Komunitas Kerajaan dan Jejaring Kepemimpinan Organisme

Penulis : Irnawan Silitonga

1. Pendahuluan.
1.1 Latar Belakang dan Motivasi Penulisan.

Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata : Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata : Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak[ Matius 16:2-3 ]. Dalam setiap zaman, Tuhan memberikan tanda-tanda yang hanya dapat dilihat oleh mata yang tercelik. Dalam ayat-ayat di atas kita lihat bahwa para pemimpin agama di zaman Yesus, gagal melihat tanda-tanda di zamannya. Kegagalan inilah yang merupakan salah satu sebab mereka menolak Yesus sebagai Mesias.

[block:views=similarterms-block_1]

Pada waktu Yesus masuk kota Yerusalem dengan mengendarai keledai, Ia menangisi kota itu dan berkata, Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu ! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu[ Lukas 19:42 ]. Seandainya para pemimpin agama pada zaman Yesus dapat melihat tanda-tanda di zamannya, tentulah damai sejahtera akan datang atas kota Yerusalem. Tetapi karena mereka tidak melihat, maka Tuhan berkata bahwa, akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu[ ayat 43 ]. Kita tahu bahwa perkataan Tuhan ini digenapi, ketika pada tahun 70 jenderal Titus memimpin pengepungan dan penyerbuan terhadap kota Yerusalem, serta menghancurkannya.

Pada zaman sekarang, di abad ke 21, kita juga perlu melihat tanda-tanda di zaman ini. Penglihatan ini akan membuat kita masuk dalam rencana Bapa untuk zaman-zaman yang akan datang, serta tentu saja akan mendatangkan damai sejahtera untuk saat ini. Tampilnya anak-anak Allah yang dewasa, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi[ Wahyu 12:5 ], sudah dekat. Kita yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah, perlu mengambil langkah-langkah tertentu sesuai pimpinan Tuhan, agar kita kedapatan siap sedia. Dalam pemahaman yang seperti ini, kita perlu menguji segala sesuatu yang kita lakukan, dan yang umumnya dilakukan para pemimpin agama zaman ini, berkaitan dengan pembangunan Tubuh Kristus. Karena, baik kehendak Tuhan maupun rencanaNya akan terjadi di dalam dan melalui gerejaNya, kita perlu waspada agar tidak mengikuti segala sesuatunya tanpa melalui pengujian.

Sementara itu, kalau kita melihat kondisi kekristenan saat ini, timbul pertanyaan apakah kerajaan sorga dapat ditegakkan di muka bumi ini ? Dengan latar belakang pemahaman-pemahaman yang sedemikian, kami mengajukan usulan untuk dipertimbangkan oleh para pemimpin saat ini. Motivasi kami adalah agar kehendaknya jadi di bumi seperti di sorga, agar kerajaanNya datang di muka bumi ini.

1.2 Sistematika Pembahasan.

Tulisan ini dimulai dengan mengungkapkan latar belakang pemahaman-pemahaman serta motivasi yang ada. Selanjutnya, dijelaskan apa itu komunitas kerajaan atau gereja rumah. Setelah menguraikan dengan ringkas apa kata Alkitab mengenai gereja serta penyebab kejatuhannya, bagian ini menekankan perlunya melihat takdir gereja agar kita tetap berada di jalur kehendakNya.

Bagian selanjutnya menjelaskan konsep organism leadership network, dengan mengacu pada simbol bintangdi kitab Wahyu pasal 12. Juga dijelaskan bentuk kerja sama awal, yang mungkin dilakukan para pemimpin saat ini. Sebelum kesimpulan, tulisan ini mengungkapkan rencana 10 tahun kedepan untuk pengembangan komunitas kerajaan.

2.Komunitas kerajaan [ gereja rumah ]
2.1 Apa Kata Alkitab Mengenai Gereja.

Sekalipun Alkitab ditulis oleh kurang lebih 40 orang, dalam rentang waktu sekitar 1700 tahun, tetapi Alkitab mempunyai satu tema pokok yang merupakan benang merahnya, yaitu Kristus dan Gereja. Dalam setiap kitab, mulai dari Kejadian sampai Wahyu, kita dapat melihat bagaimana Kristus dan Gereja diungkapkan dan diwahyukan, baik berupa lambang maupun realitanya. Secara umum, dapat dikatakan Perjanjian Lama mengungkapkan Kristus dan Gereja secara lambang, sedangkan Perjanjian Baru mewahyukan realitanya. Oleh karena itu, didalam Perjanjian Lama, gereja dinyatakan dalam lambang-lambang dan dalam Perjanjian Baru, gereja dinyatakan realitanya.

Didalam Perjanjian Lama, setidaknya gereja dilambangkan oleh 10 lambang, dimana 7 diantaranya merupakan lambang perempuan, 2 lambang tempat kediaman, dan 1 merupakan lambang bangsa. Secara ringkas, lambang-lambang tersebut adalah :

- Hawa, mewahyukan terjadinya gereja [ Kejadian 2:18-24 ].
- Ribka, mewahyukan gereja yang terpilih dan terpanggil dari dunia [ Kejadian 24 ].
- Asnat, mewahyukan gereja yang diperoleh Kristus dari dunia [ Kejadian 41:45 ].
- Zipora, mewahyukan gereja dalam keberadaannya di padang gurun.
- Ruth, mewahyukan gereja yang tertebus.
- Abigail, mewahyukan gereja yang militan [ 1 Samuel 25 ].
- Sulamit, mewahyukan gereja yang bangkit serta memperoleh kemuliaan.
- Kemah Suci.
- Bait Suci.
- Bangsa Israel.

Didalam Perjanjian Baru, realitas gereja diwahyukan. Secara ringkas, akan dijelaskan disini realitas gereja, yaitu:

- Gereja adalah Rumah Allah [ 1 Timotius 3:15 ].
- Gereja adalah tempat kediaman Allah di dalam Roh [ Efesus 2:21-22 ].
- Gereja adalah kerajaan Allah saat ini [ Kol. 1:13; Ef. 2:19; 1 Pet. 2:9; Wah. 1:5-6 ].
- Gereja adalah Tubuh Kristus [ Ef. 1:23 ].
- Gereja adalah satu manusia baru.
- Gereja adalah mempelai Kristus [ Ef. 5:25-27 ].
- Gereja adalah laskar rohani [ Ef. 6:10-20 ].
- Gereja adalah penopang dan dasar kebenaran [ 1 Tim. 3:15-16 ].
- Gereja adalah Allah yang menyatakan diri dalam rupa manusia [ 1 Tim. 3:16 ].
- Gereja adalah kaki dian emas [ Wah. 1:11-20 ].

Dalam uraian singkat diatas, gereja dijelaskan secara universal. Bagaimana gereja tampil di muka bumi ini secara lokal ? Didalam Alkitab, nama gereja hanya digabung dengan nama kota di suatu lokal tertentu, misalnya gereja di Yerusalem, gereja di Korintus, gereja di Efesus dan seterusnya. Jadi nama gereja di Alkitab tidak pernah di gabung dengan nama pemimpinnya, nama aliran, nama kebenaran tertentu, ataupun nama organisasi. Realita gereja seperti diwahyukan Alkitab sebenarnya tidaklah rumit, walau bukan berarti dangkal. Gereja yang tampil di setiap kota dijelaskan dengan gamblang di kitab Kisah Para Rasul. Didalam kitab ini, diuraikan bagaimana kehidupan orang-orang yang dipimpin Roh Kristus dalam setiap lokal. Bagaimana mereka bertemu dalam rumah-rumah secara spontan serta saling membangun. Para pemimpinnya, kita lihat, bukanlah orang-orang yang suka menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri serta senang mencari pengikut, apalagi memperkaya diri dengan memanfaatkan umat Tuhan. Melainkan mereka menjadi hamba yang melayani serta berlaku sebagai sesama saudara terhadap umat Tuhan. Otoritas yang dimiliki para pemimpinnya benar-benar rohani, dan bukan otoritas yang tercipta karena adanya hierarki dalam organisasi. Tidak satupun pemimpin yang memberi nama pada gereja atau membangun organisasinya sendiri.

Sekarang begitu banyaknya nama gereja atau organisasi gereja di muka bumi ini. Bahkan pada umumnya, umat Tuhan dan juga para pemimpinnya, tidak merasa canggung lagi memberi nama pada gereja ataupun memperlakukan gereja sedemikian sehingga menjadi semacam organisasi keagamaan saja. Di beberapa Negara tertentu, memang pemerintahnya mencampuri soal-soal yang bersangkut paut dengan urusan kepercayaan rakyatnya. Dalam kondisi sedemikian, sah-sah saja membuat nama organisasi gereja sebagai pertanggung-jawaban kita kepada pemerintah, untuk menggenapi firman Tuhan, berikanlah pada kaisar, apa yang harus kamu berikan pada kaisar, serta pada Allah, apa yang harus kamu berikan pada Allah. Tetapi apabila para pemimpin membangun organisasi gereja, sehingga memperoleh otoritas [ serta tentu saja keuntungan-keuntungan lainnya juga ] atas umat Tuhan karena posisinya didalam organisasi, maka persoalannya menjadi lain.

Saat ini gereja telah hancur berkeping-keping, bahkan menjadi ribuan keping. Sebagian anak-anak Tuhan berada di dalam naungan organisasi tertentu, sebagian lagi berada di organisasi yang lain. Dalam satu kota saja, misalnya Jakarta, mungkin ada puluhan atau bahkan ratusan organisasi dimana didalamnya terdapat anak-anak Tuhan [ maksudnya orang Kristen yang telah lahir baru ]. Dalam kondisi sedemikian, tidak ada lagi gereja di Jakarta, sebab para anggotanya telah tercerai-berai kedalam berbagai organisasi yang ada. Tetapi Tuhan tetap mempunyai anak-anakNya yang merindukan pulihnya gereja di Jakarta, serta kembali kepada kesederhanaan kehidupan gereja mula-mula. Anak-anak Tuhan yang mempunyai kerinduan seperti ini, kita istilahkan komunitas kerajaan atau gereja rumah. Ini sekedar istilah yang kita gunakan untuk mengenali anak-anak Tuhan yang mempunyai kerinduan pulihnya gereja di kota mereka, serta telah melihat pecahnya gereja kedalam berbagai organisasi.

2.2. Penyebab Kejatuhan Gereja.

Banyak orang telah menulis tentang kejatuhan gereja dan ulasan mengenai penyebabnya. Ada yang menulis bahwa, penyebab utama kemerosotan yang dialami gereja waktu itu adalah mulai dicampur-adukkannya kehidupan gereja dengan kebiasaan-kebiasaan agama kafir dan budaya duniawi. Penulis lain mungkin mengungkapkan penyebab yang lain lagi. Tetapi saat ini kita perlu melihat apa kata Alkitab tentang penyebab kejatuhan gereja.

Sesungguhnya Paulus telah bernubuat tentang kejatuhan gereja kepada para penatua gereja di Efesus, ketika ia berada di Miletus dalam perjalanannya ke Yerusalem. Nubuat ini begitu pentingnya bagi para pemimpin gereja untuk diperhatikan, karena kalau tidak, maka tanpa sadar pemimpin ini akan berbuat tepat seperti yang telahAku tahu[ ayat 29]. Jadi Paulus telah mengetahui dengan pasti bahwa akan ada para pemimpin gereja yang akan menyimpangkan murid-murid dengan maksud supaya mengikuti pemimpin, dan bukan Tuhan Yesus.

Bagaimanakah nubuat ini tergenapi ? Sederhana saja sdrku, nubuat ini digenapi dengan tampilnya pemimpin-pemimpin yang meninggikan diri serta menyebar ajaran palsu dengan maksud menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri. Ada banyak cara yang dilakukan dan alat yang digunakan para pemimpin untuk menarik murid-murid. Salah satu cara dan alat ampuh yang digunakan para pemimpin adalah memasukkan murid-murid kedalam organisasi, serta memberi pengajaran-pengajaran yang membuat murid-murid sulit keluar dari cengkeraman organisasi tersebut. Kesulitan untuk keluar dari organisasi ini, bisa disebabkan oleh kebanggaan, ketakutan atau kebutaan murid-murid, karena pengajaran palsu tersebut. Memang ada banyak pemimpin yang melakukan ini tanpa sadar, walaupun ada banyak juga yang melakukannya dengan sadar. Tetapi, sadar atau tidak sadar, akibatnya jelas, yaitu gereja tercabik-cabik menjadi kumpulan-kumpulan anak Tuhan yang tersebar di dalam berbagai organisasi yang ada, sehingga kekuatan gereja jauh merosot dibanding gereja mula-mula.

Perlu kita ingat bahwa organisasi itu sendiri hanyalah alat yang digunakan para pemimpin untuk mencapai maksud-maksudnya. Dalam pengertian tertentu, Alkitab tidak menentang organisasi. Bahkan Alkitab mengajarkan agar kita tunduk pada pemerintah, yang sebenarnya dapat di kategorikan sebagai organisasi politik. Pendidikan juga telah diorganisasikan menjadi lembaga-lembaga, dimana Alkitab menganjurkan agar murid-murid patuh pada guru mereka, dan para orang tua tunduk pada peraturan lembaga. Perdagangan juga telah diorganisasikan menjadi perusahaan-perusahaan, dimana Alkitab menganjurkan agar para karyawan patuh pada atasan mereka. Yang ditentang Alkitab adalah perbuatan para pemimpin gereja, yang menarik murid-murid dengan menggunakan organisasi sebagai alatnya.

2.3 Melihat Gereja Masa Depan

Melihat gereja masa depan, merupakan hal yang sangat penting saat ini. Setelah kita menyadari apa kata Alkitab mengenai gereja dan melihat kejatuhannya, selanjutnya akan kemanakah gereja ? Dengan melihat arah pergerakan gereja di masa yang akan datang, bukan saja kita memiliki visi, namun seluruh hidup dan ministri kita juga akan bergerak sesuai kehendak Tuhan.

Sebenarnya masalah tentang melihat ini, sudah disinggung Yesus dalam Matius 6:22-23, Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik teranglah seluruh tubuhmuDisini Yesus menegaskan peranan mata yang mana mempengaruhi keseluruhan tubuh. Kalau penglihatan seseorang baik, maka keseluruhannya juga akan baik. Kalau penglihatan seseorang akan gereja di masa yang akan datang itu baik dan tepat, maka keseluruhan ministri dan hidupnya juga baik. Jadi, khotbah seseorang, aktivitasnya, tujuannya, penggunaan waktu, dana dan sumber-sumber daya lainnya, rencananya, kepemimpinannya, bahkan perkembangan karakternya juga, mutlak ditentukan oleh apa yang dilihatnya tentang akan menjadi apa gereja di masa yang akan datang.

Sebelum Musa membangun kemah yang merupakan lambang gereja, ia diberi penglihatan diatas gunung serta peringatan agar,engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu diatas gunung itu.Penglihatannya ini membuat Musa dikenal sebagai seorang yang, setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayanIbrani 3:5. Nampaknya saat ini banyak orang Kristen yang begitu kabur penglihatannya akan gereja di masa yang akan datang. Bahkan banyak orang Kristen tidak memahami apa itu gereja. Mereka menyebut sesuatu itu gereja, namun ternyata hanya organisasi keagamaan atau mungkin hanya denominasi tertentu saja. Dalam kondisi penglihatan yang begitu kabur, tidak mungkin seseorang dapat melihat gereja di masa yang akan datang.

Disini akan dijelaskan kondisi gereja di-masa depan seperti yang diuraikan dalam kitab Wahyu. Karena kitab Wahyu adalah kitab yang memakai bahasa simbol, maka gereja juga mendapat simbol, yaitu perempuan [Wahyu ps. 12 dan 17-18 ], dan juga kota [ Wahyu 17-18 dan 21 ]. Nampaknya disini, kondisi gereja masa depan akan dapat dikategorikan menjadi dua, dimana didalamnya masing-masing terdapat anak-anak Tuhan. Didalam perempuan Wahyu 12, tentunya ada anak-anak Tuhan, namun didalam perempuan Wahyu 17-18, juga ada anak-anak Tuhan [ Wahyu 18:4 ].

Dalam tulisan ini, akan dibandingkan dua kategori ini. Didalam Wahyu 17-18, simbol perempuan mendapat sebutan pelacur, dan didalam Wahyu 12, tidak disebutkan secara jelas apa sifat dasar perempuan ini. Barangkali dengan mengingat sejarah bahwa Yesus sebagai Anak laki-laki Allah yang dilahirkan oleh perawan Maria, kita dapat menafsirkan bahwa perempuan Wahyu 12 ini adalah perawan yang melahirkan anak-anak Allah yang dewasa. Kalau benar demikian, betapa berbedanya sifat dasar kedua perempuan ini ! Kita tahu bahwa pelacur menerima benihdari banyak pria, sedangkan perawan [ yang hamil secara mujizat seperti Maria ], menerima benihdari Satu Pribadi yaitu Roh Kudus. Dan perlu kita ingat, bahwa didalam kedua perempuan ini terdapat anak-anak Tuhan yang sejati.

Selanjutnya, kedua kategori gereja masa depan menurut Kitab Wahyu yang mendapat simbol kota, juga memiliki sifat dasar yang sangat berbeda. Di pasal 17-18, sifat dasar kota adalah besar, sedangkan di pasal 21, sifat dasar kota adalah kudus. Nampaknya dimasa yang akan datang, pikiran anak-anak Tuhan akan terbagi menjadi dua. Yang satu memikirkan dan mementingkan yang kudus, sementara yang lain memikirkan dan mementingkan yang besar.

Telah disinggung bahwa di dalam kedua perempuan ini, terdapat anak-anak Tuhan yang sejati, artinya orang-orang Kristen yang telah lahir baru. Tetapi perlu kita ingat bahwa takdir akhir ke dua perempuan ini sangat berbeda. Perempuan Wahyu 12, melahirkan anak-anak Allah yang dewasa, sedangkan perempuan Wahyu 17-18, mengalami penghakiman Allah sehingga, ia tidak akan ditemukan lagi[ Wah. 18:21 ]. Apabila anak-anak Tuhan dapat memahami hal ini, maka mereka tentu akan mengambil keputusan-keputusan yang akan menentukan seluruh hidup dan ministrinya.

Di akhir zaman ini, Allah menggerakkan beberapa anakNya untuk kembali kepada esensi hidup gereja mula-mula. Kegerakkan ini merupakan tanda bahwa penglihatan rasul Yohanes di kitab Wahyu pasal 12, mulai digenapi. Mereka yang kembali kedalam esensi hidup gereja mula-mula, sering dikenali dengan istilah komunitas kerajaan atau gereja rumah atau mungkin istilah lainnya. Kami percaya bahwa komunitas kerajaan [ gereja rumah ] seperti ini, akan menjadi tempat pembentukkan dan pemrosesan agar anak-anak Tuhan dapat bertumbuh pada waktunya, menjadi gereja seperti yang dilambangkan oleh perempuan Wahyu 12.

3. Organism Leadership Network [ Jejaring Kepemimpinan Organisme ].
3.1 Penjelasan Istilah.

Didalam kamus, organism berarti makhluk hidup dengan anggota-anggota yang bekerja secara bersama-sama. Yang dimaksud makhluk hidup disini berarti suatu keberadaan yang mempunyai kehidupan. Jadi, baik manusia, binatang serta tumbuh-tumbuhan, termasuk dalam kategori makhluk hidup. Kita menggunakan istilah organism, karena gereja adalah sesuatu yang hidup. Tetapi perlu diingat bahwa hidup gereja, bukanlah jenis kehidupan yang dijalani oleh manusia alamiah [ natural man ]. Dalam bahasa Yunani, ada 3 kata yang dipakai untuk menjelaskan hidup. Pertama, bios, yang berarti suatu jenis kehidupan dengan makna yang umum. Tuhan Yesus menggunakan kata ini ketika memberi komentar mengenai persembahan seorang janda. Kedua, psuche, yang berarti jenis hidup jiwa manusia. Ketiga, zoe, yang berarti jenis hidup Allah. Gereja adalah orang-orang yang sedang belajar menjalani hidup zoe, dan bertumbuh menjadi manusia Allah oleh kekuatan transformasi hidup zoe. Jadi, organism yang kita maksud adalah manusia dengan hidup zoe.

Kita menggunakan istilah organism, untuk mengingatkan orang-orang bahwa gereja bukanlah organisasi. Sebab organisasi itu menempatkan orang-orang dalam suatu kotaksesuai fungsi dan tugas, serta membuat garis komando supaya suatu kotaktertentu mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab, dan juga mengetahui siapa saja yang akan bertanggung jawab padanya. Otoritas atau wewenang suatu kotaktertentu semata-mata tergantung posisinya didalam struktur organisasi. Pelayanan seseorang juga tergantung posisinya didalam struktur organisasi. Bukan saja otoritas dan tugas pelayanan, tetapi kemuliaan serta berkat-berkat yang lainnya juga sangat tergantung posisinya didalam struktur. Dalam kondisi sedemikian, sudah tidak relevan lagi kalau orang-orang didalam suatu kotaktertentu bertanya tentang kehendak Tuhan, hidup dipimpin Roh, atau mengikut Anak Domba kemana saja Ia pergi. Keadaan ini bukanlah gereja seperti yang dijelaskan didalam kitab Kisah Para Rasul, dimana orang-orang mengikut Tuhan dan dipimpin Roh Kudus. Jadi, gereja adalah organisme, dan bukan organisasi.

Penggunaan istilah organism juga dimaksud untuk menjelaskan jenis hubungan yang ada diantara anggota gereja, dan lebih khusus lagi diantara para pemimpin. Hubungan yang ada diantara sesama anggota gereja bukanlah jenis hubungan antara sesama anggota organisasi, melainkan jenis hubungan kaki - tangan. Hubungan kaki - tanganterjadi karena keduanya merupakan anggota dari satu organisme, dan juga karena keduanya mutlak berada dibawah kendali kepala. Hubungan ini demikian harmonisnya, sehingga tidak ada konflik sama sekali diantara keduanya. Pergerakan tangan maupun kaki, mutlak diatur oleh kepala. Kaki tidak mengatur tangan, ataupun sebaliknya. Semua pengaturan berasal dari kepala, namun antara kaki dan tangan terjadi hubungan saling membangun, saling melengkapi, saling menundukkan diri, saling mengasihi. Hubungan salingyang seperti inilah yang seharusnya ada diantara anggota gereja. Dalam pemahaman yang seperti inilah kita dapat mengerti mengapa Yesus berkata, Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias[Matius 23:10]. Dengan perkataan ini, Yesus bukan mengajarkan bahwa gereja tidak memerlukan pemimpin di muka bumi ini selain Mesias. Tetapi Ia sedang menekankan bahwa, kamu semua adalah saudara[ayat 8]. Hubungan saling, hubungan kaki tangan, dan hubungan semua adalah saudara, hanya dimungkinkan apabila hakikat gereja yang adalah organisme, tidak diganggu gugat, dalam arti tidak di-organisasikan. Ketika gereja di organisasikan, maka yang dihancurkan adalah hakikat gereja, dan juga hubungan diantara sesama anggotanya.

Hubungan anggota gerejayang telah di-organisasikan, adalah hubungan clergy-laity, dan bukan hubungan organisme. Inilah perkara yang dibenci Tuhan Yesus, dimana dalam Wahyu 2:6 diungkapkan dengan istilah nikolaus. Istilah nikolaus berasal dari kata niko, yang berarti menaklukkan, dan kata laos, yang berarti kaum awam. Jadi nikolaus artinya menaklukkan kaum awam. Mereka yang memahami organisasi, akan tahu bahwa didalam organisasi terjadi pembagian kekuasaan [otoritas] sedemikian sehingga terciptalah hubungan manajer-bawahan, atau apa yang telah kita sebut sebelumnya, yaitu hubungan clergy-laity. Jadi mengorganisasikan gereja bukanlah perkara yang ringan. Kita perlu melihat apa yang ada dibalik perbuatan itu. Sesungguhnya, disadari atau tidak, mengorganisasikan gereja adalah tindakan para pemimpin untuk menaklukkan dan menguasai jemaat.

Sementara itu, istilah leadership yang dimaksud adalah kemampuan memimpin. Karena pemimpin gereja adalah Tuhan Yesus Kristus, maka apa yang kita maksud pemimpin-pemimpingereja itu tidak lain adalah hamba-hamba Tuhan Yesus, yang dianugerahi kemampuan untuk memimpin. Dan karena gereja adalah organisme, maka kemampuan memimpin yang dianugerahi oleh Tuhan Yesus adalah kemampuan memimpin gereja SEBAGAI ORGANISME. Pemimpin organisme ini sangat berbeda dengan pemimpin organisasi, karena jenis otoritas dan fokusnya berbeda. Otoritas pemimpin organisme berasal dari hidup zoe, sedangkan otoritas pemimpin organisasi berasal dari posisinya didalam struktur. Kepemimpinan organisasi sangat mengutamakan atau berfokus pada kemampuan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, sementara itu kepemimpinan organisme berfokus pada membangun hubungan dalam konteks hidup zoe, sedemikian sehingga gereja bertumbuh dalam hidup zoe. Artinya gereja menjadi semakin dekat serta mengenal hidup zoe yang adalah Kristus itu sendiri. Kepemimpinan organisasi adalah goal oriented atau people oriented atau kombinasinya, sementara itu kepemimpinan organisme adalah Christ oriented.

Para pemimpin gereja mula-mula adalah pemimpin organisme. Petrus, Paulus dan Yohanes adalah pemimpin yang sangat Christ oriented, dan berfokus pada pertumbuhan hidup zoe. Mereka semua tidak membangun organisasi, serta tidak hidup dan melayani dalam konteks organisasi. Ada yang mengatakan bahwa Yesus itu pemimpin organisasi, karena Ia mempunyai seorang bendahara bernama Yudas. Kalau benar demikian, berarti Yesus adalah pemimpin organisasi yang sangat buruk, karena Ia membiarkan uang organisasiNya dicuri terus menerus oleh bendahara Yudas yang tidak jujur. Sungguh menggelikan ! Sebagian lagi mengatakan bahwa Kis. 6:1-6, adalah peneguhan dan persetujuan pemimpin gereja mula-mula akan perlunya organisasi, untuk mengatasi masalah pembagian persembahan kepada janda-janda. Tetapi kalau diperhatikan dengan sungguh-sungguh, Kis 6:1-6, sama sekali tidak berbicara mengenai organisasi, melainkan hanya pembagian tugas dalam suatu organisme. Sama seperti tangan dan kaki mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, demikian juga anggota komunitas ini [ gereja di Yerusalem ] mempunyai fungsinya masing-masing. Dalam Kis 6:1-6, fungsi masing-masing anggota komunitas diperjelas dan dibagi-bagi, agar dapat mengatasi masalah yang ada. Sebagian anggota organisme berfungsi sebagai pelayan meja, sebagian lagi berfungsi sebagai pelayan firman. Jadi Kis 6:1-6, samasekali tidak berbicara organisasi melainkan fungsi. Bahkan sebenarnya kata organisasi tidak ada didalam Alkitab. Istilah ini berasal dari sistem pemerintahan manusia, bukan pemerintahan Allah. Jadi semua pemimpin gereja mula-mula adalah pemimpin organisme. Mereka semua menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan organisme.

Sejauh ini telah dijelaskan makna istilah organism dan leadership. Sekarang akan dijelaskan makna istilah network dalam kaitannya dengan kepemimpinan organisme. Network yang dimaksud adalah connected system [ sistem terkait ]. Kepemimpinan organisme [ organism leadership ] adalah suatu sistem. Artinya semua yang dijalankan oleh tim kepemimpinan organisme, baik itu bidang literatur, pengajaran, perkunjungan, retreat, seminar, training, ataupun menjalankan proyek-proyek membuat tenda[ seperti Paul the Tent Maker] saling berhubungan dan merupakan suatu kesatuan, menjadi suatu sistem kepemimpinan, dengan tujuan mengimpartasi visi, misi serta roh hidup zoe bagi gereja demi pertumbuhannya. Tetapi perlu diingat bahwa sistem kepemimpinan organisme ini adalah sistem terkait, dalam arti, antara satu tim kepemimpinan organisme dengan tim kepemimpinan organisme lainnya, memiliki hubungan organis dan saling terkait menjadi suatu organism leadership connected system [ sistem terkait kepemimpinan organisme ]. Sebagai contoh di dalam Alkitab adalah adanya hubungan organis [ fellowship ] di antara tim kepemimpinan Paulus[ di Antiokhia ], dengan tim kepemimpinan Petrus[ di Yerusalem ], yang mereka nyatakan dengan berjabat tangan [ Galatia 2:9 ]. Tentu masih ada tim kepemimpinan organisme lainnya, seperti tim kepemimpinan Apolosdan yang lainnya, namun mereka semua mempunyai hubungan organis satu dengan yang lain.

Jadi istilah Organism Leadership Network atau diterjemahkan menjadi Jejaring Kepemimpinan Organisme [JKO], adalah suatu hubungan yang bersifat organis, antara satu tim kepemimpinan organisme dengan tim kepemimpinan organisme lainnya. Hubungan ini demikian pentingnya bagi pertumbuhan Tubuh Kristus, karena ini adalah hubungan urat-urat dan sendi-sendiseperti yang dimaksud dalam Kolose 2:19, yaitu hubungan yang menunjang dan mengikat menjadi satu.

3.2 Bintang-bintangPerempuan (Wahyu 12.)

Telah dinyatakan sebelumnya bahwa takdir akhir gereja, seperti dilambangkan oleh perempuan Wahyu 12, adalah melahirkan anak-anak Allah yang dewasa. Gereja yang bagaimana, atau mungkin lebih tepat, komunitas yang seperti apa, yang pada akhirnya dapat melahirkan anak-anak Allah yang dewasa.

Seperti kita ketahui bahwa kitab Wahyu mengungkapkan sesuatu dengan bahasa simbol, demikian juga perempuan Wahyu 12 ini, penuh dengan simbol-simbol yang mengungkapkan seperti apa identitas komunitas yang dimaksudkannya. Dalam Wahyu 12:1 tertulis, Maka tampaklah suatu tanda besar di langit : Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Realitas apa yang diungkapkan oleh matahari, bulan, dan secara khusus ke-12 bintang ini ?

Bila kita lihat kembali kitab Maleakhi 4:2, ada tertulis, Tetapi kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan terbit surya kebenaranKarena komunitas yang dilambangkan oleh perempuan Wahyu 12, dapat disebut komunitas yang takut akan Nama Tuhan, serta surya [ matahari ] kebenaran sejati kita adalah Kristus, maka dapat disimpulkan bahwa matahari di Wahyu pasal 12, adalah Kristus, sebagai terang bagi komunitas yang takut akan NamaNya.

Sementara itu, terang yang memancar dari bulan, adalah terang pantulan. Artinya, terang yang dipancarkan bulan, hanyalah merupakan bayang-bayangdari terang matahari yang sesungguhnya. Kristus sebagai terang kita yang sejati, juga memiliki bayang-bayangnya, seperti yang telah dinyatakan melalui Hukum Taurat dengan segala peraturannya. Sebab dalam Kolose 2:16-17 tertulis, mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. Jadi, bulan di Wahyu 12, dapat dipahami sebagai Hukum Taurat, lengkap dengan segala peraturan mengenai makanan, minuman, hari raya, dst.

Simbol perempuan di Wahyu 12:1, diselubungi matahari, dimana bulan berada di bawah kakinya. Artinya bahwa komunitas yang di lambangkan oleh perempuan ini, sedemikian dipenuhi Roh Kristus, sehingga ia tidak hidup di alam bayang-bayanghukum Taurat dengan segala peraturannya. Ketika gereja mulai jatuh dan realitas Kristus semakin memudar, maka pola-pola ibadah di dalam Perjanjian Lama-pun mulai masuk. Gereja mulai sibuk dengan rutinitas ibadahbergaya Perjanjian Lama, sementara pengalaman bersama Kristus semakin menghilang. Bahkan pengalaman yang sangat mendasar, seperti lahir baru-pun mulai meninggalkan gereja.

Selanjutnya, perempuan ini mengenakan mahkota dari 12 bintang diatas kepalanya. Makna dari simbol bintang ini, dijelaskan dalam Wahyu 1:20, dimana bintang berarti malaikat jemaat. Malaikat disini tidak harus berarti makhluk sorgawi, karena makna sesungguhnya dari malaikat disini adalah seorang utusan. Karena ketujuh surat di dalam Wahyu pasal 2 dan 3, terutama ditujukan kepada bintang-bintangini, maka dapatlah disimpulkan bahwa bintangyang dimaksud disini adalah para pemimpin jemaat.

Sementara itu, angka 12 di dalam Alkitab mengacu pada pemerintahan ilahi. Dengan adanya 12 suku Israel, 12 Rasul Anak Domba, serta 12 pintu gerbang Yerusalem Baru dan 12 malaikat di atasnya, semua ini menjelaskan bahwa angka 12 berbicara tentang pemerintahan ilahi. Jadi kita lihat bahwa komunitas yang dilambangkan oleh perempuan Wahyu 12 ini, berada dibawah suatu kepemimpinan ilahi. Sekalipun komunitas ini adalah suatu organisme ilahi yang semua anggotanya berada dibawah perintah langsung sang Kepala, namun bukan berarti tanpa kepemimpinan manusia. Hanya perlu di ingat bahwa manusia bintangini, bukanlah pemimpin organisasi, dan sama sekali tidak menjalankan otoritas atas jemaat karena jabatannya didalam organisasi. Komunitas yang dilambangkan oleh perempuan Wahyu 12 ini, sama sekali tidak bergerak dan hidup di alam organisasi, karena ia adalah organisme ilahi. Jadi manusia bintangini menjalankan kepemimpinannya atas komunitas perempuan Wahyu 12, dengan otoritas ilahi, dan bukan otoritas organisasi.

Bagaimana manusia bintangini mendapatkan otoritas ilahinya ? Dengan cara bintang-bintangini bersatu sedemikian sehingga membentuk sebuah mahkota, artinya kesatuan bintang-bintangini menghasilkan otoritas ilahi. Para pemimpin organisme, bergerak dan menjalankan kepemimpinannya secara tim, dimana masing-masing anggotanya memiliki hubungan organis satu dengan yang lain. Hubungan organis diantara para pemimpin organisme inilah, yang menghasilkan otoritas untuk melayani gereja. Apabila hubungan organis diantara para pemimpin ini diubah menjadi hubungan organisasi, maka otoritas ilahi yang ada di tengah-tengah mereka menjadi hilang.

Kepemimpinan organisme ini adalah kepemimpinan tim dalam arti egaliter, yaitu semua anggotanya sederajat. Tidak ada istilah senior, the first among equals, ketua tim, koordinator tim, atau yang lainnya. Istilah-istilah ini hanya berlaku dan ada dalam konteks organisasi, tidak dalam konteks organisme. Ini bukan berarti tidak ada pemimpin organisme yang lebih berkarunia, lebih dewasa dalam pertumbuhan hidup zoe, lebih berpengalaman, lebih berpengetahuan dari yang lainnya. Tetapi ini berarti semua adalah sesama saudara dalam arti yang sesungguhnya, serta menjadi hamba satu dengan yang lain, dan saling melengkapi, serta tidak ada satu orangpun yang menguasai, mengontrol, apalagi memanfaatkan yang lain demi keuntungan sendiri.

Dampak dari kepemimpinan organisme ini sangat luar biasa yaitu, lahirnya anak-anak Allah yang dewasa, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi[ Wahyu 12:5 ]. Kepemimpinan organisme inilah yang akan menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi.

3.3 Bentuk Kerja Sama.

Kerja sama yang dimaksud disini, perlu dipahami dalam bentuk idealnya, dan juga dalam bentuknya yang sedang dalam proses menuju bentuk idealnya [ masih bentuk awal-nya ]. Memang bentuk kerja sama yang sempurna itu akan terjadi secara alamiah, apabila jenis hubungan organis, egaliter, serta kesatuan di antara para pemimpin organisme ini telah mencapai tingkat idealnya, seperti digambarkan oleh bintang-bintangdi Wahyu 12. Apabila tingkat idealnya tercapai, maka bentuk kerja sama diantara para pemimpin organisme, telah menjadi seperti bentuk kerja sama tangan kakidi dalam satu tubuh. Bentuk kerja sama tangan kakiini begitu harmonis, mengalir, dan secara sempurna saling melengkapi. Tetapi kita perlu ingat bahwa bentuk kerja sama ideal seperti tangan kakiini, tidak mungkin dicapai tanpa suatu proses. Jadi, perlu dipahami bentuk idealnya, dan juga bentuknya yang sedang dalam proses.

Yang akan di uraikan disini adalah kerja sama para pemimpin organisme, dalam bentuk awal-nya. Kenyataannya para pemimpin rohani saat ini, telah memiliki ministri sendiri yang telah dirintisnya. Atau kalau komunitas ini kita sebut gereja rumah, maka setiap pemimpin sudah memiliki rumahnyasendiri. Bagaimana seharusnya bentuk awal kerja sama diantara para pemimpin yang sudah memiliki rumahnya, agar masing-masing pemimpin tidak ada yang merasa diganggurumahnya atau merasa dirugikan. Karena kita yakin bahwa kerja sama dalam Tuhan haruslah menimbulkan keuntungan tambahan, sesuai dengan yang tertulis, satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang[ Ulangan 32:30 ]. Jadi, keuntungan tambahan akibat dua orang bekerja sama, menurut ayat ini, adalah delapan ribu. Maka kerja sama dalam Tuhan, pastilah membuat masing-masing pihak menikmati keuntungan tambahan, serta tidak ada yang dirugikan.

Disini akan diusulkan bentuk awal kerja sama para pemimpin agar selalu menghasilkan keuntungan tambahan. Yang pertama diperlukan adalah adanya suatu pertemuan round table, yaitu suatu pertemuan dimana masing-masing pemimpin dapat berbagi firman dan pengalaman, tanpa ada satu orangpun yang menguasai. Pertemuan round table ini dijalankan sesuai kesepakatan bersama, baik waktu, tempat maupun hal-hal lainnya. Selain pertemuan round table ini, para pemimpin sebaiknya sesering mungkin berkomunikasi, baik melalui telp, sms, email, atau mungkin group email. Melalui proses saling berbagi ini, para pemimpin diharapkan bertumbuh dalam kesatuan, ke-egaliter-an, dan dalam membangun hubungan organis satu dengan lainnya. Mungkin juga, dua atau beberapa pemimpin menjalankan proyek membuat tendaseperti yang dilakukan Paulus dan Akwila di Korintus [ Kis. 18:3 ]. Semua hal ini dapat menjadi sarana untuk mencapai bentuk ideal kerja sama diantara para pemimpin organisme.

Kalau kita meminjam istilah IGMN [ Integrated Global Mission Network ], sebenarnya kita sedang membangun bentuk kerja sama jaring ikan[ tanpa pusat ] dan bukan jaring laba-laba[ ada pusatnya ]. Artinya setiap pemimpin dapat bekerja sama, tanpa ada pemimpin pusat yang mengatur. Tetapi bentuk kerja sama para pemimpin organisme [ Organism Leadership Network atau Jejaring Kepemimpinan Organisme - JKO ], tetap berbeda dengan model IGMN. Keberbedaan ini disebabkan model IGMN berada dalam konteks organisasi, sedangkan model JKO berada dalam konteks organisme atau tubuh.

Akhirnya, kita perlu selalu ingat agar tidak berada terus-menerus dalam bentuk awalnya dan mengalami stagnasi. Karena tujuan kita adalah mencapai bentuk idealnya, agar gereja di-akhir zaman ini dapat melahirkan anak-anak Allah yang dewasa, serta dapat memerintah bersama Tuhan Yesus di muka bumi, demi kemuliaan Bapa.

4. Pengembangan Komunitas Kerajaan.
4.1 Tujuan, Misi, dan Visi.

Komunitas kerajaan ini mempunyai tujuan, misi dan visinya sendiri. Tujuan yang dipahami disini adalah sasaran akhir yang mungkin dimengerti oleh kita sesuai pewahyuan Allah sendiri. Didalam 1 Korintus 15:28, ada ungkapan Allah menjadi semua didalam semua. Berdasarkan yang dinyatakan Alkitab, inilah kondisi akhir yang akan terjadi setelah Kristus menaklukkan musuh yang terakhir yaitu maut [ ayat 26 ]. Seperti kita ketahui bersama bahwa maut adalah upah dosa [ Roma 6:23 ], maka ungkapan Allah menjadi semua didalam semua mempunyai makna SUATU KONDISI DIMANA SEGALA SESUATU YANG MERUPAKAN AKIBAT DOSA, DITIADAKAN. Inilah tujuan atau sasaran akhir komunitas kerajaan.

Adapun pemahaman misi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi alasan komunitas kerajaan ini ada sekarang. Sesuai dengan tujuan diatas, tentunya komunitas ini ada agar kita bisa saling melengkapi, membangun, menasihati dan mengasihi sampai kita semua mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, dan sampai komunitas ini melahirkan anak-anak Allah yang dewasa. Inilah alasan mengapa komunitas kerajaan ada di muka bumi. Jadi misi kita adalah saling melengkapi, membangun, menasihati, dan mengasihi.

Visi yang kita maksud adalah sesuatu yang kita lihat didepan, dan juga kita yakini menjadi keadaan kita kelak. Rasul Yohanes melihat,perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.[ Wahyu 12:1 ]. Dan penglihatan ini adalah sesuatu yang akan terjadi segera di muka bumi ini, sesuai dengan Wahyu 1:1,apa yang harus segera terjadi. . Jadi akan ada gereja yang penuh realita kemuliaan Kristus matahari, dan telah menaklukkan terang pantulan bulan Hukum Taurat dengan segala peraturannya, serta dipimpin oleh kepemimpinan organisme 12 bintang, yang merupakan kepemimpinan tim sejati. Dan gereja yang sedemikian, akan segera tampil dimuka bumi ini! Visi Rasul Yohanes ini telah menjadi visi kita juga.

4.2 Kondisi Komunitas Kerajaan Saat Ini.

Komunitas kerajaan adalah komunitas di zaman ini yang menjalankan esensi gereja rumah, dan belajar mempraktekkan prinsip-prinsip kehidupan gereja mula-mula. Karena komunitas ini tidak mempunyai struktur organisasi, maka ia tidak mudah terlihat oleh mata jasmani. Tetapi, bukan berarti komunitas ini tidak ada, atau tidak berkembang. Hanya Tuhan Yesus sebagai gembala sidang komunitas ini, yang mengetahui dengan pasti kondisi domba-dombaNya sekarang.

Di dalam I Raja-Raja 19, nabi Elia pernah berseru bahwa, hanya aku seorang dirilah[ ayat 14 ]. Tetapi Tuhan menjawab bahwa, Aku akan meninggalkan [ have reserved ] tujuh ribu orang[ ayat 18 ]. Dalam pergumulannya, nabi Allah ini merasa hanya ia seorang diri yang mengikut Tuhan, namun kenyataannya ada tujuh ribu orang lainnya lagi yang mengikut Tuhan, sama seperti dia. Di zaman sekarang ini, ada tujuh ribu orangyang telah Tuhan sisihkan untuk maksud-maksudNya sendiri, sesuai kehendak Bapa. Mungkin didalam perjalanan kita, seruan nabi Allah ini menggema di hati. Tetapi kita harus ingat firmanNya, Aku telah menyediakan tujuh ribu orangDalam pemahaman yang seperti inilah, kita harus bekerja mengembangkan komunitas kerajaan agar rencanaNya genap di muka bumi ini.

4.3 Rencana 10 Tahun.

Kerinduan, doa, dan pengharapan kita adalah, dalam 10 tahun kedepan, Jejaring Kepemimpinan Organisme telah menyebar pada 26 propinsi di Indonesia, dan Jakarta Organism Leadership Team telah memiliki kerja sama dengan beberapa lokal di lima benua yang ada. Secara kuantitas, Rencana 10 tahun ini memang tidak terlalu dapat diukur dengan pasti. Tetapi di dalam Kristus, kita perlu terfokus pada kualitas, walaupun juga tidak mengabaikan kuantitas.

4.4 Sumber Keuangan.

Di dalam Perjanjian Baru, khususnya Kisah para rasul, kita melihat bahwa para pelayan Tuhan tidak terlalu mengalami masalah dengan keuangan. Dalam waktu sekitar 200 tahun saja, dunia yang dikenal pada waktu itu telah di injili. Dari manakah sumber keuangan para hamba Tuhan ini ? Kita yakin bahwa Tuhan mempunyai banyak cara untuk memenuhi keuangan hamba-hambaNya. Salah satu caraNya adalah dengan memberkati pekerjaan tangan hamba-hambaNya, sebagai contoh kita lihat Paulus. Dengan membuat tenda, ia dapat memenuhi kebutuhannya dan juga kebutuhan teman-teman seperjalanannya. Memang ia juga sesekali menerima persembahan dari jemaat-jemaat yang ia layani, namun ia tidak menerima gaji tetap setiap bulannya. Oleh sebab itu, organism leadership team dapat juga sesekali mengerjakan proyek membuat tenda, untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang ada.

5. Kesimpulan.

Gereja adalah organisme ilahi, dalam arti sekumpulan orang yang sedang belajar dan bertumbuh dalam menjalani hidup zoe. Gereja hidup oleh Roh Kristus. Sekalipun gereja memiliki pemimpin-pemimpin di muka bumi ini, hakikat gereja adalah Tubuh Kristus, yang berarti pemimpin dan kepala gereja adalah Tuhan Yesus, dalam arti yang sebenarnya. Gereja adalah Tubuh Kristus, maka tidak ada satu orang pemimpin-pun yang mempunyai otoritas mengatur gereja, karena gereja hidup dan diatur oleh kepalanya, yaitu Kristus Yesus, dan semua yang lain adalah sesama anggota Tubuh. Sama seperti tangan tidak mempunyai otoritas atas kaki, demikian juga para pemimpin gereja tidak mempunyai otoritas atas anggota Tubuh lainnya. Kalau-pun ada otoritas yang dimiliki oleh pemimpin gereja, itu adalah otoritas yang timbul karena hidup zoe, yaitu otoritas untuk melayani dan menjadi hamba bagi anggota Tubuh yang lainnya. Otoritas yang lahir karena satu anggota lebih dewasa dan mengenal hidup zoe, dibanding yang lainnya.

Oleh sebab itu, tindakan pemimpin mengorganisasikan gereja, akan menghancurkan hakikat gereja yang adalah Tubuh Kristus. Gereja akan memiliki otoritas campuran, yaitu otoritas karena hidup zoe, yang dicampur dengan otoritas yang lahir karena adanya hierarki. Gereja akan memiliki pemimpin campuran, yaitu pemimpin organisasi, yang tercampur dengan pemimpin rohani. Gereja akan memiliki kuasa campuran, yaitu kuasa Allah, yang dicampur dengan kuasa manusia. Kondisi campuran inilah yang dimaksud Alkitab dengan istilah Babel. Makna istilah Babel adalah kekacauan atau campuran [ confusion atau mixed up ].

Tetapi bagaimana apabila terjadi keadaan dimana pemerintah suatu negara, mencampuri dan mengatur hal-hal mengenai kepercayaan rakyatnya. Dalam kondisi sedemikian, untuk menggenapi ketetapan Allah di dalam surat Roma pasal 13, tidak ada salahnya membuat nama organisasi sebagai payunggereja, untuk mewujudkan tanggung jawab kita pada pemerintah. Tetapi payungini hanya dibuat untuk pemerintah, dan dalam kehidupan gereja sehari-hari, payungini tidak diperlukan.

Kepemimpinan gereja haruslah kepemimpinan organisme. Pemimpin organisme tidak menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri, apalagi mengambil keuntungan dan menjadikan gereja sebagai commodity. Para pemimpin agama di zaman Yesus, telah membuat Bait Allah menjadi tempat perdagangan, dan karena itu Yesus mengusir semua orang yang berjual beli di dalamnya [ Matius 21:12-13 ]. Salah satu ciri khas babel adalah perdagangan [ Wahyu 18:11-13 ]. Jika para pemimpin menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri, maka mereka akan membuat gereja menjadi suatu commodity demi keuntungan mereka.

Para pemimpin organisme, harus membangun hubungan saling diantara mereka. Pemimpin organisme harus menjadi teladan kepada anggota gereja, dalam hal saling membangun, saling menundukkan diri, saling mengasihi dan saling menasihati. Karena para pemimpin organisme memimpin gereja melalui keteladanan. Amin.