Gak Usah Pulang ke Rumah Lagi

Oleh: Walsinur Silalahi

Anak-anak sudah dewasa,tetapi hubungan dengan isteri makin tdk harmonis,aku jadinya stress memikirkan tingkah isteriku yang anggap remeh thd aku. Sudah seringkali isteriku itu kuperingatkan tetapi ,tdk ditanggapi.Dia malah sering mengajak bertengkar .Mungkin suatu saat aku menjadi bahan berita di TV karena kesabaranku ada batasnya.Sudah sepuluh tahun ini dia bertingkah demikian.

[block:views=similarterms-block_1]

Setiap aku pulang kantor dia tdk berada dirumah.Kalau aku pergi kekantor dia belum bangun.Biasanya dia selalu mempersiapkan pakaian yang harus aku gunakan bila kekantor atau ke gereja. Ada perasaan kesal,benci,dongkol,,apalah itu sebutannya..aku tidak mengetahui penyebabnya,mengapa dia betah berjam-jam di rumah janda itu. Sebagai suami,aku merasa tdk dihargainya..Pakaianku juga gak diperhatikannya lagi.Buktinya kancing kemejaku,celana ada yang copot,,dia tdk peduli.

Seringkali aku mengenakan kemeja,kancingnya tdk lengkap.Terpaksa saya betulkan dulu dengan memakai jarum tangan. Tak sabar lagi aku menahan emosi ini,aku memarahinya demikian:"bu,kalau gak betah lagi tinggal dirumah,angkut saja pakaianmu kerumah janda itu,spy kamu tdk terganggu dengan urusan dirumah ini.Tau gak teman,dia malah lebih galak:"Bapak saja yang pergi dari rumah ini. Lagian ngapain sih bapa ngomong begitu?,makanan sudah saya siapkan di meja,tinggal santap saja.Rumah juga sdh ku bersihkan.Bapa cerewet amat sih? Aku tdk mau bengong sendiri terus dirumah,makanya aku pergi berkumpul sama teman2. Aku tdk melarangmu berkumpul bu,tetapi ingat pulang dong.Ibu kadang2 pulang jam 23.00,malah sering pulang pagi.Saya jadi curiga bu, ada apanya disana,kataku menjawab ocehannya."Mikir dong bu,anak-anak sudah besar,umur kita sdh diatas limapulu tahun,masa kita bertengkar terus didepan mereka?"kataku menasehatinya.Ternyata dari pemantauanku,mereka bermain kartu disana.Teman2nya adalah wanita yang penghasilan suaminya cukup,dan seringkali ditinggal suami yang bertugas di luar negeri atau di profinsi lain.

Sudah sering saya komplain atas sikap2nya selama sepuluh tahun ini,tetapi dia tdk mau berobah sikap.Pada saat saya pensiun kebiasaan meninggalkan rumah makin menjadi-jadi. Aku bergumul,kalau kuceraikan,aku ingat janji nikah kami di hadapan Tuhan:Tidak boleh bercerai kalau tidak diceraikan oleh kematian.Tidak etis bertengkar terus-menerus dihadapan anak-anak.Kupendam rasa kecewaku dalam hati.Dari perenunganku thd perjalanan keluargaku aku berkesimpulan bhw manusia tdk akan mampu merubah sifat2 negatif pasangannya,kalau bukan datang dari dirinya sendiri.Yang mampu membuat seseorang bertobat dari perangainya yang negatif adalah Tuhan dan itupun bila pelakunya mau dirobah oleh Tuhan.Hobbynya main kartu sangat sulit saya robah.

Akupun menyerahkan persoalan ini kepada Tuhan,biarlah Tuhan yang memilih waktunya untuk isteriku sadar dan kembali kejalan yang benar. Lalu aku berpikiran bahwa lebih baik melayani daripada saya berusaha merobah sifat2 isteriku.Dirumah,saya selalu mengajak anak-anaku untuk berdoa bersama-sama tanpa kehadiran isteriku.Kami juga membuka pelayanan baru di Bekasi seperti Pondok ungu,Jatimulia,Bekasi.Saya juga menulis buku2 tehnik untuk sekolah kejuruan.Dari hasil2 tulisanku pemerintah memakai buku saya sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah kejuruan di seluruh Indonesia.Dari kerabat2ku dan kenalanku,ada sindiran sinis kepadaku.Mereka berkata:"bapak itu aktif pelayanan,tetapi isterinya saja main kartu." banyak lagi ocehan2 yang memojokkanku,tetapi pelayananku berjalan terus,aku tdk menggubris ocehan mereka.

Sebagai manusia biasa ,sekalipun saya aktif pelayanan,saya juga mengalami stress atas ocehan mereka.Kadang aku patah semangat.Suatu ketika dalam peristirahatan saya di Cipanas terbetik pemikiran demikian dalam hati saya: Saya sdh berusaha melayani Tuhan maksimal,tetapi mengapa perobahan isteriku tdk kunjung tiba?",Bagaimana nih Tuhan..Apakah saya selamanya menjalani kehidupan begini?.

Tiba2 tanpa sadarkan diri aku collapse dan terjatuh mencium tanah.Mulutku mengeluarkan lendir.Saat itu aku hanya sendiri.Masih dalam keadaan tdk sadar,seorang petani yang melewatiku terkejut melihatku tertelungkup. Dia bertindak cepat membawaku ke rumah sakit terdekat.Setelah diberikan pertolongan darurat,petani itu melihat kartu nama yang tertera dirumahku dan langsung menelpon isteriku yang saat itu berada dirumah. Dengan sigap isteriku dan anak-anakku beserta beberapa handaitolan datang melihatku ke Cipanas.Kulihat Isteriku mengusap kepalaku dengan menangis. Dia berjanji:"Aku akan selalu merawatmu papa",dan maafkan saya yang selama ini sering membuatmu kecewa dan terluka akan sikap2mu.

Merekapun membawa saya ke Rumah sakit Cikini di Jakarta untuk mendapat perawatan selanjutnya.Badanku lumpuh total,berbicara tdk bisa lagi normal. Setelah cukup lama dirawat disana,dokter menyarankan,agar saya berobat jalan saja dan aktif latihan agar sencor motorik(urat syaraf) berfungsi kembali.

Aku duduk saja di korsi roda,sebuah alat dayung sepeda dipersiapkan untuk melatih gerakan2 tangan maupun kaki.Dengan sabar dan tekun aku lakukan semua nasehat dokter tsb.Setiap hari kamis dan jumat,saya dibawa isteriku ketempat rekreasi seperti ancol,sea world dan tempat2 yang menyenangkan lainnya.Kadang saya dibawa melihat-lihat keindahan ciptaan Tuhan di tempat lahirku Brastagi,Danau Toba.Aku bersukacita melihat perobahan isteriku yang waktunya diberikan total mengurus segala kebutuhanku.Perbuatan2nya yang mengecewakan selama ini ditinggalkan.Dia juga ikut melayani pada kebaktian2 gereja yang saya rintis sebelumnya sambil membawa saya.Saya benar2 mengalami curahan kasih Tuhan,sekalipun saya lumpuh.

Ada orang berkata:"mengapa isterinya berobah setelah suaminya lumpuh?" tetapi bagiku Inilah waktu Tuhan yang saya pergumulkan.Nyawakupun kuberikan asal isteriku bertobat dan diselamatkan Tuhan.Kehidupan didunia adalah sementara.Mari kita persiapkan waktu sedikit ini untuk memperoleh kehidupan kekal bersama Tuhan di sorga.Saya bersyukur karena Tuhan memakai kelumpuhan saya untuk menyelamatkan isteri saya. Tanganku dan kakiku berangsur-angsur pulih,dan sekarang saya sdh mampu berdiri sendiri tanpa tongkat.Soli deo Gracia. Saran penulis.sebaiknya jangan tunggu pasanganmu sakit dulu baru mau berobah sikap dari kelakuan2 yang tdk dikehendaki Tuhan.