bijaksana

Kebodohan vs Kebijaksanaan (Bagian 2)

Oleh : Ev. Sudiana

Sejarah pekerjaan badut sudah ada sejak lama, khususnya pada masa kerajaan-kerajaan di Eropa di mana raja-rajanya menderita stress seperti yang dialami oleh orang-orang modern. Mereka membutuhkan pertunjukan badut saat mengakhiri atau mengawali hari-hari mereka, atau sewaktu-waktu jika stress yg dihadapi begitu berat, dan para badut akan membuat lawakan untuk melonggarkan stress raja mereka. Baca selengkapnya ... about Kebodohan vs Kebijaksanaan (Bagian 2)

Himat dan Kearifan yang Hilang

Oleh: Yon Maryono

Banyak cerita di Negeri ini. Bagaimana keputusan hakim katanya tidak mempertimbangkan fakta persidangan yang terjadi. Jaksa menuntut perkara atas dasar dakwaan yang dicari-cari. Tuduhan Pemerintah berbohong karena apa yang diucapkan Pimpinannya tidak sesuai dengan tindakannya. Banyak politisi yang katanya wakil rakyat, menyuarakan suara rakyat, ternyata ditahan karena didakwa korupsi. Banyak hal lain lagi yang mungkin lebih memprihatinkan. Hubungan kausal sebab akibat seolah tidak terjadi lagi oleh karena kepentingan pribadi atau kelompoknya dapat membalikkan segalanya. Seolah, ketika kita mengharapkan kebenaran dan keadilan, situasinya tidak jauh mengenai hukum rimba yang tidak ada aturan, jikalau pun ada, aturan tersebut akan dilanggarnya. Maknanya siapa berkuasa akan lebih kuat dan pasti akan menang. Mereka telah kehilangan kesadaran, kepekaan dan solidaritas, sehingga hikmat dan kearifan yang merupakan kemampuan melihat makna kebenaran dibalik peristiwa juga hilang. Apa yang terjadi? Persoalan muncul tatkala kepentingan kelompok berbeda dengan nilai dan tujuan kebenaran masyarakat umumnya. Baca selengkapnya ... about Himat dan Kearifan yang Hilang