Keberhasilan dan Kegagalan Abigail

"Ia sujud pada kaki Daud dan berkata : `Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini" [ I Samuel 25:24 ]. "perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya" [ I Samuel 25:3 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Kisah Daud, Nabal, dan Abigail merupakan gambaran bahwa kebijakan itu melampaui urapan, dan dapat menyelesaikan serta mengatasi kebodohan. Daud adalah seorang yang telah diurapi Tuhan untuk menjadi raja atas Umat Israel. Tetapi didalam kisah ini, Daud sedang mengalami proses disiplin Tuhan, dan masa persiapan sebelum ia memerintah, dimana ia harus berpindah-pindah tempat karena menghindari pengejaran Saul beserta tentara-tentara Israel yang terpilih. Pada masa-masa yang sulit seperti ini, kadangkala Daud dan orang-orang yang bersamanya memerlukan bantuan makanan, perlengkapan atau bantuan lainnya. Dalam cerita ini Daud mengutus orang-orangnya kepada Nabal, seorang yang kaya tetapi kasar dan jahat kelakuannya, untuk memperoleh sedikit bantuan, karena menurut Daud, ia telah melindungi harta milik Nabal. Tetapi ketika Nabal menolak dan menjawab dengan kasar, Daud menjadi marah dan memutuskan untuk membunuh semua laki-laki yang ada pada Nabal [ I Sam. 25:34 ].

Ketika rencana Daud diketahui oleh Abigail, isteri Nabal, maka perempuan bijak ini segera bertindak, tanpa memberitahu suaminya, dengan mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis, dan dua ratus kue ara, dan segera menemui Daud, sebelum Daud datang menyerang keluarganya. Kebijakan Abigail, menyebabkan ia merendahkan diri dihadapan Daud , dengan sujud di kakinya, serta memberi alasan- alasan yang dapat diterima Daud, agar Daud jangan menumpahkan darah dan bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Langkah Abigail ini diterima Daud, bahkan Daud memuji Tuhan Allah Israel yang telah mengutus Abigail untuk mencegahnya melakukan hutang darah, dan bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Kita tahu kisah selanjutnya, dimana sepuluh hari kemudian Tuhan memukul Nabal sehingga mati, dan Abigail menjadi isteri Daud, serta melahirkan Kileab baginya.

Melalui cerita ini kita melihat bagaimana kebijakan Abigail, dapat meredam kemarahan Orang yang diurapi Tuhan, serta menyelesaikan kebodohan Nabal dengan cara Tuhan sendiri. Kebijakan memang melampaui urapan dan kebodohan. Isteri yang bijak adalah isteri yang rendah hati, dan dapat berkata-kata serta memberi alasan-alasan yang dapat diterima. Isteri yang bijak menyelesaikan masalah dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik. Disinilah keberhasilan Abigail.

Tetapi yang mengherankan adalah, bagaimana mungkin isteri yang cantik dan bijak seperti Abigail, memperoleh suami yang kasar dan jahat kelakuannya, seperti Nabal, walaupun ia memang seorang pengusaha yang berhasil dan sangat kaya ? Apakah ini merupakan kegagalan Abigail ? Kita tidak mengetahuinya dengan jelas, tetapi alangkah indahnya jika keluarga-keluarga Kristen dipenuhi oleh para isteri yang bijak dan suami yang diurapi Tuhan.

Sumber: Gema Sion Ministry