Tuhan Tidak Tinggal Diam

Oleh: Metha Chandra

Saya seorang wanita karier yang bekerja di departemen export-import, yang mana sebelum saya bekerja di perusahaan tersebut, sudah ada karyawan lain, sorang pria bapak-bapak yang lebih senior, yang lingkup pekerjaannya sama dengan saya, sebelum saya masuk. Dan karena keseniorannya, dalam perkembangan selanjutnya, dia diangkat menjadi Direktur.

Entah mengapa, si Bapak ini seperti tidak senang saya menjadi saingannya, padahal dia sudah dimutasi ke jabatan yang lebih tinggi, dan pekerjaan saya pun sudah tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang dia tangani.

Singkat cerita, pada suatu hari saya kehilangan uang dollar untuk membayar agen pelayaran yang sdh saya siapkan dan saya masukkan dalam amplop2 tertentu. Uang yang hilang waktu itu cukup banyak menurut takaran saya yang hanya karyawan, yakni USD 1000, atau kurang lebih Rp 9,8 Juta.



Saat saya kehilangan uang ini, si bapak yang jelas-jelas tidak ada hubungan kerja dengan saya, tiba-tiba inisiatif pergi ke dukun di luar kota, dan malah mengajak anak buah saya pergi bersamanya.

Iblis selelau punya cara menjatuhkan kita sebagai anak-anak Tuhan. Yg saya heran, saat di dukun tersebut, ditanyakan siapa yang mencuri uang perusahaan (yang ada pada saya) saat itu, ditampakkan pada kaca spion besar, seperti shooting video (kata anak buah saya yang diajak tersebut menceritakannya kpd saya),, terlihat lorong tangga menuju ruangan departemen kami, lalu terbuka pintu ruangan, terlihat saya sedang bekerja dgn banyak berkas-berkas dokumen di meja, lalu terlihat amplop itu ada pada saya.

Intinya, tidak ada pencuri lain, selain saya yang pegang uang tersebut. Pergi ke dukun itu juga disaksikan oleh manager personalia yang diajak juga sama si Bapak direktur mantan manager export-import yang memusuhi saya tersebut.

Alhasil ada 2 saksi mata selain dia yang melaporkan hasil apa yang mrk lihat kepada Bpk/Ibu Pimpinan perusahaan kami.

Saya seperti ditempeleng secara keras. Saya menangis.."oh Tuhan, mengapa koq saya melaporkan uang hilang yang akan saya bayarkan ke agen pelayaran, menagapa sekarang tuduhan malah berbalik kpd saya?". Saya merasa semua orang menuduh kepada saya, karena kebanyakan orang Indonesia masih percaya kepada dukun-dukun semacam itu.

Yang lebih parah lagi, bapak direktur tersebut menaruh kemenyan di depan ruangan saya, dan mengganti aqua minuman galon di ruangan saya dgn galon air minum lain yang telah diisi air jampi-jampi, dan berkata semua orang di departemen saya harus minum air tersebut, dan bila dia pencurinya, maka sehabis minum orang tersebut akan sakit dan akhirnya mengaku bhw dia yang mencuri.

Ironisnya.. di jaman yang sdh modern seperti ini, di mana Bpk/Ibu Pimpinan adalah juga anak Tuhan beragaman Katolik, berpendidikan barat, koq masih dapat mempercayai direktur yang suka main dukun tersebut.

Saya sempat protes kepada Tuhan.."Tuhan, mengapa Tuhan? Mengapa koq bisa di dukun itu pada kaca spion bisa keluar gambar saya, dan mengapa kau biarkan anakMu dipermalukan seperti ini?"

Akhirnya saya hanya bisa menangis dan menerangkan kepada Ibu Pimpinan, bhw saya benar-benar tidak tahu kemana uang itu, dan bahwa saya tidak mencurinya, masa'kan saya bergaji di atas uang yang hilang tersebut, dan sdh bekerja 20 thn, bodoh-bodohnya mengorbankkan semua hny demi uang USD 1000 tersebut.

Sbg konsekuensi dan pertanggung-jawaban, akhirnya saya menawarkan diri mengganti uang yang hilang tersebut dengan mencicilnya 10x. Bukan karena saya tidak mau menggantinya secara cash, namun karena saya tidak mencurinya, banyak orang di departemen saya, dan saya tidak tahu 1 demi 1 karakter dan persoalan mereka, maka saya tidak rela hrs menggantinya langsung, namun saya cicil 10x.

Saat ini peritiwa tersebut telah lewat 3 tahun, dan Tuhan sendiri yang melakukan pembalasannya. Entah karena kesalahan apa, Bpk direktur tersebut di-PHK oleh Bpk Pimpinan kami.

Saya teringat bagaimana dulu direktur ini selalu bikin cara selamatan, bakar kemenyan, potong/sembelih kerbau dan menanam kepala kerbau tersebut di lokasi pabrik pada perusahaan kami, dan sebagai anak Tuhan, saya sedih melihat semuanya ini terjadi dan disetujui oleh Bpk/Ibu Pimpinan, dan bahkan beliau duduk dalam selamatan tersebut.

Sekarang semuanya berbalik 180%. Direktur yang main dukun tersebut telah menuai kejahatan yang telah dia taburkan. Dan saat ini aura perusahaan kami mulai memancarkan damai sejahtera, karena sekarang di perusahaan kami, telah diadakan Persekutuan Doa tiap 1 bulan sekali untuk kami karyawan yang beragama Kristen & Katolik.

Saya teringat Firman Tuhan di dalam Roma 12:17 dan 19 "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-KU, AKU-lah yang akan menuntut pembalasan, demikian Firman Tuhan". Halleluyah! How great is our God!