JANIN
Bandung. Di sini kami adalah perantauan semata. Kami dari Manado. Suamiku sedang mengambil specialis kandungan. Semuanya terasa tidak bersahabat ...Ha.....ha... mungkin demikianlah lagu kebangsaan semua orang perantauan. Aku adalah ibu beranak satu. Sekarang aku hamil anak kami kedua. Karena suamiku sedang mengambil specialis kandungan dari ilmu kedokteran, maka janinku pun diperiksa.
Menurut hasil pemeriksaan, janin itu tidaklah menunjukkan ciri-ciri sebagai janin yang baik. Artinya janin itu buruk. Tentu hal itu meminta keputusan kami. Apakah janin itu dipertahankan ataukah janin itu digugurkan. Ada risiko bayi dilahirkan cacat. Benarkah Tuhan memberikan kami seorang bayi yang cacat? Oh itu adalah pertanyaan besar, Itu juga adalah pertanyaan serius.
Iman dan pengetahuan keduanya ada pada kami. Justru keduanya ada pada kami maka pikiran dan hati kami bergolak. Jika engkau yang mengalami ini, apa yang kau putuskan??? ...Setelah melalui banyak pertimbangan dan banyak berdoa, maka kami membulatkan hati untuk memelihara janin itu. Apa pun bayi itu dan bagaimana pun bayi itu kami sudah siap. Betulkah demikian???...Kami pura-pura tidak tahu apa kata ilmu kedokteran. Justru ketika suamiku mengambil specialis kandungan, justru kami bergumul soal janin. Menjelang hari melahirkan, aku terbang ke Manado. Aku memilih kotaku sendiri sebagai tempat aku melahirkan. Di Rumah Sakit aku mendapatkan banyak kunjungan dan seluruh dunia menyambut hangat kehadiran bayi cantikku yang utuh dan sehat sempurna. Sekarang dia sudah dewasa dan menjadi dokter gigi. Ohhhh....berbahagialah orang yang bersandar kepada Tuhan.
Yvonne Sumilat
1 Agustus 2017
Iman mereka pemanis imanku
Artikel ini ditulis berdasarkan kesaksian seorang Ibu, 1994