Perintah Yang Tidak Dapat Dituruti Oleh Sebagian Orang

Oleh: Herlianto

“Hormatilah ayahmu dan ibumu….” (Keluaran 20:12)

Banyak yang merasa sulit untuk menuruti hukum kelima yang luar biasa dari Sepuluh Hukum. Bagi mereka sama halnya dengan Tuhan meminta mereka untuk melompat ke bulan. Perintah itu mengatakan :

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20:12).

[block:views=similarterms-block_1]

Kedengarannya mudah? Tidak halnya dengan orang-orang ini. Bila Ibumu dan Ayahmu adalah orang yang baik, setia, pengasih, anda mungkin merasa mudah untuk “menghormati” mereka. Bersyukurlah karena hal ini.

Tetapi bagi yang lainnya, perintah ini adalah sebuah dinding batu. Ibunya seorang yang kejam, seorang pecandu alkohol mungkin, pecandu obat-obatan, seseorang yang malas, egois, tidak peduli, atau kejam, orang yang rasanya tidak mungkin kita “hormati”. Atau mungkin Ayah yang menjadi masalah : dia adalah seorang pecandu alkohol, kasar, kejam, egois, mencintai kesenangan pribadi, tidak mencintai anda, dan dia bahkan meninggalkan anda untuk pergi bersama wanita lain. Bagaimana anda dapat “menghormati” atau menghargainya? Saat berdoa Doa Bapa Kami, anda merasa sangat sulit mengucapkan, “Bapa kami yang ada di surga…”

Masalah ini adalah penting. Bila anda percaya bahwa Tuhan memberitahu anda untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat anda lakukan, hal ini akan mengecewakan anda. Anda tidak bisa berbuat apa-apa; bukan salah anda bila orang tua anda tidak memberikan atmosfir kasih sayang yang setiap anak dalam dunia ini berhak dapatkan. Apa yang akan terjadi pada orang banyak adalah menjauhkan diri dari Tuhan. Mengapa melayaniNya bila Dia menuntut apa yang tidak dapat anda lakukan?

Tetapi pada saat yang bersamaan, dalam relung hati anda yang paling dalam, anda merindukan kedamaian dengan Tuhan dan penyembuhan dari jiwa yang luka. Anda tidak dapat membuang orangtua dari pikiran anda, walaupun mereka berada ribuan mil jauhnya. Selama anda masih hidup, mereka selalu membayangi anda didalam relung emosi anda sebagai manusia. Anda tidak pernah benar-benar bebas; anda memiliki bola dan rantai yang melilit di mata kaki anda. Bila mujizat menyanggupkan anda untuk mematuhi hukum kelima yang bermasalah itu, anda melihat ada harapan untuk sanggup mematuhi kesepuluh hukum tersebut dan bahagia.

Tuhan telah meyakinkan anda pada hukum kelima itu bahwa Dia akan menyanggupkan anda untuk “menghormati ayahmu dan ibumu, agar panjang umurmu” dan bahagia. Oleh sebab itu perintah ini mengandung rahasia kehidupan bahagia.

Tetapi bagaimana Dia dapat melakukan mujizat ini?

  1. Pandangan Tuhan terhadap orang berbeda dari kita, dan Dia menyanggupkan kita untuk memandang seperti halnya Dia. Dengan kata lain, saat Tuhan melihat seseorang yang perhitungan, egois, menyebalkan, tidak ada kasih-semuanya ”jelek”, Dia melihat apa jadinya orang itu nantinya, dengan kasih karuniaNya. Beginilah Tuhan melihat umat manusia yang berdosa ini, ”tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Korintus 5:19).

    Ya, Tuhan mengasihi manusia, tetapi Dia tidak mencintai kejahatan mereka. Jadi, karena Kristus memberikan DiriNya bagi keselamatan setiap manusia, Dia melihat dalam diri setiap manusia apa akan jadinya manusia itu saat karunia Tuhan bekerja dalam hatinya. Dia melihat potensi; Dia melihat apa yang akan orang itu pilih bila keadaan mengizinkan. Banyak orang yang menyebalkan, tidak menyenangkan, atau suka membantah, ada masalah terpendam yang membuat dia bersikap demikian.

    Misalnya, di Uganda ada seekor gajah yang sangat menyebalkan yang suka keluar ke jalan utama dan mengganggu kendaraan bermotor yang lewat. Akhirnya penjaga harus menembak binatang itu. Kemudian mereka menemukan masalahnya : gajah itu memiliki gigi yang rusak dan sedang sakit gigi. Biasanya gajah itu jinak.

  2. Anda belajar dari Alkitab untuk berpikir apa jadinya orangtua anda jikalau bukan karena masalah-masalah menyakitkan yang telah menyusahkan hati mereka. Ya, hal ini memerlukan iman dari padamu, tetapi anda belajar iman itu dari Yesus karena Dia memiliki iman dalam kamu. Sementara Yesus mengampuni kita saat kita tidak patut dikasihi, demikian anda belajar untuk mengampuni orangtua anda.

    Sangat benar bahwa anda tidak memiliki kekuatan dalam diri anda untuk melakukan hal ini. Tidak ada buku psikologi yang dapat memberikan kemampuan itu. Tetapi inilah yang dilakukan oleh kasih karunia Kristus bagi kita. Adalah kepastian dari Tuhan dalam hukum kelima. Dia katakan, anda akan belajar menghormati ayahmu dan ibumu, dan anda akan bahagia sekarang dan selamanya.

    Kasih orangtua pada anak-anaknya bisa berubah; bahkan bila anaknya jahat, orangtua masih mencintainya. Sekarang dengan kasih karunia Juruselamat, memungkinkan juga bagi seorang anak (mungkin yang telah dewasa sekarang!) untuk mencintai orangtuanya betapapun jahatnya orangtuanya.

  3. Di balik mujizat ini kita menyadari bahwa kita seperti gajah yang sedang terganggu itu. Sesuatu telah menyakitkan kita dan membuat kita terganggu, tetapi kita belajar dari Alkitab bahwa ada hal-hal yang menyakitkan Yesus juga. Dia ”dihina dan dihindari orang” (Yesaya 53:3), disakiti, dihina, ya, disalibkan. Dia memiliki musuh dan orang-orang yang menyiksa dia, tetapi Dia mendoakan mereka yang menyalibkan Dia, ”Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Sementara kita ingin Tuhan mengampuni kita, tidak melihat kesalahan dan gantinya mengasihi kita, demikian juga sekarang kita diberikan kasih dan kasih karunia terhadap orang yang bersalah kepada kita. Ini adalah mujizat dari kepastian hukum kelima.
  4. Kepastian ini tertanam pada fondasi kebenaran yang kokoh, lebih kokoh dari bukit-bukit : kasih Tuhan bagi duniaNya yang berdosa. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Dapatkah anda bayangkan seorang “Bapa” yang lebih luar biasa dari pada Tuhan itu sendiri, Bapa dari Yesus? Tetapi tunggu, ini ada masalah : ada suatu waktu dimana Bapa begitu jauh dari Yesus, tidak merespon terhadap permohonanNya, dimana Yesus merasa Bapa tidak mengasihiNya. Saat Yesus berada di salib, Bapa kelihatan begitu jauh (mungkin ayah atau ibu anda kelihatan begitu jauh secara emosi!) sehingga Yesus berseru, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).
  5. Kemudian, menurut catatan di Mazmur 22:1 dan seterusnya, Yesus terus berdoa padaNya, tetapi Bapa tidak menjawab: ”Engkau tidak mendengar” (ayat 2). Pada saat-saat yang sulit itu, Yesus tidak memiliki bukti yang bisa dilihat bahwa BapaNya mempedulikanNya! Jangan menganggap remeh realitas pencobaan yang Yesus rasakan. Bila Dia membuka hatiNya bagi pencobaan Setan itu, Yesus bisa menjadi dendam dan marah. Tetapi Dia melawan cobaan itu, dan memilih untuk menciptakan sesuatu dari ketiadaan, mempercayai bahwa BapaNya mengasihiNya dan mendengarkanNya walaupun tidak ada satu bukti nyata yang bisa mendukung imanNya. Dia dihina dan dihindari orang, ditinggalkan oleh murid-muridNya sendiri, surga begitu gelap dalam jiwaNya, namun Dia memilih untuk mempercayai BapaNya.

    Dan kita membaca sebelum Dia mati di kayu salib, Yesus memenangkan kemenangan. Sepertinya Dia sedang berada dalam penderitaan yang sangat dalam, sedang terlempar di atas tanduk benteng Afrika yang liar, ”selamatkanlah aku....dari tanduk banteng liar!” (pasal 21). ”Aku tidak dapat melihat wajahMu yang penuh kasih,” kata Yesus, ”tetapi Aku percaya Engkau ada di sana, walaupun sepertinya Engkau tidak mengasihi Aku, aku percaya dalam kegelapan Engkau mengasihi Saya!

    Seperti seorang anak yang tidak dapat melihat wajah orangtuanya yang penuh kasih dalam kegelapan, tetapi percaya bahwa kasihnya adalah nyata. Di atas salib Yesus berseru agar kita semua mendengar, “Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajahNya kepada orang tiu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepadaNya” (ayat 24).

    Yesus membangun satu jembatan di atas kegelapan yang kelam dan dosa (dosa kita, kesalahan kita), dan membuat jalan bagi kita untuk percaya kepadaNya saat segala sesuatu menjadi gelap bagi kita. Kita menyebut jembatan itu “penebusan” atau “rekonsiliasi”. Sekarang, dapatkah anda membangun satu jembatan rekonsiliasi antara anda dan orangtua anda, bahkan sepertinya mereka tidak peduli? Bahkan bila mereka telah lama beristirahat, anda dapat menciptakan kembali masalah itu dan menerima “rekonsiliasi” yang diberikan Kristus.

    Ya, dengan kasih karunia Kristus Juruselamatmu! Imanmu yang bersandar padaNya dan imanNya adalah penuh kuasa. Hal ini juga seperti membangun sesuatu dari apa yang sepertinya tidak ada. Kasih yang melebihi dari kasih yang kita terima secara manusia (itu disebut kasih agape dalam Perjanjian Baru), dan mulai melakukan mujizat. Kasih demikian, yang bermula dari Kristus, mengerjakan mujizat di bumi ini. Banyak keluarga yang menjadi asing satu sama lain disembuhkan oleh kasih karunia Kristus ini!

  6. Tetapi umpamanya orangtua anda tetap menolak kasih karunia Kristus yang terpancar dalam anda? Dalam beberapa kasus, hal ini bisa terjadi, dan kita harus siap, karena Tuhan tidak dapat memaksa orang sesuai kehendaknya. Tetapi jangan cepat menyalahkan orang lain; tetapi apabila hal ini benar kesalahan mereka, rencana susulan Tuhan terdapat dalam Alkitab.

    Yesus menjelaskan apabila kita mengasihi mereka di dalam ”rumah” dan ”Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu” (Matius 10:13). Artinya adalah jikalau usaha pendamaian dan “menghormati”mu gagal, Roh Kudus akan memberikan kepadamu kedamaian dalam hatimu. Anda telah memilih untuk “menghormati ayahmu dan ibumu”, untuk “menghormati” institusi orangtua dan keluarga, menghormati orangtua yang seharusnya bijaksana dan pengasih oleh karunia Kristus – adalah rencana Tuhan yang mula-mula bagi umat manusia. Sekarang “hari-harimu” akan “panjang” dan bahagia, seperti kepastian dalam sabda hukum kelima!

  7. Ada satu pelajaran berharga yang kita pelajari dari hubungan kita dengan orangtua kita : ”Kita memiliki ayah yang mengoreksi kita, dan kita menghormatinya... Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya” (Ibrani 12:11). Kita belajar untuk bersyukur kepada Tuhan atas ”ganjarannya”! ”Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?” (ayat 6,7). Kabar Baik Yang Luar Biasa! Sejuta kali, semua yang anda pikir ”melawan anda” adalah ”untuk anda”! ”Ganjaran” yang menyakitkan ternyata adalah bukti bahwa anda diperlakukan sebagai anak Allah!
  8. Apakah kita akan belajar untuk menghormati kakek dan nenek juga? Tuhan bisa saja memilih untuk melipat gandakan manusia di dunia ini dengan cara lain gantinya melalui keluarga, seperti memasukkan koin dalam mesin. Tetapi tidak, Dia memilih untuk membawa setiap anak ke dunia ini melalui keluarga yang hangat dan penuh kasih. Saat kita mulai mengerti rencana keselamatanNya, kita ”menghormati” kebijaksanaanNya. Dengan demikian, kita diberikan karunia untuk menghormati semua nenek moyang kita. Mereka mungkin saja tidak berpendidikan seperti kita, tetapi mereka melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Tuhan katakan tentang mereka seperti Yesus katakan tentang Maria Magdalena, ”Ia (Maria Magdalena) telah melakukan apa yang dapat dilakukannya”. (Markus 14:8). Nenek moyangmu ”melakukan apa yang dapat mereka lakukan” dan anda menghormati mereka karena kasih dan kesetiaan mereka.
  9. Dengan cara yang sama, anda juga ingin menghormati mereka yang telah digunakan oleh Tuhan untuk menjadi berkat bagimu. Ini adalah prinsip yang sama dalam hukum kelima. Guru-guru anda, pendeta anda, bahkan pemerintahan anda yang telah bekerja bagi anda, layak menerima hormat dan penghargaan. “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN” (Imamat 19:29).

    Sekali lagi, itulah kepastian yang Tuhan sanggupkan anda untuk lakukan bila anda percaya Dia telah membawa anda “keluar dari Mesir, dari tempat perbudakan” “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran”. (Amsal 16:31). “Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban” (20:29).. “Orang muda” suatu hari akan menjadi “orang tua” dan bila mereka menghormati dan “menghormati” pimpinan mereka, mereka akan menuai berkat yang sama saat mereka menjadi tua! Dengan menurut pada prinsip yang terkandung dalam hukum kelima, anda akan menciptakan surga kecil di sekeliling anda.

    Anda akan pergi ke surga, tetapi sekarang anda memiliki surga kecil di sekeliling anda sementara dalam perjalanan anda!

    Tuhan telah memperingatkan kita bahwa pada akhir zaman banyak yang akan kurang iman, dan bilamana mereka memilikinya, akan menyanggupkan mereka menurut pada hukum kelima : “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik“ (2 Timotius 3:1-3). Kondisi yang sangat menyedihkan ini adalah kegagalan pendeta memproklamirkan Injil Yesus Kristus yang suci dan benar. Malaikat ke dua dari Wahyu 14 mengingatkan kita , “Babel sudah rubuh, sudah rubuh,” (ayat 8). Pelanggaran empat hukum Tuhan yang suci telah mengakibatkan pelanggaran yang meluas pada enam hukum berikutnya!

    Faktanya, Tuhan telah menulis Sepuluh HukumNya dalam rangkaian yang teratur. Yakobus mengatakan apabila kita melanggar satu, kita telah melanggar semuanya (Yakobus 2:10). Tetapi hal ini benar adanya apabila kita melanggar hukum yang satu akan membawa pada pelanggaran ke hukum selanjutnya.

  10. Faktanya, tidak mungkin melanggar hukum kelima kecuali terlebih dahulu melanggar hukum keempat. Tuhan telah menaruh hukum-hukumNya dalam urutan yang berarti. Apabila kita menjaga kesucian hari Sabat Tuhan, “hari ketujuh” yang telah dikuduskanNya bagi kita, Dia akan sanggup memateraikan kita dengan Roh Kudus sehingga keluarga yang bermasalah akan disembuhkan sementara mereka berkumpul untuk berbakti kepada Tuhan dari Sabat ke Sabat.

    Ada Kabar Baik melihat fakta bahwa di seluruh dunia banyak orang-orang terkasih yang keluar dari “Babilon” untuk mengambil tempat di antara “orang-orang kudus” Tuhan yang “menuruti hukum Tuhan dan iman kepada Yesus” (ayat 12).

  11. Anda ingin menjadi bagian dari mereka! Yesus mengundang anda. Dia sedang mengumpulkan semua orang dari segala kesedihan, tempat-tempat yang tidak bahagia; sekarang mereka menuju sinar terang kasihNya. Kesukaan dalam persekutuan dengan mereka yang membagikan ”iman Yesus”. Tempatmu ada disana, sedang menunggu anda.