Ketika Allah Melangkah Keluar

Baca: Kolose 1:15-20

Kita tidak perlu bertanya-tanya seperti apakah Allah itu. Kita juga tidak perlu bertingkah seperti anak kecil yang menatap ke langit dan bertanya kepada ibunya, "Apakah Allah ada di atas sana?" Ketika ibunya meyakinkan anak itu bahwa Allah ada di atas sana, si anak menanggapi, "Bukankah lebih baik bila Ia memperlihatkan wajah-Nya supaya kita dapat melihat-Nya?"

Apa yang tidak dimengerti anak tersebut ialah bahwa Allah telah mengizinkan kita untuk melihat-Nya. Dengan mengutus Anak-Nya, Yesus, ke dunia, Bapa di surga benar-benar memperlihatkan diri-Nya sendiri. Yesus adalah Allah "yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia" (1 Tim. 3:16). Ia mengatakan dengan jelas kepada Filipus, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yoh. 14:9). Para ahli teologi menyebut kebenaran ini sebagai inkarnasi.

[block:views=similarterms-block_1]

Ini adalah kabar baik yang terkandung dalam Natal, bahwa Allah telah menunjukkan kepada kita seperti apakah diri-Nya dalam diri Anak-Nya. Ia meninggalkan kemuliaan surga dan datang ke bumi untuk lahir dari seorang perawan. Semua atribut Allah yang tidak terbatas berdiam dalam diri sang Bayi yang dibaringkan oleh Maria di dalam palungan Betlehem. Ia adalah "gambar Allah yang tidak kelihatan", pribadi yang "di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu" dan "segala sesuatu ada di dalam Dia" (Kol. 1:15-17).

Saat kita berhenti sejenak untuk merayakan kelahiran Yesus, ingatlah siapa Dia. Di dalam Yesus, kita melihat kekudusan, kasih, dan anugerah dari Allah yang kekal.

Pada hari Natal, Allah sungguh-sungguh keluar dari surga. -- PVG

Suatu hari Allah membuka pintu surga
Dan datang untuk tinggal di dunia:
Menjelma dalam tubuh manusia --
Seorang bayi yang lahir sederhana. -- D. De Haan

Kandang Betlehem adalah langkah pertama dalam perjalanan kasih Allah menuju ke salib Kalvari.

Diambil dari:

Judul buku : Hadiah Terindah/Edisi Hari 10
Penulis : Paul Van Gorder
Penerbit : RBC Ministries, Indonesia 2007