Antara Usaha dan Anugerah

Penulis: Yogi Triyuniardi

Alkisah, ada seorang anak manusia yang sedang bergumul dengan Sang Penciptanya. "Tuhan", seru anak manusia itu. "Mengapa Engkau begitu jauh? Mengapa aku Kau buang di bumi ini?" Tidak ada jawaban.

[block:views=similarterms-block_1]

"Aku ingin bertemu denganMu, ya Allahku." kata anak manusia itu. Aku tahu dari nenek moyangku, bahwa Engkau bertahta di atas langit."

"Aku akan berusaha melintasi langit itu, agar aku bisa bertemu denganMu!" Lalu ia membuat sepasang sayap besar yang terbuat dari kerangka kayu, dilapisi oleh bulu-bulu burung elang yang besar, diikat secara tersusun rapi, layaknya sayap seekor burung.

Setelah beberapa bulan mengerjakan sayap ini, dan selesai, ia membawa sayap buatannya ke puncak tebing yang paling tinggi, memasang sayap tersebut ke tubuhnya, dan mengepak-ngepakan sayapnya, layaknya seekor burung. Ia melompat dan berhasil terbang di udara! Ia berkata dalam hatinya, "Tuhan, aku akan kembali ke rumahMu."

Langit begitu luas. setelah beberapa jam anak manusia itu mengepakkan sayap buatannya, ia menjadi lelah. Angin berhembus lebih kencang dan merusakkan sayap buatannya. Ia jatuh dari langit, tanpa daya.

Sebelum ia terhempas ke bumi, ia sempat berkata dalam hatinya, "Tuhan, aku sudah berusaha dengan sekuat tenagaku. Namun aku gagal. Aku tak bisa bertemu denganMu. Maafkan aku yang sombong ini, Ya Tuhanku."

Tiba-tiba dalam hatinya ada suara, "AnakKu, Kuterima permohonan maafmu. sekarang engkau tahu bahwa semua usahamu sia-sia. Aku mau supaya engkau percaya sepenuhnya padaKu."

Ia menjawab, "Ya Tuhan, sekarang aku percayakan hidupku. Aku berserah penuh kepadaMu." Lalu terdengar suara seperti benda jatuh dari langit. Sang anak manusia telah mati.

Tubuhnya memang mati. tetapi jiwa dan rohnya tidak. Ia segera keluar dari tubuhnya yang sudah menjadi mayat, dan melayang ke udara, kembali ke pangkuan Bapa di Sorga.

Saudara-saudariku yang kukasihi dalam Tuhan Yesus, banyak orang mengira bahwa kita dapat kembali ke sorga dengan kekuatan dan usaha kita sendiri. Kita harus mencari pahala sebanyak-banyaknya, dengan tujuan bahwa Allah akan melupakan dosa kita yang besar itu, dan melihat "jasa" yang kita lakukan. Ketahuilah, bahwa usaha manusia itu sia-sia, dan hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan kita. Dan Ia telah menyelamatkan kita dengan menebus kita dari dosa-dosa dan pelanggaran kita, Ia cuma minta supaya kita percaya kepadaNya.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: Jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 1:8-9)

Tuhan Yesus memberkati.