Rohaniawan Buta (Palsu)

Oleh: Kilat Kasanang

"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengar­nya." (Lukas 10:23-24).


Apa yang dimaksud oleh Tuhan dengan apa yang dilihat dan apa yang didengar, bukanlah dalam arti harfiahnya, namun dalam arti rohani, yaitu memahami perkara-perkara rohani, rahasia-rahasia kebenaran Allah, yang hanya diungkapkan kepada orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang tidak dipakai oleh dunia ini. Bagi orang diluar mereka, hal-hal itu hanya dinyatakan secara harfiah atau perumpamaan, yang juga tidak akan dipahami oleh mereka, sehingga hal itu tetap saja merupakan rahasia bagi mereka, bahwa bagi orang-orang pilihan Allah diung­kapkan rahasia Kerajaan Allah namun kepada orang-orang lain segala sesuatu yang berkenaan dengan kebenaran itu hanya disampaikan dalam bentuk perumpamaan :

"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." (Markus 4:11).

Berkenaan dengan penglihatan rohani ini, lebih jauh kita akan mengutip suatu cerita singkat, tentang pertemuan seorang yang buta dengan Tuhan Yesus:

"Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk dipinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat" Lalu ia berseru: "Yesus Anak Daud, kasihanillah aku!" Maka mereka yang berjalan di depan, menegor dia, supaya diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada didekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan eng­kau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia, sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah." (Lukas 18:35-43).

Tuhan Yesus dan rombongan yang sangat besar akan masuk kota Yerikho, dan disana dekat pintu gerbang kota ada seorang buta yang mengemis. Mungkin juga ia telah lama mendengar kabar tentang Yesus, sehingga ia berharap suatu ketika dapat berjumpa dengan Dia, dan minta disembuhkan. Seperti pepatah mengatakan: "Pucuk dicinta ulam pun tiba". Mendengar suara orang banyak ia curiga dan bertanya, tentu saja ia bertanya kepada orang yang dapat melihat: "Apa itu?" Dan orang yang "MELIHAT" itu menjawab: "Yesus orang Nazaret lewat." Penglihatan dan penilaian orang yang "MELIHAT" itu terhadap Yesus, ternyata hanya sebatas Yesus sebagai orang Nazaret!. Namun, mengherankan, bahwa orang buta itu temyata dapat melihat dan mengenal Yesus jauh lebih sempurna dan pada orang yang dapat melihat itu. Ia berseru dan memanggil Yesus dengan panggilan yang tepat: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah saya!" Panggilan "Anak Daud" adalah ungkapan tradisional orang Israel bagi Mesias yang sedang dinanti-nantikan mereka, yang berasal dari ungkapan dan pernyataan janji Allah kepada Raja Daud lewat Nabi Natan, yang dapat dibaca dalam II Samuel 7:12-13.

"Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya."

Janji Allah inilah yang menjadi dasar ungkapan "Anak Daud" bagi Mesias yang dinantikan bangsa itu. Semula orang mengira bahwa yang dimaksud adalah Raja Salomo yang telah mendirikan Bait Suci di Yerusalem, namun pemerintahan-nya tidak kekal, hanya 40 tahun ia memerintah dan wafat.

Sebagai salah satu akibat serius dari kejatuhan manusia kedalam dosa, Allah mengusir keduanya dari taman Eden dan menutupi jalan kembali ke taman itu. Dengan usahanya sendiri, manusia tidak akan memperoleh jalan untuk kembali ke dalam persekutuan dengan Allah. Manusia menjadi buta, tidak dapat melihat dan memahami apa yang bersifat rohani, yaitu kebenaran-kebenaran Ilahi.

Ironisnya bahwa diantara manusia yang semuanya buta secara rohani, ada orang-orang tertentu yang merasa "melek-rohani", terutama dikalangan mereka yang memperoleh predikat sebagai ROHANIAWAN. Mereka mengaku dan mengira bahwa mereka adalah golongan yang paling memahami rahasia dan hikmat rohani, ia tidak tahu bahwa dialah ROHANIAWAN BUTA (PALSU), karena kenyataannya sekalipun ia mempunyai predikat rohaniawan, namun tetap saja ia orang dunia. Sewaktu Tuhan mengucapkan"Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barang siapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barang siapa yang dapat melihat, menjadi buta." (Yohanes 9:39),golongan ROHANIAWAN BUTA (PALSU) tadi mendengar dan mereka tersinggung:

"Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada disitu dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu." (Yohanes 9:40-41).

Itulah jawaban Tuhan bagi semua orang yang mengira ia melihat, padahal buta.

Ada ungkapan yang mengatakan, bahwa orang yang paling bodoh diantara orang bodoh, ialah orang bodoh yang mengira ia pintar, orang yang paling buta diantara orang-orang buta, ialah orang buta yang mengira melihat. Itulah keadaan para rohaniwan palsu itu. Karena mereka adalah buta dalam soal-soal rohani, namun mengira bahwa mereka "MELIHAT", maka mereka tidak pernah memerlukan tabib ­agung, yaitu Tuhan Yesus untuk menyembuhkan butanya. Tapi orang yang sungguh-sungguh menyadari bahwa ia buta, maka ia akan berseru-seru kepada Tuhan seperti orang buta di pintu gerbang Yerikho itu:

"Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!"

Apa yang dinyatakan orang buta itu sebagai ungkapan permintaannya kepada Tuhan, patutlah ditiru oleh semua orang yang menyadari dirinya buta: "Tuhan supaya aku dapat melihat!"

Dan kita tahu bahwa kini adalah jaman ROH KUDUS, DIA-lah yang diutus oleh Tuhan menggantikan peranan Kristus, sesuai apa yang ditentukan oleh Tuhan sendiri, antara lain untuk menangani orang dunia yang buta ini (buta rohani):

"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang di dengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yohanes 16:13),(Yoh 14:15-17;26).

PENUTUP:
Diakhir-akhir ini, manusia semakin DIBUTAKAN, saling fitnah, saling mengejek, saling menyerang, contoh : gara-gara PILPRES saudara dengan saudara (kakak-adik jadi bertengkar), suami Vs istri (beda pilihan), para rohaniawan pendeta Vs pendeta, orang tua Vs anak, kristen Vs kristen, owh..mengerikan sekali !, IBLIS TELAH MENUAI BANYAK KEMENANGAN, kita tidak bisa lagi melihat KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA, karena itu mari berdoa dan BERTOBATLAH, katakalah TUHAN ampunilah dosa kami, kami telah "buta" untuk melihat mana yang baik dan mana yang tidak, apalagi untuk melihat hal-hal yang ROHANI, kami butuhkan ROH KUDUSMU, kami butuhkan FIRMANMU sebagai penerang bagi setiap langkah kaki kami, agar kami tidak terjatuh dan tersesat AMIN

"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105).

Penulis: Pdt.Kilat Kasanang, M.Th.(Wakil Gembala GBI Yos Rayon 8 Palangkaraya)
Sumber: -
Situs Anda: -