Iman dan Perkataan Yesus

Oleh: Andy

Ada banyak lagu dan pujian yang kita naikkan untuk menyatakan isi hati kita kepada Tuhan. Beberapa di antaranya merupakan ungkapan pernyataan iman tentang kepedulian Allah terhadap hidup kita. Tentu saja Tuhan senang dengan iman yang dinyatakan lewat pujian kepada Dia.

Demonstrasi iman yang dinyatakan seorang perwira di Kapernaum kepada Yesus bahkan membuat Yesus heran akan dia dan berkata “..Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai sekalipun di antara orang israel” (Lukas 7:1-10). Pernyataan Yesus tentang keheranan-Nya akan iman seorang perwira Yahudi jelas merupakan suatu pujian yang tulus dan tidak mengandung kepentingan apapun juga.

Bukan karena iman ini lahir dari seorang perwira Kerajaan Romawi yang disegani dan dihormati. Bukan juga karena Yesus bermaksud memperoleh “posisi aman” karena berkenalan dengan seorang perwira tinggi Romawi. Pujian yang Yesus nyatakan dalam bentuk keheranan-Nya lebih disebabkan beberapa hal berikut ini.

1. Sebagai seorang Perwira tinggi Kerajaan Romawi, dia bisa saja memanfaatkan kedudukannya untuk memerintahkan Yesus supaya datang dan menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Tetapi yang terjadi adalah dia mengirimkan beberapa orang tua-tua Yahudi untuk memohon pertolongan Yesus.

2. Perwira tinggi Romawi ini bukan mengirimkan sembarang orang untuk menemui Yesus. Dia mengirimkan tua-tua Yahudi yang sangat dihormati dalam pelayanan rumah Ibadah orang Yahudi. Ini merupakan pernyataan iman yang sangat dalam yaitu bahwa dia mengakui Yesus lebih tinggi daripada imam-imam orang Yahudi.

3. Perwira ini bersusah payah untuk mendapatkan Yesus hanya karena kepeduliannya terhadap bawahannya yang sakit lumpuh. Dia tidak sedang bersusah payah untuk memperoleh kesembuhan bagi dirinya sendiri atau keluarganya. Tetapi sebagai seorang perwira tinggi yang memiliki banyak bawahan, dia bahkan peduli terhadap salah seorang bawahannya yang sakit.

4. Perwira ini dengan segala kenyamanan, kehormatan, kekayaan dan fasilitas yang dimilikinya sebenarnya sangat memungkinkan baginya untuk masuk dalam perangkap kenikmatan seorang penguasa dan melupakan sisi lain dari kehidupan agamawinya. Tetapi Alkitab mencatat perwira ini merupakan seorang yang sangat peduli terhadap pembangunan rumah ibadah orang Yahudi.

5. Perwira ini tidak mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tidak juga meragukan kemampuan Yesus, tidak menaruh curiga kepada Yesus dan tidak menginginkan apapun dari Yesus selain kesembuhan bawahannya. Sebaliknya Perwira ini justru mengungkapkan keyakinannya kepada Yesus dalam satu perkataan fenomenal yang penuh kuasa, ....”tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh ”

Alkitab tidak mencatat kejadian ini sebagai perumpamaan, tetapi sejarah perjalanan Yesus ketika memasuki kota kecil Kapernaum. Yesus tentu saja tahu bahwa DIA akan bertemu seorang perwira di kota ini. Tetapi Yesus tidak pernah menyangka kalau seorang perwira tinggi yang hanya sebatas pernah mendengar tentang mujijat yang Dia (Yesus) lakukan ini, menaruh kepercayaan yang sangat tinggi kepada-Nya. Itu sebabnya Yesus berkata ...”Ia heran akan dia”

Seringkali dalam hidup kekristenan, kita dihadapkan pada suatu pilihan untuk mempercayai Yesus sepenuhnya atau tidak. Lihatlah perkembangan teknologi dan kemampuan intelegensia manusia yang semakin menakjubkan. Apakah kita masih sungguh-sungguh perlu Tuhan dalam abad modern yang diberi label “Tuhan sudah mati” ? Manusia sekarang tidak lagi takut akan Tuhan.

Keberadaan Tuhan merupakan ejekan di dunia internet. Manusia hidup dalam kesombongan dan kebodohan terbesar sepanjang sejarah. Manusia masuk dalam perlombaan untuk menyamai Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh Lucifer dan Nimrod dalam pembangunan menara babel. Babel yang merupakan lambang dari kebejatan moral, kerajaan ego, penyembahan berhala dan nafsu percabulan dengan dunia pada akhirnya akan dihancurkan (Wahyu 14:8).

Perkataan Yesus banyak kita jumpai di mana-mana. Sebagian menggunakan perkataan Yesus untuk mencari keuntungan dengan mendramatisasi jemaat lewat kotbah-kotbah di atas mimbar, yang lain menghiasi perkataan Yesus dalam bingkai-bingkai indah untuk dijual sebagai pajangan semata, beberapa sekolah Kristen menawarkan sensasi pendidikan karakter serupa Kristus dalam mata program tahunannya dengan biaya sekolah yang sangat mahal, hamba-hamba Tuhan berlomba-lomba mengutip perkataan Yesus untuk memotivasi jemaat membangun gedung gereja yang lebih besar sementara melupakan hakekat dasar jemaat sebagai tubuh Kristus yang utama, dan masih banyak lagi lainnya.

Perkataan Yesus tidak lagi memiliki kuasa karena dimanfaatkan untuk tujuan lain yang tidak sesuai dengan karakter Ilahi. Perkataan Yesus hanya serupa mantera untuk menghalau kesialan hidup. Perkataan Yesus tidak lagi termanifestasi menjadi seperti aliran sungai yang memuaskan orang yang mendengarnya tetapi sebaliknya menjadi perdebatan bahkan di antara sesama orang yang mengaku dirinya percaya kepada Yesus. Ironis.

Itu sebabnya ketika kita mengusir setan, setan tidak pergi. Ketika kita berdoa mencurahkan berkat, berkat tidak datang. Dan saat kita mencari kesembuhan dalam nama Yesus, yang kita dapati hanyalah kekecewaan belaka. Iman kita membeku dalam jerat waktu. Iman kita mati dalam pengharapan dan keniscayaan. Iman kita tidak bertransformasi menjadi kenyataan.

Iman seorang perwira Romawi merupakan refleksi atas kondisi iman yang Yesus harapkan kita miliki. Gaya hidup perwira Romawi yang menaruh kepedulian atas rumah Allah dan sesamanya merupakan sinkronisasi yang harmonis dan sesuai dengan perintah-Nya dalam Ulangan 6:5, dan Imamat 19:18, Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu,.. dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Kepedulian terhadap sesama akan menggerakkan hati Yesus untuk bertindak dalam hidup kita, sehingga ketika kita menyatakan perkataan Yesus, perkataan Yesus tidak akan kembali dengan sia-sia. Hukum kasih melebihi semua yang mampu kita kerjakan, lebih berharga daripada jika kita memberi diri untuk dibakar (1 Kor. 13:3). Dan ketika kita melakukannya, pujian yang Yesus berikan kepada sang perwira, tidak mustahil juga akan diberikan kepada kita. Biarkan Yesus terheran-heran dengan iman yang kita miliki saat ini.

Tuhan memberkati.