Sejarah Bait Suci dalam Alkitab

Sumber: Milis Sahabat Kristen Manusia, sejak kejatuhan Adam dan Hawa, adalah mahluk fana yang tunduk pada tabiat dosa. Adam dan Hawa di usir dari taman Eden dan mulai beranak cucu. keturunan mereka pun tidak terlepas dari pengaruh dosa, sehingga semakin menjauhi Allah yang Maha Kudus (dosa = najis, tidak kudus). Itulah yang disebut sebagai dosa warisan. Semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) Namun Allah mengasihi manusia, dan memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia dari jerat iblis, yaitu dosa dan maut. Allah berbicara kepada seseorang bernama Abram, mengubah namanya menjadi Abraham dan mengadakan perjanjian, bahwa keturunannya akan menjadi bangsa besar, dan mereka akan menjadi umat Allah yang benar (Kej 17:1- 27). Perjanjian Allah juga diadakan kepada keturunan Abraham, yaitu Ishak (Kej 26:2-5) lalu berlanjut pada Yakub yang diubah namanya oleh Allah menjadi Israel (Kej 35:10-12) yang berarti pangeran Allah. Allah adalah Raja dari kerajaan Sorga, dan Israel adalah anak- anakNya. Oleh karena itu, Allah yang benar disebut sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub, atau disebut juga sebagai Allah Israel.

[block:views=similarterms-block_1]

Allah merencanakan agar bangsa Israel harus menderita dalam perbudakan di Mesir selama 400 tahun, setelah itu, barulah Allah menyelamatkan mereka dan menuntun mereka menuju tanah perjanjian, Kanaan. Musa ditunjuk sebagai seorang nabi dan perantara Allah kepada bangsa Israel, karena bangsa tersebut takut melihat cahaya kemuliaan Allah. Setelah bebas dari perbudakan Mesir, Hadirat Allah turut menyertai perjalanan bangsa Israel. Bagaimana caranya? Allah memberikan HukumNya, 10 Perintah Allah, ditulis oleh jari Allah sendiri dalam 2 loh batu, lalu Musa menempatkan dalam sebuah tempat penyimapana yang dinamakan sebagai Tabut Perjanjian. Artinya, selama mereka mentaati hukum Allah, Allah akan menyertai dan menolong mereka, dan juga sebaliknya, jika mereka melanggar Hukum Allah, maka Allah akan menjadi lawan mereka. Musa memimpin bangsa Israel dari tanah mesir ke tanah perjanjian selama 40 tahun. Jumlah mereka ditaksir sebanyak 500.000 laki-laki dewasa, jika ditambah perempuan dan anak-anak kira-kira 2 juta orang. Allah Israel memelihara mereka semua selama 40 tahun perjalanan mereka. Tuhan memberi mereka makan manna dan burung puyuh, pakaian mereka tidak menjadi usang dan kaki mereka tidak menjadi bengkak. Itulah kedahsyatan tangan Tuhan yang benar. Bagaimana caranya Allah menyertai mereka? Allah memerintahkan Musa untuk membuat kemah suci dengan terperinci (Kel 26:1-37) beserta perkakas dan cara beribadahnya. Mereka melihat tanda kehadiran Allah, yaitu tiang awan pada siang hari, dan tiang api pada malam hari. Pertama kali kemah suci dibuat, awan tersebut menutupi kemah. Dan mereka baru berangkat jika awan tersebut naik dan pergi (Bil 9:15-23). Setelah bangsa Israel memasuki tanah perjanjian dan menetap disana, dan setelah mereka mengangkat Daud menjadi raja, Daud berpikir untuk mendirikan sebuah rumah bagi Tuhan. Allah menjawab Daud lewat perantaraan nabi Natan, bahwa Ia tidak pernah memerintahkan untuk mendirikan rumah bagiNya (II Samuel 7:1-17), Namun Daud tetap ingin membuatkan rumah untuk Allah, dan meminta anaknya, Salomo untuk membuatnya (I Tawarikh 22:2-19) Raja Daud wafat dan digantikan oleh Salomo, dan dibuatlah bangunan Bait Suci dengan denah yang mirip dengan kemah suci dan ditempatkanlah Tabut perjanjian Allah, barulah kemuliaan Allah menaungi Bait Suci (II Tawarikh 5:2-6:2). Api turun dari langit dan memakan habis korban bakaran dan korban sembelihan. Jelaslah bahwa sebenarnya Allah yang benar hadir ketika perjanjianNya ada pada umatNya, dan bahwa sebenarnya Allah tidak pernah memerintahkan umatNya untuk mendirikan bangunan Bait Suci, karena Bait Suci yang sejati hanyalah setiap manusia yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dimana Roh Allah tinggal dalam hati setiap orang percaya. Beginilah firman TUHAN: Langit adalah tahtaKu dan bumi adalah tumpuan kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu? Bukankah tanganKu yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman Tuhan. (Yesaya 66:1-2a) Tuhan Yesus memberkati.