Berkat dan Perintah

Oleh: Triastoto

Yang diberikan oleh Allah Bapa kepada kita itu ada dua, yaitu berkah dan perintah. Berkah yang kita terima adalah karya penyelamatan Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu Salib dan Kebangkitan-Nya pada hari yang ke tiga. Berkah ini kita terima dengan gratis oleh Bapa, alias tidak bayar apa-apa. Namun perintah adalah hal-hal yang diharuskan untuk dilakukan atau yang dituntut kepada kita. Dalam Injil Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Perintah ini secara ringkas ada di Matius 5, 6, dan 7 seluruh perikop, selain itu juga terdapat di Matius 25 ayat 35–40.

Namun kebalikan dari berkah, maka perintah harus dilakukan dengan seluruh jiwa raga kita atau dalam istilah Rasul Paulus, dalam Roma 12 ayat 1 adalah “tubuh“, kita harus mempersembahkan seluruh tubuh kita, itu merupakan persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.


Ada 2 perintah yang “berat” yang sampai saat ini penulis tidak bisa melakukannya, yaitu :

- Dalam Injil Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Yang menjadi masalah adalah penulis tinggal di antara suku bangsa Sunda (Bogor), namun sampai saat ini belum satu orang Sunda pun yang saya jadikan murid Kristus.

- Dalam Injil Lukas 21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Yang menjadi masalah kita ini tidak pernah mempersembahkan dari kekurangan kita. Gambaran janda miskin adalah yang paling tepat dari kita harus mempersembahkan seluruh kehidupan kita. Sebab janda miskin tersebut setelah mempersembahkan maka dia sudah tidak punya apa-apa, yang dia punya tinggal Tuhan saja. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya tetapi yang dia tahu hanya menuruti perintah Tuhan dengan segenap dan sebulat-bulat hati dan seluruh nasibnya hanya dia serahkan kepada Allah Bapa saja. Kita selaku orang “modern“ kadang kita menganggap hal yang demikian “tidak masuk akal” karena tidak menyisakan untuk berjaga-jaga. Kita sama sekali tidak punya “keberanian“ untuk benar-benar bergantung kepada Tuhan Yesus saja saja. Kalau kita masuk gereja dalam dompet ada Rp 500.000,00 paling yang kita persembahkan hanya Rp 50.000,00, padahal seharusnya yang kita persembahkan Rp 400.000,00 sedang sisanya yang Rp 100.000,00 kita gunakan untuk membeli bensin... jadi kita impas.