinan ini ialah karena bangsa Israel terikat oleh suatu perjanjian dengan Allah. "Akulah TUHAN Allahmu", demikianlah pembukaan isi perjanjian antara Allah dengan keluarga Yakub di Gunung Sinai (Keluaran 20). TUHAN berhak mengatur kehidupan perkawinan bangsa Israel, karena Ia adalah Allahnya Israel.

Demikianlah juga dengan keluarga-keluarga Kristen saat ini. Kita terikat oleh suatu perjanjian baru dengan Allah pencipta langit dan bumi, yang menyatakan diri-Nya oleh Yesus Kristus. Karenanya, Allah berhak mengatur kehidupan perkawinan kita. Salah satu peraturannya adalah, “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan…”. Penuh hormat disini berarti tidak mempermainkan atau menganggap enteng hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan. Perkawinan Kristen merupakan perkara serius dihadapan Allah. Setiap orang yang melanggar peraturannya, akan terkena akibatnya. Secara khusus, ayat kita diatas berbicara mengenai kesucian perkawinan Kristen dengan menegaskan agar, “janganlah kamu mencemarkan tempat tidur“. Suami, dan juga isteri, dapat mencemarkan “tempat tidur”, jika “tempat tidur” sudah dikuasai hawa nafsu dan pikiran-pikiran kotor. Allah berkehendak agar kasih agape dan kasih eros yang ada diantara suami-isteri, dinyatakan dan terekspresi di “tempat tidur”.

Ayat kita selanjutnya berkata bahwa Allah akan menghakimi, dalam arti memberikan ganjaran kepada tiap-tiap orang, baik yang menjaga kesucian “tempat tidur” maupun yang tidak. Kita melihat contoh yang menyedihkan bagaimana Ruben kehilangan hak kesulungannya karena telah melanggar kesucian tempat tidur ayahnya (Kej. 49:4). Sebaliknya, Yusuf menerima hak kesulungan, juga karena ia telah menjaga kesucian tempat tidur Potifar (I Tawarikh 5:1). Disepanjang Alkitab, maupun sejarah kekristenan, kita dapat melihat contoh-contoh bagaimana Allah menghakimi Umat-Nya berkaitan dengan kesucian “tempat tidur”. Allah akan memberi upah kepada setiap anak-anak-Nya yang menjaga kesucian tempat tidur mereka.

Satu hal lagi yang dapat kita lihat dari ayat diatas. Kehidupan perkawinan dekat dengan kesucian tempat tidur, karena setelah Rasul berbicara mengenai menaruh hormat terhadap perkawinan, ia langsung masuk kepada perihal kesucian tempat tidur. Memang kehidupan perkawinan bukan soal tempat tidur saja, tetapi kesucian tempat tidur merupakan faktor penting dalam perkawinan Kristen.

Comments

Tuhan ampunilah aku aku sudah berzinah. ampuni aku Tuhan.