Merebut Apa yang Hilang

Oleh: Pdt. Robinson Y. Tulenan

Bacaan: 1 Samuel 30:1-6

Ketika pulang dari Filistin, Daud mendapati Ziklag telah diserang. Sebagai pemimpin Daud bertanggung jawab penuh dengan apa yang melanda Negeri Ziklag:

- Ziklag telah dikalahkan/dibakar habis. (ayat 1)

- Seluruh harta dijarah

- Seluruh wanita, dan anak-anak serta orang tua ditawan (ayat 2)

Dan yang lebih tragis lagi dia mendapat ancaman dari rakyatnya sendiri akibat dari peristiwa-peristiwa tersebut.

"Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan." 1 Samuel 30:6

Dalam situasi ini Daud menghadapi 2 serangan: Serangan dari luar dan dari dalam. Yang dari dari luar sudah terjadi, dan yang dari dalam apabila Daud tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut maka itu akan terjadi.

Tidak hanya sedih melihat seisi kota dibakar habis, tidak hanya sedih melihat wanita dan anak-anak ditawan, tidak hanya sedih mengetahui bahwa istrinya sendiri pun turut diangkut oleh orang Amalek, tetapi ia juga harus menghadapi rakyat yang siap membunuhnya dengan lemparan batu karena marah anak dan istri mereka lenyap dirampas musuh. Daud harus menghadapi ini semua, dan situasinya benar-benar mencekam dan berbahaya. Kita mungkin akan segera putus asa jika berhadapan dengan kondisi seperti itu. Tetapi lihatlah dan teladanilah apa yang dilakukan Daud. Dia tidak putus asa sedikit pun. Dia tidak kecewa terhadap Tuhan meski yang ia hadapi sangatlah berat bahkan dia tidak lari dari masalah. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan bagaimana Daud tetap menghadapi semua masalah tersebut, dengan beberapa tindakan. Apa tindakan Daud ketika menghadapi situasi yang berat:

1. Tindakan Memperkuat Kepercayaan. (ay 6c).

Ini adalah tindakan rohani Daud di tengah tekanan-tekanan dunia yang berat. Daud sangat terjepit tetapi baginya itu bukan berarti sudah tidak ada jawaban, justru bagi dunia sudah tidak ada jawaban dan pengharapan tetapi bagi Tuhan tidak ada yang tidak bisa dijawab dan tidak ada yang tidak mungkin. Dengan memperkuat kepercayaan. Daud mengandalkan Tuhan sepenuhnya, dia tahu betul bagaimana menghadapi situasi, tekanan dan ancaman, jawabannya dengan berharap dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya, bagaimana dengan hidup kita hari-hari ini, adakah sesuatu yang sulit dan berat yang kita hadapi? Mari andalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita.

2. Tindakan untuk Merebut Apa yang hilang. (ayat 8-9,17)

Ternyata setelah mengambil tindakan untuk memperkuat kepercayaan dengan mengandalkan Tuhan, Daud harus mengambil suatu tindakan untuk mengejar dan merebut kembali apa yang hilang, yang telah dirampas oleh Amalek. Dalam tindakan yang pertama Daud sangat benar, karena mengandalkan Tuhan dengan memperkuat kepercayaan, tetapi dalam situasi ini Daud juga harus mengambil suatu tindakan untuk merebut apa yang telah hilang dirampas oleh musuh. Dalam situasi-situasi tertentu Tuhan bisa langsung menjawab masalah atau pergumulan tanpa seseorang mengambil suatu tindakan (hanya berdiam diri). Tetapi dalam peristiwa ini, Daud tidak bisa hanya berdiam diri, walaupun Tuhan sudah katakan dia akan berhasil merebut dan melepaskan tawanan tetapi kalau dia hanya berdiam diri tidak ada tindakan untuk merebut apa yang telah hilang maka itu tidak akan berhasil. Begitu juga dengan kehidupan orang percaya walaupun kita katakan saya sudah berdoa, saya sudah rajin beribadah dan lain sebagainya tetapi kalau tidak ada tindakan nyata dari kita untuk mau berubah/bertobat dengan merebut hal-hal/karakter yang Tuhan inginkan, maka sulit untuk kita melihat jawaban Tuhan. Alkitab menjelaskan dengan tindakan yang kedua ini Daud beserta pasukannya berhasil merebut kembali apa yang telah dirampas oleh Amalek semua yang hilang bisa direbut kembali mulai dari keluarga mereka, harta bahkan Daud dan pasukannya mendapat jarahan yang sangat banyak (I Sam 30:17-19). Apa yang menyebabkan sehingga ini bisa terjadi, karena Daud bertindak dengan memperkuat kepercayaannya kepada Tuhan dan merebut kembali apa yang telah hilang.

Mungkin ada yang terhilang dari keluarga kita, ditarik oleh dunia sehingga mereka telah meninggalkan Tuhan, mereka menjadi orang yang terhilang mereka hidup dalam tawanan dunia ini... mari kita rebut mereka kembali.

Mungkin juga ada sesuatu yang terhilang dalam hidup kita: cinta mula-mula kita kepada Tuhan yang dulunya begitu menggebu-gebu tetapi sekarang itu tidak ada lagi. Dulu kita adalah orang penyabar, lemah lembut, penuh kasih, rendah hati tetapi sekarang itu semua sudah hilang justru sebaliknya.

Ataupun dengan krisis ekonomi yang terjadi, kita kehilangan pekerjaan, kesempatan, dll. Marilah kita menjadi Daud-Daud di akhir zaman ini yang mau mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan ada tindakan dari kehidupan kita untuk merebut kembali apa yang telah hilang. Praise the Lord.