Indahnya Kekudusan
Oleh:Sunanto
Pada tanggal 31 Desember 1999, saya dengan beberapa orang teman pergi ke Opera House untuk menikmati malam pergantian menuju milenium baru sebab di tempat itu akan ada fire work yang katanya sangat indah dan fantastik. Kabarnya tradisi perayaan tahun baru di Sydney merupakan yang termahal di dunia. Sejak siang hari kami sudah berangkat ke sana sebab sangat banyak orang yang ingin menyaksikan momen tersebut. Penantian kami ternyata tidak sia-sia, fire work yang berlangsung hampir satu jam itu dan diakhiri dengan tulisan eternity di Harbour Bridge sungguh sangat menakjubkan.
Tepat pada detik pergantian menuju milenium baru, kembang api raksasa itu keluar secara bersamaan dari Opera House, Harbour Bridge, Darling Harbour, Centre Point dan beberapa gedung tinggi lainnya.Wow, itu merupakan pemandangan terindah yang pernah saya lihat dalam hidup ini. Bila anda menyaksikan sendiri momen itu saya jamin pasti anda akan terpesona oleh keindahan pemandangan tersebut. Namun setelah saya mengalami indahnya hidup dalam hadirat Allah maka saya merasa keindahan pemandangan pada malam pergantian milenium itu masih kalah indah.
Bagi anda yang pernah merasakan jatuh cinta pasti akan mengenang masa-masa indah tersebut. Beberapa kali saya pernah merasakan indahnya saat sedang jatuh cinta dengan seorang wanita tetapi masih lebih indah saat menikmati curahan kasihNya. Seperti kata Benny Hinn, sangat sulit untuk mendefinisikan keindahan kasih Allah yang dicurahkan dalam hati manusia. Hidup dalam kekudusan bukanlah hal yang membosankan melainkan hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini. Saat kita telah mengecap keindahan sukacita sorgawi itu maka seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, semua kenikmatan yang dunia dapat berikan bagaikan sampah dibandingkan dengan keindahan tersebut. Orang-orang yang telah mengalami kasih Allah tidak akan takut mati lagi bahkan mati dianggap keuntungan.
Katekismus Westminster mengatakan tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya. Banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa yang Tuhan inginkan dari hidupnya adalah pelayanan. Tujuan hidup kita adalah menikmati persekutuan dengan Allah dan dari persekutuan terjadi pembuahan yang akan melahirkan pelayanan. Pelayanan bukanlah tujuan melainkan hasil dari persekutuan dengan Allah. Orang yang giat melayani belum tentu mengasihi Tuhan tetapi orang yang mengasihiNya pasti akan melayani Tuhan dan sesama.
Hanya orang yang bersih tangan dan murni hatinya yang boleh naik ke gunung Tuhan. Kesucian merupakan syarat utama untuk bisa mengalami persekutuan yang intim dengan Allah. Sebelum kita masuk ke dalam realitas keindahan kasih Allah itu maka terlebih dahulu akan ada proses pengudusan. Sama seperti emas dimurnikan dengan api, hati manusia dimurnikan oleh panasnya api pengujian. Kitab Petrus berkata “janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.†Bersabarlah bila saat ini anda sedang diproses dan diuji oleh Tuhan sebab sukacita, kasih dan kuasa yang baru menanti di ujung proses itu. Satu hari nanti pasti anda akan mengalami keindahan dari pelangi kasihNya!