Iman Kristen dan Tanggung Jawab Ekologi
Melakukan penginjilan kepada setiap manusia yang berkomunikasi dengan setiap orang yang percaya kepada Kristus merupakan bukti kesadaran kita bahwa manusia akan binasa tanpa Kristus. Berkembangnya pemahaman sekelompok Kristen bahwa keselamatan ada di luar Kristus nampaknya mengurangi semangat kelompok ini akan pentingnya penginjilan. Mereka menuduh kelompok Kristen yang rajin melakukan penginjilan sebagai kelompok fundamentalis. Benarkah kelompok yang rajin melakukan penginjilan kelompok fundamentalis?. Menurut kenyataan yang saya lihat, tidak sepenuhnya benar. Jika mau jujur, kelompok yang melakukan penginjilan Beberapakali melakukan kesalahan.
Saya sebagai orang yang menerima anugerah keselamat dari Kristus, tentunya memberitahu kepada setiap orang yang berkomunikasi dengan saya bahwa Kristus adalah jalan keselamatan dengan cara kontekstual. Kontekstual yang saya maksud adalah menyampaikan iman melalui pembicaraan dan perbuatan. Cara penyampaian kontekstual juga harus melihat situasi dan kondisi. Saya kira, tidak bermasalah apa yang saya sampaikan tentang imanku di negeri Pancasila ini. Penyampaian iman saya merupakan bahan diskusi bagi mereka yang tidak satu iman kepada saya. Saya juga tidak pernah segan menanyakan kepada setiap orang bagimana mereka beriman. Bagimana mereka bergumul memilih iman mereka. Dengan demikian diskusi perbedaan iman tidak menjadi sesuatu diskusi yang sensitif. Jika diskusi pergumulan iman tidak menjadi sesuatu yang sensitif, maka kebebasan memilih iman percaya seseorang menjadi mutlak. Bukankah memilih seseorang menjadi percaya kepada Tuhan pekerjaan Tuhan itu sendiri?. Jika hal itu menjadi pekerjaan Tuhan, mengapa seringkali dipersoalkan manusia?.
Cukupkah sebagai orang beriman kepada Kristus hanya melakukan penginjilan?. Mungkinkah penginjilan bisa dilakukan tatkala lingkungan hidup sudah rusak?. Jika ozon sudah bocor kelak, es abadi meleleh akibat pemanasan global yang mengakibatkan pulau-pulau tenggelam. Mungkinkah di masa itu, kita masih punya waktu melakukan penginjilan?. Saya kira, hal itu bisa saja waktu yang paling efektif melakukan penginjilan, seperti melakukan penginjilan kepada orang-orang yang ditimpa bencana. Tetapi harap diingat, bahwa penginjilan haruslah murni karena iman percaya kita. Saya kira, sebuah kekeliruan besar yang dilakukan orang kristen jika dia menolong orang lain, agar orang lain yang ditolongnya menjadi Kristen. Melakukan segala sesuatu bagi orang percaya adalah karena iman. Jika seseorang mau mengikuti iman kita, bukan karena kita, tetapi karena pekerjaan Roh Kudus.
Kembali ke tanggungjawab orang Kristen kepada alam disekitarnya. Memang harus diakui, terlalu banyak persoalan yang kita hadapi di bumi ini. Di mulai semangat penginjilan, cara penginjilan, sampai persoalan internal gereja yang runyam akibat tidak bertumbuhnya iman jemaat. Kapan kita berbicara dan melakukan tanggung jawab sosial, khususnya masalah lingkungan hidup yang semakin kritis?.
Dalam tulisan ini, saya berasumsi persolan internal Gereja sebentar lagi akan selesai. Di waktu pembenahan internal Gereja ini, saya mau mengajak orang Kristen mulai memikirkan sikap iman kita kepada lingkungan hidup yang makin kritis ini. Tentunya dimulai dari diri kita sendiri. Berbicara diri sendiri tentu tidak lepas dari perilaku kita sethari-hari.
Jikalau ada pertanyaan kepada anda. Apakah anda orang Kristen yang mengeksploitasi sumberdaya alam atau orang Kristen yang memelihara sumberdaya alam. Kedua pertanyaan ini agak sulit dijawab, karena membutuhkan jawaban komprehensif. Akan tetapi, anda boleh merenungkan sikap anda sehari-hari. Dimulai dari cara anda memakai air, membeli mobil yang ramah lingkungan, atau anda tidak perlu naik mobil bila angkutan umum tersedia karena pertimbangan mobil anda menambah macet, penggunaan bensin akan tinggi bila naik mobil pribadi. Apakah anda pengguna bahan-bahan kimia yang berbahaya?, apakah anda membela perusahaan tempat anda bekerja, padahal perusahaan tempat anda bekerja telah memperkosa hak-hak rakyat?, atau jika anda pengusaha Kristen, sudahkah perusahaanih bahan baku yang menghasilkan limbah yang tidak berbahaya, atau jika anda pengusaha Kristen apakah perusahaan anda memilih bahan baku yang tidak menghasilkan limbah yang berbahaya?, apakah perusahaan anda sudah mengelola limbah dengan baik?. Sudahkah perusahaan anda menggunakan air dengan hemat mengingat jumlah air yang semakin kritis?. Atau anda menjadi orang Kristen penyumbang uang ke Gereja terbesar, padahal uang anda bersumber dari judi, korupsi atau perpuluhan profit perusahaan anda yang merusak lingkungan dan mencabik-cabik martabat masyarakat luas itu?. Lalu, dengan sumbangan anda yang besar tempat duduk anda seolah-olah orang terhormat di Gereja?. Atau mungkin juga, karena anda merasa uang anda banyak digunakan membangun Gereja, lalu dengan sembarangan anda mengangkat pistol?. Sebenarnya, apa yang anda cari?. Bukankah menjadi Kristen tugasnya memuliakan Tuhan?.
Salah satu kesalahan Gereja yang paling besar adalah tidak secara sengaja mengajarkan hubungan manusia dengan alam?. Bukankah alam memiliki hak untuk lestari?. Masihkah kita menilai alam sebagai alat bagi kepentingan kita?. Apakah kita masih menilai alam sebagai alat pemuas bagi keinginan kita?. Masihkah kita memperlakukan alam semaunya kita dengan alasan keindahan?. Apakah kepedulian kita terhadap alam hanya semata-mata untuk menjamin kebutuhan hidup kita?, bukankah alam mempunyai nilai pada diri sendiri sehingga pantas dilindungi?. Satu hal yang harus direnungkan buat sahabatku para konsevasionist, tolong jawab pertanyaanku ini. Apa tujuan sahabatku untuk mengkonservasi?. Apakah anda melakukan konservasi hanya karena terbukti mempunyai dampak menguntungkan bagi kepentingan manusia?, khususnya kepentingan ekonomis?. Jikalau itu tujuannya, apakah kita tidak egoistis, karena hanya mengutamakan kepentingan manusia?.
Gurgur Manurung adalah jemaat HKBP yang memberikan perhatianya kepada masalah sosial dan lingkungan hidup.