Bila Orang Benar Harus Menderita
Oleh: Sunanto
Ayb 42:5 “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.†Saya sendiri banyak mengalami penderitaan dan juga banyak melihat orang lain yang menderita namun saya belum pernah melihat ada orang yang mengalami penderitaan seberat Ayub.
Satu hal yang pasti, sumber penderitaan yang kita alami bukanlah dari Tuhan tetapi Tuhan mengijinkannya terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Iblis memang sangat suka membuat kita menderita tetapi sebenarnya dia bukan merupakan sumber penderitaan itu. Kita semua merupakan orang yang lahir dalam keadaan sakit jiwanya akibat natur dosa yang kita bawa, ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan dan salah asuh dari orang tua yang membuat penyakit itu semakin parah. Kita mengasihi orang lain karena kita membutuhkan mereka untuk memuaskan keakuan kita. Hal ini bukan kasih melainkan manipulasi sebab kasih yang sejati itu tanpa syarat. Kasih yang sejati tidak dipengaruhi oleh kondisi objek yang dikasihi. Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita hidup dalam dosa sebab Allah adalah kasih sehingga Dia tidak bisa tidak mengasihi. Sebenarnya kita semua merupakan pecandu-pecandu dimana kita mencandui dukungan, penghargaan dan perasaan dibutuhkan dari orang lain. Kisah Yakub mengambarkan bagaimana seseorang yang mencari identitas akibat tidak menerima pengakuan dari seorang Ayah. Sebenarnya yang dibutuhkan oleh Yakub bukanlah hak kesulungan melainkan yang ia butuhkan adalah sebuah pengakuan. Sumber penderitaan Yakub bukanlah Esau melainkan dirinya sendiri yang sakit.
Setelah Yakub dipulihkan dan memperoleh indentitas dari Allah ketika ia bergumul di sungai Yabok maka dengan sendirinya ia bisa berdamai dengan Esau. Tatkala sumber masalah Yakub yang sebenarnya selesai maka masalahnya dengan Esau juga selesai. Jika kita ingin mengubah orang lain maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengubah diri kita dulu. Jangan bermimpi untuk dapat mengubah dunia bila anda belum mengubah diri anda.
Setelah kita selesai dalam menjalani proses pendewasaan seperti yang dialami Ayub maka kita akan mengalami Allah bukan hanya sekedar mengetahui. Kita akan mengalami sebuah tingkat keintiman dan pengenalan akan Allah dalam sebuah dimensi yang baru. Selain itu kita juga akan bisa melihat kemuliaan Allah dalam diri orang lain sama seperti Yakub bisa melihat kemuliaan Allah di wajah Esau setelah ia dipulihkan ( Kej 33:10). Kita tidak akan meletakkan orang lain lebih tinggi atau lebih rendah sebab posisi semua orang sama dihadapan kita. Kita akan memperlakukan seorang Presiden sama seperti memperlakukan seorang pengemis di jalanan sebab pada keduanya kita dapat melihat kemuliaan Allah.
Kita tidak akan lebih mengasihi orang yang menguntungkan kita atau lebih tidak mengasihi orang yang merugikan kita. Yang ada pada kita hanyalah cinta yang sejati yaitu kasih yang tanpa syarat. Inilah tujuan akhir dari semua krisis dan penderitaan yang Tuhan ijinkan menimpa hidup kita yaitu agar kasihNya dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita !