Bolehkah Aku Bicara?

Oleh: Herwin

Apakah anda mengenalku? Seharusnyalah demikian, karena aku adalah komoditi yang paling banyak dicari di muka bumi. Aku dapat dikenali di hampir seluruh bagian dari dunia, tidak soal apa bahasanya. Jarang ada orang dari negeri manapun yang pergi ke suatu tempat tanpa membawaku serta. Peperangan dan lamanya peperangan sering kali juga ditentukan oleh banyaknya dan adanya aku.

Anak-anak direnggut dari orangtua demi tebusan yang aku bayar. Aku dirampas dengan todongan senjata atau dengan rela diberikan kepada orang-orang yang membuat janji-janji palsu. Ada wanita-wanita yang menikah karena aku, yang lain bercerai karena aku pula. Aku dapat membuat keluarga-keluarga berantakan dan mendatangkan banyak sekali kesengsaraan atas orang-orang yang mencintaiku. Pernah aku melihat seseorang menghianati teman terbaik yang pernah ia miliki demi 30 keping dari padaku. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh seorang pengajar pada abad ke I, yang mengatakan bahwa "Cinta kepadaku merupakan akar segala kejahatan" (1 Timotius 6: 10)

[block:views=similarterms-block_1]

Ya, aku adalah uang. Aku lahir pertama kali pada zaman Mesopotamia Purba (abad 18-16 SM). Aku dibuat dari perak dan digunakan secara reguler dalam transaksi bisnis waktu itu. Kemudian di Mesir aku dibuat dari tembaga, perak, dan emas. Aku pun mulai dikembangkan dalam bentuk kertas pada tahun 1024 di China sewaktu ekspansi perdagangan untuk pertama kalinya menyebabkan kehabisan koin.

Sepanjang sejarah sejak aku dilahirkan, aku begitu disanjung dan dipuja oleh banyak orang, sehingga seorang penulis Amerika, Washington Irvin pernah menggambarkan diriku sebagai dollar yang mahakuasa, objek besar kesayangan universal di seluruh negeri. Akan tetapi di negeri anda mungkin aku dikenal dengan sebutan Peso, Pound, Franc, Gulden, dan Rupiah. Apapun sebutan bagiku, aku tetap dicari secara gila-gilaan dan dapat dikatakan dengan sangat memuakkan. Bahkan bukan oleh orang biasa, dalam kitab Mika 3: 11 dikatakan "Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberikan pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang."

Sebutanku pun segera berubah sesuai dengan caranya aku dipergunakan. Ada yang menyebutku uang registrasi, uang administrasi, uang damai, ataupun uang suap. Ada lagi yang menyebutku uang kopi, uang rokok, uang tunjangan, dsb. Bagi beberapa orang aku adalah uang biaya hidup sehari-hari yang penting, namun sangat susah untuk dicari, sehingga ada yang menuduhku seakan-akan aku memiliki sayap lalu terbang. Mereka yang tak habis-habisnya mencintaiku merangsang diri sendiri dengan impian yang berkilauan untuk kekayaan dan kebahagiaan. Namun sayang, meskipun ada yang sudah menimbun aku dalam jumlah besar, ternyata mereka mendapati bahwa aku masih belum mendatangkan kebahagiaan sejati yang mereka bayangkan. Dalam keadaan ini aku jadi ingat kepada kata-kata orang yang berhikmat dan yang paling kaya yang hidup pada tahun 1000 SM. Dia pernah mengatakan bahwa "Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak, tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur" (Pengkotbah 5: 11)

Maka carilah aku dengan bijaksana, pergunakanlah aku dengan bersahaja, pasti engkau akan bahagia. Akan tetapi bila engkau mencariku dengan membabi-buta, berhati-hatilah engkau pasti akan celaka. Karena Raja Salomo yang sangat berhikmat pada zamannya pernah mencoba membandingkan aku dengan hikmat yang dapat dimiliki oleh orang-orang. Tapi pada akhirnya ia pun mengatakan bahwa "Bila dibandingkan dengan hikmat, aku adalah sama-sama sebagai perlindungan akan tetapi hikmat memiliki kelebihan tertentu yaitu dapat memberikan kehidupan kepada yang memilikinya" (Pengkotbah 7: 12)

Dan aku sadar akan kelemahanku ini. Bukti-bukti sejarah telah menunjukkan bahwa aku tidak akan bermanfaat kalau orang yang mengelolaku tidak berhikmat. Maka benar pula yang dikatakan oleh orang-orang yang rendah hati, bahwa aku bukanlah segala-galanya, sebab ada hal-hal yang jelas-jelas tidak dapat aku lakukan, seperti yang dikatakan oleh pepatah lama yang telah berkali-kali kubaca dan sangat menyakitkan hatiku, karena memperlihatkan kelemahanku :

What money can buy

A bed but no sleep

computer but not brains

food but not appetites

finery but not beauty

a house but not a home

medicine but not health

luxuries but not culture

amusement but not happines

sex but not love.

Maaf aku tidak sanggup menerjemahkannya ke dalam bahasa ibuku, karena aku hanya bisa meniru. Akan tetapi yang jelas, carilah aku dengan bijaksana, pergunakanlah aku dengan bersahaja dan berpadalah pada apa yang ada, maka pasti engkau akan bahagia. Aku rasa sekian dulu saja, aku tidak akan sanggup untuk membuka kelemahanku lebih banyak lagi.