Menggapai Tujuan

Penulis : Janner, Pasaribu

Kejadian 25:28-34
28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
30 Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. 31 Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
32 Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
33 Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
34 Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Berikut ini ada lima aspek yang perlu Anda pertimbangkan untuk menggapai tujuan.


  • Untuk mencapai tujuan, pertama, Anda perlu bekerjasama dengan Tuhan, Anda perlu taat pada rencana-Nya, selain itu harus ada penyerahan total kepada-Nya. Kedua, kita perlu bekerjasama dengan orang lain, dimulai dari dukungan doa mereka.
  • Kerja yang konsisten. Setelah Allah menetapkan tujuan, yang perlu kita lakukan adalah fokus untuk menyelesaikannya. Walaupun orang mengecewakan kita, tetaplah maju di jalan yang sudah Ia sediakan bagi kita.
  • Fokus yang berarti memastikan pandangan kita pada tujuan di depan dan tidak membiarkan diri kita dipengaruhi oleh apapun.
  • Sering kali tujuan yang Allah berikan menuntut keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah kesediaan kita untuk beraksi walaupun hasilnya masih samar. Kita dapat melakukan ini karena Tuhanlah yang memintanya. Semakin dalam iman kita kepada-Nya, semakin besar keberanian itu nantinya.
  • Kembangkan gaya hidup yang secara sadar terus bergantung pada Tuhan. Kita sering tergoda untuk mencapai suatu tujuan dengan kekuatan sendiri dan melupakan Tuhan. Hati-hati kesuksesan sejati membutuhkan ketergantungan total pada Sang Pencipta.


Pokok pemikiran di atas bukanlah suatu standar untuk mengukur diri kita, tapi arahan untuk menolong kita untuk maju di jalur yang benar. Bila Anda belum menetapkan tujuan, carilah seseorang yang sudah melakukannya. Belajarlah terbuka untuk hal-hal baru, dan untuk perubahan.

Sumber: Sentuhan Hati Vol 6 No 7 Mei 2005