Kisah-Kisah Anak Sekolah Minggu

SORGA 1

Seorang guru Sekolah Minggu bertanya pada anak-anak, "Bila saya menjual rumah dan mobil saya, dan menjual semua barang milik saya, lalu memberikannya ke gereja, apakah saya akan masuk sorga?" "TIDAK!", jawab anak-anak itu.

[block:views=similarterms-block_1]

"Bila saya membersihkan gereja setiap hari, memangkas rumput di halamannya, dan membersihkan serta merapikan semuanya, apakah saya akan masuk sorga?" Lagi, jawabnya adalah, "TIDAK!"

"Baik. Bila saya menyayangi semua binatang dan memberikan permen pada semua anak dan mengasihi isteri saya, apakah saya akan masuk sorga?"
Lagi, mereka semua menjawab, "TIDAK!"

"Jadi, bagaimana saya bisa masuk sorga?" Seorang anak lima tahun berteriak, "ANDA HARUS MATI!"

SORGA 2
Guru Sekolah Minggu bertanya pada murid-muridnya, "Siapa yang ingin pergi ke sorga, coba angkat tangan!" Semua murid-murid di kelas itu mengangkat tangannya, kecuali seorang anak. Guru bertanya, "Kamu tidak ingin pergi ke sorga?" Murid itu menjawab, "Tidak, Bu Guru. Ibu saya menyuruh saya segera pulang ke rumah, tidak boleh pergi ke mana-mana."

TIDAK BOLEH BERISIK DI GEREJA
Sebelum mengakhiri kelasnya, guru Sekolah Minggu bertanya kepada
murid-muridnya.
Guru : Kenapa kalo di gereja kita tidak boleh berisik?
Murid : Karena di gereja ada yang lagi tidur.

FIRMAN TUHAN
Seorang guru Sekolah Minggu bertanya kepada murid-muridnya, "Apakah firman Tuhan yang saya ajarkan selama ini sudah dimengerti semua?"
Murid-murid menjawab, "Sudah, Bu guru!" Lalu Ibu Guru melanjutkan, "Kalau begitu, minggu depan kalian akan dites oleh Kepala Pendeta. Apakah sudah siaaaap?" Murid-murid menjawab, "Siaaap Bu Guru!"

Maka minggu berikutnya Kepala Pendeta datang ke kelas dan berkata kepada si Ibu Guru, "Bu, hari ini merupakan evaluasi pelajaran firman Tuhan yang selama ini Ibu ajarkan. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid-murid".

Si Ibu Guru menjawab (dengan berharap si Kepala Pendeta memujinya),
"Bapak bisa lihat sendiri kalau murid-murid saya pandai-pandai
semuanya". Kemudian Kepala Pendeta bertanya kepada murid-murid, "Apakah kita boleh mencuri?" Murid-murid menjawab, "Tidak boleh, Pak, sebab dilarang di dalam Hukum Taurat!" Si Ibu Guru senyum-senyum senang.

Lalu si Kepala Pendeta melanjutkan, "Apakah kita boleh membunuh?"
Murid-murid menjawab, "Tidak boleh Pak, sebab itu juga dilarang di dalam Hukum Taurat!" Si Ibu Guru semakin bersemangat tersenyum.

Kepala Pendeta semakin penasaran dan bertanya lagi, "Nah, sekarang kalau kalian punya kucing di rumah lalu buntutnya kalian potong, berdosa nggak kalian?"
Mendapat pertanyaan seperti itu, murid-muridnya berpikir keras karena buntut kucing yang dipotong bukan berarti mencuri dan kucingnya tidak mati berarti tidak membunuh. Kelas menjadi hening ...

Tiba-tiba salah satu murid berdiri dan menjawab dengan suara nyaring,
"Berdosa, Pak!" Si Kepala Pendeta bertanya, "Kenapa menurut kamu berdosa?"
Si murid menjawab, "Sebab di dalam Matius 19:6 tertulis, "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Sebab apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia"!"