Wanita

Artikel-artikel tentang dunia wanita, pelayanan wanita, masalah-masalah atau pandangan Alkitab tentang wanita, dll. (Artikel lain tentang wanita dapat dibaca di situs e-Wanita)
Tags: 

Bendera Kehidupan

Oleh: Juandi Simaungkalit

Bacaan: Rut

Banyak dalam kehidupan manusia di dunia ini merasa kalau hidup ini adalah sebuah tantangan yang harus dijalani. Selain itu, banyak juga yang berpendapat kalau kehidupan adalah pilihan. Saya percaya bahwa kehidupan adalah rencana Allah saja. Saat ini, saya akan membahas salah satu kisah dari Alkitab yang membahas kehidupan. Kisah tersebut menginspirasikan hidup saya untuk berjalan dalan kehidupan ini, yang membuat saya semakin semangat untuk mengibarkan kehidupan pribadi saya, sehingga melalui bendera kehidupan saya banyak orang melihat dan menjadi berkat bagi banyak orang. Kisah tersebut saya ambil dari kisah seorang wanita yang setia kepada mertuanya yaitu Ruth.


Kitab Rut hanya terdapat pada 4 pasal dalam Alkitab, namun kitab ini masuk dalam kanon Alkitab, dan diakui oleh bapa-bapa gereja. Kisah ini adalah kebenaran yang sangat luar biasa. Dari kisah tersebut saya ambil judul yaitu bendera kehidupan. Kita lihat Rut pasal 1. Di sana diceritakan masa itu, masa kelaparan di Betlehem, dan ada keluarga yang mengungsi ke Moab, nama orang itu ialah Elimelekh. Namun kalau kita baca semua kisah itu, akhirnya Elimelekh dan 2 orang anaknya mati, dan tinggal isteri dari Elimelekh dan 2 orang menantunya saja yang hidup. Nama isteri Elimelekh adalah Naomi, dan nama menantunya adalah Orpa dan Rut. Akhirnya Orpa kembali ke rumah orang tuanya, namun Rut mengikuti mertuanya. Kesetiaan Rut mendapatkan hasil dan pasal 2 sampai 4 menceritakan kehidupannya yang akhirnya menjadi isteri Boas. Ada beberapa ketidak logisan yakni:

1. Rut adalah orang Moab (1:4), namun orang Israel menerima Rut menjadi bagian dari Israel.
2. dari keturunan Boas lah nanti lahir mesias, karena Boas adalah kakek dari Isai, di mana Isai adalah ayahnya raja Daud (4:21-22).

Dari kesimpulan kejadian tersebut saya mendapat beberapa berkat yang membuat saya semakin percaya Tuhan. Saya yakin semuanya adalah rencana Tuhan. Alasan saya kenapa harus menulis bendera kehidupan adalah:


1. Rut mengalami kehidupan pahit dalam hidupnya, namun tetap bertahan, dan akibatnya bendera hidupnya dapat berkibar dan menghasilkan sesuatu yang besar bagi kehidupan manusia.
2. zaman dahulu saya rasa Rut tidak mengetahui rancangan Allah Israel dalam hidupnya, namun Rut tetap memilih berjalan saja dengan melalui semua tantangan dalam hidupnya. Ia memilih untuk berjalan bersama mertuanya, dan dia berhasil menjadi seorang perempuan yang melahirkan keturunan bagi generasinya.

Aplikasi yang saya temukan adalah:
Banyak orang percaya yang tidak mengetahui bahwa Tuhan memakai hidupnya dalam rencana yang besar. Banyak orang merasa yang aku lakukan adalah kecil, namun saya percaya kehidupan setiap orang yang kecil adalah dampak yang besar bagi generasinya maupun generasi berikutnya. Oleh karena itu, lakukanlah tanggung jawab yang kelihatan kecil tersebut dengan sepenuh hati. Yang kedua, banyak orang percaya mungkin mengatakan, aku telah mengikuti apa yang Tuhan minta, namun aku selalu seperti biasanya. Saya mau katakan kepada setiap pembaca artikel ini, jangan berhenti melakukan pekerjaan kita, walaupun kelihatan hina. Sama seperti Rut, yang pada akhirnya menjadi seorang yang berdampak besar. Jangan takut, hadapi hidup ini dengan ucapan syukur, dan tetap semangat, serta bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Tuhan rancangkan bagi hidup kita.

Pesan saya adalah:
1. kalau pembaca artikel ini adalah pria, saya menghimbau, carilah perempuan yang seperti Rut. Temukan Rut dalam hidupmu.
2. kalau pembaca seorang wanita, berusahalah belajar dari Rut, supaya suatu saat akan tiba bahwa seorang Boas akan mengajak engkau jadi isterinya.

GBU all....

Cinderella dan Alkitab

Sumber: Imelda Seloadji

Seorang wanita feminis yang menentang budaya patriarkat pernah mengkritik Alkitab yang menurutnya masih bersifat patriarkal.

Ya, tokoh-tokoh di dalam Alkitab memang lebih banyak kaum pria dibanding wanita, dan Abraham, Ishak, Yakub sering dikenal sebagai "para bapak atau "the patriachs". Lalu apakah memang Allah membedakan laki-laki dan perempuan, di mana laki-laki ditempatkan pada derajat lebih tinggi? Tentu saja tidak, karena Alkitab mengatakan bahwa perempuan diciptakan Allah sepadan dengan laki-laki (Kejadian 2:18). Juga Paulus mengatakan bahwa di dalam Kristus, tidak ada pembedaan laki-laki dan perempuan (Galatia 3:28).

[block:views=similarterms-block_1]

Lalu mengapa di banyak tempat wanita masih sepertinya ditindas oleh budaya yang patriarkal, seperti kata filsuf Simone de Beavoir, wanita hanya dinilai sebagai "jenis kelas dua" atau "the second sex", mahluk yang lain dan merupakan "lesser creature" daripada laki-laki. Afghanistan di era Taliban, melarang perempuan sekolah, dan harus menutup seluruh tubuh dan wajahnya dalam selubung kain hitam burkha. Di Pakistan, National Geographic pernah menayangkan bagaimana tingginya kekerasan domestik di mana perempuan dianiaya, bahkan dibunuh oleh suaminya sendiri tanpa perlindungan hukum yang jelas.

Hidup dalam dosa, adalah hidup dalam perhambaan. Laki-laki maupun perempuan. Apakah dosa perempuan? Di sebuah camp wanita saya diajarkan bahwa dosa wanita mencakup keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Wanita sering sadar maupun tidak, menghambakan diri pada hal-hal ini. Kaum feminis mengkritik iklan-iklan yang mengeksploitasi tubuh perempuan. Sabun mandi, rokok, aneka jenis lotion, obat kuat dan sebagainya. Belum lagi sinetron- sinetron biaya rendah yang hanya menampilkan tubuh sexi dan wajah cantik tanpa kualitas cerita dan akting. Nah lucunya, mengapa wanita-wanita yang kita lihat di TV tersebut tak keberatan "menjual" tubuh dan wajah mereka, tanpa menggubris kemarahan kaum feminis dan religius? Karena mereka punya banyak keinginan dalam hidup ini. Mereka bermimpi akan Cinderella, yang dari gadis pembantu menjadi putri yang tinggal di istana.

Majalah-majalah wanita, sering banyak iklannya daripada artikelnya. Sepatu, gaun, perhiasan, dan sebagainya. Mamon yang begitu berkilau membuat perempuan menghambakan diri pada keinginan matanya. Keangkuhan hidup. Ambisi memperbaiki status sosial membuat banyak perempuan kita mencari pria bule atau pejabat yang diharapkannya mampu meningkatkan derajat hidupnya. Celakanya, mereka kadang tak peduli pria-pria itu sudah menikah atau belum. Sebuah desa yang saya sempat kunjungi saat Kuliah Kerja Nyata dulu sepi dari anak-anak gadis dan perempuan usia belasan hingga 30 tahunan karena para gadis "bekerja" di kota, sementara para pria di rumah, menikmati "hasil kerja" anak atau istri mereka yang "bekerja´ tersebut. Di kantor saya, seorang wanita yang menjadi menantu mantan gubernur suatu propinsi begitu bangga dengan statusnya sampai tak menyadari bahwa yang disorot orang lain adalah sikap dan inteligensia karena ini adalah dunia akademik. "Pernahkan kau bermimpi menjadi Cinderella?" Pertanyaan tersebut pernah diutarakan seorang laki-laki kepada saya. "Jangan, jangan bermimpi menjadi Cinderella" katanya. Lalu dengan bercanda saya jawab, "Tidak kok.

Dulu waktu kecil saya bermimpi menjadi Napoleon..." Mengapa saya tak bermimpi jadi Cinderella? Bukan karena saya pejuang feminis, saya bahkan tidak memahami dengan baik feminisme, tapi karena saya tahu saya anak Allah, itu kata Alkitab. Orang yang percaya kepada Kristus diberi status anak Allah, karena Kristus Putra Allah tinggal di dalam Bapa dan Bapa di dalam Dia. "Tetapi perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasaanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tentram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan..." (1 Petrus 3: 3-5).

Dalam versi King James, manusia batiniah disebut sebagai "inner man". Loh kok "man" bukan "woman"?, karena tidak ada bedanya. Manusia yang sebenarnya di dalam kita adalah manusianya Allah (man of God). Abraham, Musa, Daud, Daniel disebut Men of God. Kita perempuan diharapkan Allah menjadi sama seperti mereka, para patriarkh, dalam iman dan kasih kita kepada Allah. Standar Allah sama untuk pria maupun wanita. Maka tidak ada perempuan yang tertindas oleh budaya patriarkat, tetapi wanita-wanita Allah punya spirit yang sama dengan para "patriarchs". Beriman seperti Abraham, lembut seperti Musa, penyembah penuh cinta seperti Daud, setia dan berhikmat seperti Daniel, tahan cobaan seperti Ayub, dan seterusnya. Kalau kita merelakan diri kita dibentuk Allah, kita akan menjadi putri-putri kerajaan Surga. Cantik dan gagah di mata Allah, bukan dunia. Saya tidak mengatakan saya sudah hebat, begitu banyak kekurangan dalam diri saya yang sering membuat saya kadang putus asa. Tapi saya mau d ibentuk oleh Tuhan. Saya rindu kehendakNya jadi dalam hidup saya, juga anda semua.

Putri-putri kerajaan Eropa atau putri-putri konglomerat dunia carut marut hidupnya meski tinggal di istana mewah. Jangan mau jadi Cinderella. Be the Princess of The Kingdom of God! Go forth princesses! Tuhan memberkati.

Cinta Sejati Seorang Ibu

Oleh: Oliver N

Ayat hafalan :
Tetapi kami berlaku ramah diantara kamu, sama seperti seorang ibu yang
mengasuh dan merawat anaknya."1 Tes.2 : 7

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga.

[block:views=similarterms-block_1]

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia
mengorbankan ini semua padaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?" Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati.

Renungan :

Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Tags: 

Emansipasi Wanita dalam “Misycle Syelomoh”

Oleh: Yon Maryono

Kitab Amsal dalam bahasa Ibrani ‘’misyle/masyal’’ adalah singkatan dari ‘’misyle syelomoh’’ ditulis 900 S.M. Dalam Amsal 31: 10-28 Nabi Salomo menuliskan seorang Wanita sebagai istri yang cakap, ia lebih berharga dari pada permata. Salah satu bentuk perhiasan yang dikenal sebagai suatu benda yang bernilai tinggi atau mahal nilainya hingga saat ini. Hal ini menunjukan suatu penggambaran "wanita yang berharga" - Woman of Worth.

Pandangan Salomo adalah suatu ide menempatkan seorang wanita pada kelas tertentu dalam masyarakat Israel saat itu. Pujian untuk seorang wanita yang kuat, berpengetahuan dan bijaksana dalam karyanya diberbagai aspek. Bidang ekonomi, Ia pekerja keras dalam perjuangan ekonomi keluarganya. Bidang sosial-politik, ia bermasyarakat melalui pertolongan dan bantuan kepada yang membutuhkan. Ia membantu yang tertindas, berhikmat serta lemah lembut dalam bertutur kata. Suatu yang dapat dimaknai saat ini sebagai “Emansipasi” yakni suatu proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah, dan dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang lebih maju. Salomo berpandangan seorang Istri tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sosok yang mandiri, tidak tergantung dari suami.



Dua ribu sembilan ratus tahun itu sudah berlalu, fakta saat ini kita masih melihat wanita tertindas dan menghadapi ketidakadilan oleh karena tradisi, agama, bahkan perundangan yang diatur oleh Pemerintah. Suatu contoh, Undang-Undang No. 1 thn 1974 tentang Perkawinan (UUP) yang menyatakan bahwa suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga. Penempatan istri sebatas pengelola rumah tangga cenderung mempertahankan tradisi yang mewajibkan istri mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya. Akibatnya, banyak istri yang tidak memiliki kesempatan bekerja dan mencari nafkah sendiri sehingga tidak bisa mengolah ketrampilan yang dimilikinya untuk memperoleh penghasilan. Mereka mengalami ketergantungan ekonomi terhadap suaminya, bahkan data statistik menunjukan wanita di Indonesia 70% sangat tergantung suami. Bagaimana jika kemudian terjadi masalah keluarga, suami meninggalkan istri? Istri yang hidup sendiri tentu akan mengalami kesulitan untuk mandiri secara ekonomi apalagi sudah lahir anak-anak yang menjadi tanggungannya.

Hikmat Salomo ternyata telah jauh menembus ruang dan waktu untuk melihat wanita yang diinginkan Allah. Hikmat Raja Salomo yang sedemikian tinggi dan dalam itu sebagai karunia Tuhan semata. Bukan hasil usaha dan perjuangan dari Salomo, melainkan berasal dari Tuhan sendiri. Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut” (I Raja-Raja 4:29).

Saya percaya, para wanita yang takut akan Allah dapat melihat bahwa mereka sedang dalam proses menjadi wanita yang Allah inginkan. Mereka sedang dalam proses memenuhi panggilan Allah dalam hidupnya, dan belajar untuk menjalani hari setapak demi setapak di jalan Allah. Dibutuhkan kegigihan, perjuangan dan ketekunan yang terus menerus, serta hati yang percaya dan berharap pada Tuhan. Marilah kita berdoa dengan sungguh, supaya dapat melihat wanita-wanita di sekitar kita bertumbuh menjadi wanita seperti yang Allah inginkan. Tuhan memberkati.

Feminisme

Penulis : Bagus Pramono, Herlianto

Sampai hari ini sebagian kaum perempuan masih aktif dalam perjuangan persamaan hak dengan kaum laki-laki atau yang lazim disebut kesetaraan gender. Sebenarnya sebagian besar perempuan yang sedang berjuang itu adalah para perempuan yang sudah "merdeka". Biasanya mereka itu dari kalangan Wanita Karir yang sukses, punya prestasi, punya background pendidikan yang tinggi. Dan mereka tetap giat berjuang atas nama semua perempuan yang masih "terpasung/ tidak memiliki hak setara dengan laki-laki/ perempuan yang tertindas".

[block:views=similarterms-block_1]

Masalah yang terus-menerus tentang emansipasi sebenarnya bukan karena laki-laki menjadikan wanita sebagai objek, melainkan karena perempuan sendiri yang berlaku demikian. Selalu berteriak akan persamaan hak. Dalam parlemen di Indonesia ada sekelompok pejuang perempuan yang meminta "quota" 30% dalam keanggotaan legislatif, minta daftar nama perempuan di taruh di barisan atas dalam pemilihan. Bahkan iklan tentang ini banyak diekspos di televisi. Ini justru sangat bertentangan dengan perjuangan feminisme. Sebab kalau meminta "quota" artinya kaum perempuan ini yakin tidak mampu bersaing secara normal/ fair dengan laki-laki dalam dunia politik, sehingga perlu "quota". Apabila para aktivis perempuan ini yakin betul bahwa kaum kemampuan perempuan sejajar dengan laki-laki mengapa tidak bersaing secara fair saja. Iklan tersebut menggambarkan unsur pemaksaan dan mengarah kepada sifat KKN. Sehingga kemudian kita mendapati bahwa iklan tersebut merupakan sebuah ironisme dari perjuangan perempuan yang selama ini digembar-gemborkan.

Sebenarnya di Indonesia, kesetaraan gender sudah sangat baik, lihat saja Megawati, beliau seorang perempuan yang menjadi Presiden, sebuah sukses dalam peraihan karir yang paling tinggi di negeri ini. Ada Rini Suwandi seorang professional handal yang menjabat sebagai menteri Perdagangan. Sangat mengherankan bahwa kaum feminis Indonesia tidak merasa terwakili oleh prestasi yang diraih mereka ini. Dilain sisi ada banyak sekali wanita karir di Indonesia yang merangkap menjadi ibu tetapi sukses dalam pekerjaannya. Profil-profil tersebut sudah menggambarkan bahwa perempuan mempunyai andil hebat dalam politik dan perekonomian Negara Indonesia.

Di negara Islam pun kita menjumpai banyak perempuan yang memegang kendali politik tertinggi contohnya Benazir Butto pernah menjabat sebagai Perdana Meteri di Pakistan, Shirin Ebadi perempuan Iran dengan kepribadian luar biasa memenangkan hadiah Nobel 2003. Chandrika Bandaranaike Kumaratunga presiden Srilanka. Dua perempuan pintar di Philipina Cory Aquino & Gloria Arroyo. Di belahan dunia lain juga kita kenal Margareth Tacher, Madeleine Albright, dan Madonna perempuan genius dengan kepribadian yang kontraversial dan sangat sukses. Di masa lalu kita mengenal Evita Peron dan masih banyak lagi. Selamat, kaum perempuan! Bahwa kaum perempuan mampu membuktikan bahwa potensi karir dan intelektual antara perempuan dan laki-laki adalah setara.

Lalu apa lagi yang harus diperjuangkan? Sampai kapan kaum perempuan berjuang untuk kesetaraan gender? Saya rasa jawabannya gampang saja "sampai pada saat mereka tidak teriak-teriak lagi soal kesetaraan gender".

Kaum Perempuan di-lain sisi sudah menggeser peran-peran laki-laki, begitupun tidak ada golongan yang mengatasnamakan diri mereka "Man´s Lib" protes tentang hal-hal contohnya sebagai berikut : Ada Ladies Bank (Bank Niaga sudah mempeloporinya) dimana semua staff dalam beberapa cabang adalah perempuan. Ada Gereja yang semua/ sebagian besar pekerjanya adalah perempuan, dari gembala sidang, majelis, pemusik dsb. Banyak pabrik-pabrik yang hanya menerima pekerja perempuan daripada laki-laki, di pabrik rokok, sepatu, mainan anak-anak lebih suka menerima pekerja perempuan. Kita lihat disini kaum lagi-laki sudah tergeser di ladang pekerjaan dan karir. Batapa banyak manager/ direktur/ pebisnis/ guru perempuan. Kadang juga saya sering mendapat keluhan dari laki-laki bahwa mereka lebih sulit mendapat ladang pekerjaan dibanding perempuan.

Masalah kesetaraan gender yang gencar didengungkan kaum perempuan itu akan selalu ada jika kaum perempuan tidak pernah merasa bahwa laki-laki adalah "mitra" melainkan sebagai pesaing dan musuh.

MACAM-MACAM ALIRAN FEMINISME

4.1. FEMINIS LIBERAL

Apa yang disebut sebagai Feminis Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia -demikian menurut mereka- punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.

Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.

Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkab wanita pada posisi sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan feminisme. Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak tergantung lagi pada pria.

4.2. FEMINISME RADIKAL

Trend ini muncul sejak pertengahan tahun 70-an di mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang "radikal".

4.3. FEMINISME POST MODERN

Ide Posmo - menurut anggapan mereka - ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial.

4.4. FEMINISME ANARKIS

Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan laki-laki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan.

4.5. FEMINISME SOSIALIS

Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang mendinginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.

Dan lain sebagainya.

V. MENGAPA ADA FEMINISME?
* Herlianto

Gerakan Feminisme lahir dari sebuah ide yang diantaranya berupaya melakukan pembongkaran terhadap ideologi penindasan atas nama gender, pencarian akar ketertindasan perempuan, sampai upaya penciptaan pembebasan perempuan secara sejati. Feminisme adalah basis teori dari gerakan pembebasan perempuan.

Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu, dimana ada masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) khususnya dalam masyarakat yang patriachal sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan lebih-lebih politik hak-hak kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa yang dapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris cenderung menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum perempuan di rumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropah dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melanda Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.

Suasana demikian diperparah dengan adanya fundamentalisme agama yang cenderung melakukan opresi terhadap kaum perempuan. Di lingkungan agama Kristen pun ada praktek-praktek dan kotbah-kotbah yang menunjang situasi demikian, ini terlihat dalam fakta bahwa banyak gereja menolak adanya pendeta perempuan bahkan tua-tua jemaat pun hanya dapat dijabat oleh pria. Banyak kotbah-kotbah mimbar menempatkan perempuan sebagai mahluk yang harus ´tunduk kepada suami!´ dalam Efesus 5:22 dengan menafsirkannya secara harfiah dan tekstual seakan-akan mempertebal perendahan terhadap kaum perempuan itu.

Efesus 5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan

Dari latar belakang demikianlah di Eropa berkembang gerakan untuk ";menaikkan derajat kaum perempuan"; tetapi gaungnya kurang keras, baru setelah di Amerika Serikat terjadi revolusi sosial dan politik, perhatian terhadap hak-hak kaum perempuan mulai mencuat. Di tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul ´Vindication of the Right of Woman´ yang isinya dapat dikata meletakkan dasar prinsip-prinsip feminisme dikemudian hari. Pada tahun-tahun 1830-40 sejalan terhadap pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai diperhatikan, jam kerja dan gaji kaum ini mulai diperbaiki dan mereka diberi kesempatan ikut dalam pendidikan dan diberi hak pilih, sesuatu yang selama ini hanya dinikmati oleh kaum laki-laki.

Gelombang feminisme di Amerika Serikat mulai lebih keras bergaung pada era reformasi dengan terbitnya buku "The Feminine Mystique"; yang ditulis oleh Betty Friedan di tahun 1963. Buku ini ternyata berdampak luas, lebih-lebih setelah Betty Friedan membentuk organisasi wanita bernama ´National Organization for Woman´ (NOW) di tahun 1966 gemanya kemudian merambat ke segala bidang kehidupan. Dalam bidang perundangan, tulisan Betty Fredman berhasil mendorong dikeluarkannya ´Equal Pay Right´ (1963) sehingga kaum perempuan bisa menikmati kondisi kerja yang lebih baik dan memperoleh gaji sama dengan laki-laki untuk pekerjaan yang sama, dan ´Equal Right Act´ (1964) dimana kaum perempuan mempuntyai hak pilih secara penuh dalam segala bidang.

Gerakan perempuan atau feminisme berjalan terus, soalnya sekalipun sudah ada perbaikan-perbaikan, kemajuan yang dicapai gerakan ini terlihat banyak mengalami halangan. Di tahun 1967 dibentuklah ´Student for a Democratic Society´ (SDS) yang mengadakan konvensi nasional di Ann Arbor kemudian dilanjutkan di Chicago pada tahun yang sama, dari sinilah mulai muncul kelompok ´feminisme radikal´ dengan membentuk ´Women´s Liberation Workshop´ yang lebih dikenal dengan singkatan ´Women´s Lib.´ Women´s Lib mengamati bahwa peran kaum perempuan dalam hubungannya dengan kaum laki-laki dalam masyarakat kapitalis terutama Amerika Serikat tidak lebih seperti hubungan yang dijajah dan penjajah. Di tahun 1968 kelompok ini secara terbuka memprotes diadakannya ´Miss America Pegeant´ di Atlantic City yang mereka anggap sebagai ´pelecehan terhadap kaum wanita´ dan ´komersialisasi tubuh perempuan.´ Gema ´pembebasan kaum perempuan´ ini kemudian mendapat sambutan di mana-mana di seluruh dunia.

Gerakan ini adalah itikad baik kaum perempuan, dan semestianya mendapat dukungan bukan saja dari kaum perempuan tetapi juga seharusnya dari kaum laki-laki, tetapi mengapa kemudian banyak kritik diajukan kepada mereka?

5.A. SASARAN KRITIK TERHADAP FEMINISME

Sebenarnya awal bangkitnya gerakan kaum perempuan itu banyak mendapat simpati bukan saja dari kaum perempuan sendiri tetapi juga dari banyak kaum laki-laki, tetapi perilaku kelompok feminisme radikal yang bersembunyi di balik "women´s liberation" telah melakukan usaha-usaha yang lebih radikal yang berbalik mendapat kritikan dan tantangan dari kaum perempuan sendiri dan lebih-lebih dari kaum laki-laki. Organisasi-organisasi agama kemudian juga menyatakan sikapnya yang kurang menerima tuntutan "Women´s Lib" itu karena mereka kemudian banyak mengusulkan pembebasan termasuk pembebasan kaum perempuan dari agama dan moralitasnya yang mereka anggap sebagai kaku dan buah dari ´agama patriachy´ atau ´agama kaum laki-laki.´

Memang memperjuangkan kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan, gaji yang layak, perumahan maupun pendidikan harus diperjuangkan, dan bahkan pemberian hak-suara kepada kaum perempuan juga harus diperjuangkan, tetapi kaum perempuan juga harus sadar bahwa secara kodrati mereka lebih unggul dalam kehidupan sebagai pemelihara keluarga, itulah sebabnya adalah salah kaprah kalau kemudian hanya karena kaum perempuan mau bekerja lalu kaum laki-laki harus tinggal di rumah memelihara anak-anak dan memasak.

Bagaimanapun kehidupan modern, kaum perempuan harus tetap menjadi ibu rumah tangga. Ini tidak berarti bahwa kaum perempuan harus selalu berada di rumah, ia dapat mengangkat pembantu atau suster bila penghasilan keluarga cukup dan kepada mereka dapat didelegasikan beberapa pekerjaan rumah tangga, tetapi sekalipun begitu seorang isteri harus tetap menjadi ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dan rumah tangga tidak dilepaskan begitu saja.

Bila semula gerakan kaum perempuan "feminisme" itu lebih mengarah pada perbaikan nasib hidup dam kesamaan hak, kelompok radikal "Women´s Lib" telah mendorongnya untuk mengarah lebih jauh dalam bentuk kebebasan yang tanpa batas dan telah menjadikan feminisme menjadi suatu "agama baru."

Sebenarnya halangan yang dihadapi ´feminisme´ bukan saja dari luar tetapi dari dalam juga. Banyak kaum perempuan memang karena tradisi yang terlalu melekat masih lebih senang ´diperlakukan demikian,´ atau bahkan ikut mengembangkan perilaku ´maskulinisme´ dimana laki-laki dominan Sebagai contoh dalam soal pembebasan kaum perempuan dari ´pelecehan seksual´ banyak kaum perempuan yang karena dorongan ekonomi atau karena kesenangannya pamer justru mendorong meluasnya prostitusi dan pornografi. Banyak kaum perempuan memang ingin cantik dan dipuji kecantikannya melalui gebyar-gebyar pemilihan ´Miss´ ini dan ´Miss" itu, akibatnya usaha menghentikan yang dianggap ´pelecehan´itu terhalang oleh sikap sebagian kaum perempuan sendiri yang justru ´senang berbuat begitu.´

Halangan juga datang dari kaum laki-laki. Kita tahu bahwa secara tradisional masyarakat pada umumnya menempatkan kaum laki-laki sebagai ´penguasa masyarakat,´ (male dominated society) bahkan masyarakat agama dengan ajaran-ajarannya yang orthodox cenderung mempertebal perilaku demikian.

Dalam agama-agama sering terjadi ´pelacuran kuil´ dimana banyak gadis-gadis harus mau menjadi ´pengantin´ para pemimpin agama seperti yang dipraktekkan dalam era modern oleh ´Children of God´ dan ´Kelompok David Koresy´, dan di kalangan Islam fundamentalis banyak dipraktekkan disamping poligami juga bahwa kaum perempuan dihilangkan identitas rupanya dengan memakai kerudung sekujur badannya atau bahwa kaum perempuan tidak boleh menjadi pemimpin yang membawahi laki-laki, dan bukan hanya itu ada kelompok agama di Afrika yang yang mengharuskan kaum perempuan di sunat hal mana tentu mendatangkan penderitaan yang tak habis-habisnya bagi kaum perempuan. Di segala bidang jelas kesamaan hak kaum perempuan sering diartikan oleh kaum laki-laki sebagai pengurangan hak kaum laki-laki, dan kaum perempuan kemudian menjadi saingan bahkan kemudian ingin menghilangkan dominasi kaum laki-laki di masyarakat!

Kritikan prinsip yang dilontarkan pada feminisme khususnya yang radikal (Women´s Lib) adalah bahwa mereka dalam obsesinya kemudian ´mau menghilangkan semua perbedaan yang ada antara perempuan dan laki-laki.´ Jelas sikap radikal yang mengabaikan perbedaan kodrat antara kaum perempuan dan laki-laki itu tidak realistis karena faktanya toh berbeda dan menghasilkan dilema, sebab kalau kaum perempuan dilarang meminta cuti haid karena kaum laki-laki tidak haid pasti timbul protes, sebaliknya tentu pengusaha akan protes kalau kaum laki-laki diperbolehkan ikut menikmati ´cuti haid dan hamil´ padahal mereka tidak pernah haid dan tidak mungkin hamil.

Dalam etika kehidupan-pun, sebagian besar masyarakat kita masih menganggap kaum perempuan adalah kaum yang lebih lemah. Kita jumpai dalam setiap kejadian emergency, kebakaran, kecelakaan dan bencana lainnya. Para "team penolong" selalu akan menolong "women and children" lebih dahulu. Ini sebenarnya didasari atas rasa kemanusiaan saja bukan atas diskriminasi gender.

Kesalahan fatal feminisme radikal ini kemudian menjadikan laki-laki bukan lagi sebagai mitra atau partner tetapi sebagai ´saingan´ (rival) bahkan ´musuh ´ (enemy)!´ Sikap feminisme yang dirusak citranya oleh kelompok radikal sehingga menjadikannya ´sangat eksklusif´ itulah yang kemudian mendapat kritikan luas.

Kritikan lain juga diajukan adalah karena dalam membela kaum perempuan dari sikap ´pelecehan seksual;´ mereka kemudian ingin melakukan kebebasan seksual tanpa batas, seperti ´Women´s Lib´ mendorong kebebasan seksual sebebas-bebasnya termasuk melakukan masturbasi, poliandri, hubungan seksual antara orang dewasa dan anak-anak, lesbianisme, bahkan liberalisasi aborsi dalam setiap tahap kehamilan. Kebebasan ini tidak berhenti disini karena ada kelompok radikal yang ´menolak peran kaum perempuan sebagai ibu rumah tangga´ dan menganggap ´perkawinan´ sebagai belenggu. Andrea Dworkin bahkan menganggap &380361hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan tidak beda dengan perkosaan!´. Dalam hal yang demikian sikap ´Women´s Lib´ sudah melenceng jauh terhadap hubungan normal cinta-kasih antara laki-laki dan perempuan.

Di kalangan agama Kristen, feminisme itu lebih lanjut mempengaruhi beberapa teolog-perempuan yang menghasilkan usulan agar sejarah Yesus yang sering disebut sebagai ´History´ diganti dengan ´Herstory´ dan lebih radikal lagi agar semua kata ´Bapa´ untuk menyebut Allah dalam Alkitab harus diganti dengan kata ´Ibu.´ Ibadah dan pengakuan iman (Credo) tidak lagi menyebut ´Allah Bapa tetapi Allah Ibu´ atau the ´Mother Goddess,´ bahkan lambang salib perlu diganti dengan meletakkan tanda O (bulatan) tepat diatas lambang salib Kristus sehingga menjadi lambang kaum perempuan.

Kita sekarang menghadapi era informasi dimana kedudukan kaum perempuan dibanyak segi bisa lebih unggul dari kedudukan kaum laki-laki. Dalam hal dimana kedudukan isteri lebih baik daripada suami memang keadaanya bisa sukar dipecahkan, tetapi keluarga Kristen tentunya harus memikirkan dengan serius pentingnya peran ibu rumah tangga demi menjaga kelangsungan keturunan yang ´takut akan Tuhan´ (Maz.78:1-8), dan disinilah pengorbanan seorang ibu perlu dipuji. Dalam hal seorang ibu berkorban untuk mendahulukan keluarga sehingga bagi mereka karier dinomor duakan atau dijabat dengan ´paruh waktu´ lebih-lebih selama anak-anak masih kecil, seharusnya para suami bisa lebih toleran menjadi ´penolong´ bagi isteri dalam tugas ini.

Sungguh sangat disayangkan bahwa banyak tokoh-tokoh perempuan sendiri tidak mengakui "pekerjaan ibu rumah tangga sebagai profesi" dan menganggapnya lebih inferior daripada misalnya pekerjaan sebagai dokter, pengacara atau pengusaha, dalam sikap ini kita dapat melihat sampai dimana kuku feminisme radikal sudah pelan-pelan menusuk daging.

Pernah ketika ada kunjungan Gorbachev, presiden Rusia waktu itu, yang berkunjung ke Amerika Serikat, isterinya "Raisa" bersama "Barbara", isteri presiden Amerika Serikat George Bush Sr. , diundang untuk berbicara disuatu "Universitas perempuan yang terkenal." Ketika keduanya berbicara, sekelompok perempuan yang bergabung dengan "women"s lib" meneriakkan yel-yel bahkan membawa poster yang mencemooh mereka karena mereka hanya menjadi ibu rumah tangga yang tidak bisa mempunyai karier sendiri. Bahkan, beberapa profesor perempuan menolak hadir karena merasa direndahkan bila mendengar pembicara perempuan yang hanya seorang ibu rumah tangga. Pembawa Acara, menanggapi kritikan-kritikan itu kemudian berkomentar bahwa "memang keduanya adalah ibu rumah tangga, tetapi karena dampingan keduanya, dua orang paling berkuasa di dunia dapat menciptakan kedamaian di dunia, suatu profesi luhur yang tiada taranya!"

5.B.SEBUAH INTROSPEKSI

Dibalik kritikan yang ditujukan terhadap "Women"s Lib" khususnya dan "Feminisme" umumnya, kita perlu melakukan introspeksi karena sebenarnya "feminisme" itu timbul sebagai reaksi atas sikap kaum laki-laki yang cenderung dominan dan merendahkan kaum perempuan. Ini terjadi bukan saja di kalangan umum tetapi lebih-lebih di kalangan yang meng "atas namakan" agama memang sering berperilaku menekan kepada kaum perempuan.

Dalam menyikapi "feminisme" sebagai suatu gerakan, kita harus berhati-hati untuk tidak menolaknya secara total, sebab sebagai "gerakan persamaan hak" harus disadari bahwa usaha gerakan itu baik dan harus didukung bahkan diusahakan oleh kaum-laki-laki yang dianggap bertanggung jawab atas kepincangan sosial-ekonomi-hukum-politis di masyarakat itu khususnya yang menyangkut gender. Yang perlu diwaspadai adalah bila feminisme itu mengambil bentuk radikal melewati batas kodrati sebagai "gerakan pembebasan kaum perempuan" seperti yang secara fanatik diperjuangkan oleh "Women"s Lib."

Bagi umat Kristen, baik umat yang tergolong kaum perempuan maupun kaum-laki-laki, keberadaan "sejarah Alkitab" harus diterima sebagai "History" dan data-data para patriach (bapa-bapa Gereja) tidak perlu diubah karena masa primitif dan agraris memang mendorong terjadinya dominasi kaum laki-laki, tetapi sejak masa industri lebih-lebih masa informasi, kehadiran peran kaum perempuan memang diperlukan dalam masyarakat selain peran mereka yang terpuji dalam rumah tangga dan Alkitab tidak menghalanginya. Tetapi sekalipun begitu, Alkitab dengan jelas menyebutkan adanya perbedaan kodrati dalam penciptaan kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kaum laki-laki memang diberi perlengkapan otot yang lebih kuat dan daya juang yang lebih besar, tetapi kaum perempuan diberi tugas sebagai "penolong" yang sejodoh yang sekaligus menjadi ibu anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya.

Kita harus sadar bahwa arti "penolong" bukanlah berarti "budak" tetapi sebagai "mitra" atau "tulang rusuk yang melengkapi tubuh." Kesamaan hak harus dilihat dalam rangka tidak melanggar kodrat manusia. Kita harus sadar bahwa kotbah-kotbah yang sering menyalahgunakan ayat-ayat Efesus fasal 5 tentang "hubungan suami dan isteri" (yang juga dilakukan oleh banyak penginjil perempuan) harus diletakkan dalam konteks bahwa "suami harus mengasihi isterinya" (Efs.5:25). Tunduk dalam ayat-22 bukan sembarang tunduk (seperti kepada penjajah atau majikan) tetapi seperti kepada Tuhan (Kristus), dan "kasih" bukanlah sekedar cinta tetapi dalam pengertian "kasih Kristus" yang "rela berkorban demi jemaat" (Efs.5:25) dan seperti "laki-laki mengasihi" dirinya sendiri" (Efs.5:33). Tentu kita sadar bahwa "berkorban" itu jauh lebih besar dan sulit dilakukan daripada "tuntuk" bukan?

Gerakan feminisme sudah berada di tengah-tengah kita, peran kaum perempuan yang cenderung dimarginalkan dalam masyarakat "patriachy" sekarang sudah mulai menunjukkan ototnya. Semua perlu terbuka akan kritik kaum perempuan yang dikenal sebagai penganut "feminisme" tetapi feminisme harus pula mendengarkan kritikan dari kaum perempuan sendiri maupun kaum laki-laki agar "persamaan" (equality) tidak kemudian menjurus pada "kebebasan" (liberation) yang tidak bertanggung jawab.

* Diambil dari tulisan Bp. Herlianto/ Yabina

Hakekat Perempuan

Penulis : Bagus Pramono

1. A. DASAR PENCIPTAAN PEREMPUAN :
Kejadian 1:26-28, 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

[block:views=similarterms-block_1]

Kejadian 2:18-24, 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

HAWA
Pertama kali Adam menyebut Hawa sebagai ´isysa´ sebab ia diambil dari laki-laki (Kej 2:23). Dan kemudian Adam menyebutnya Hawa, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Allah mempunyai maksud dalam penciptaan Perempuan adalah sebagai "penolong yang sepadan". Apa maksud Allah mengambil "rusuk" bukan mengambil dari bagian kepalanya atau bagian dari kaki-nya? Jika diambil dari bagian kepala bisa jadi Perempuan akan berkuasa atas Adam. Dan jika diambil dari bagian kaki, Allah tidak merancangkan Perempuan sebagai tempat injakan laki-laki. Melainkan Perempuan adalah penolong yang "sepadan" bagi laki-laki. Allah sudah merencanakan sesuatu yang mulia. Allah tidak menempatkan kaum perempuan lebih rendah daripada laki-laki.

1.B . PERBEDAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1.B.1. FISIK
Kejadian 2:18-23. Laki-laki dan perempuan diciptakan dalam perbedaan fisik. Tujuan perbedaan ini adalah untuk saling melengkapi. Dalam perbedaan ini memberikan hasil untuk kelangsungan kehidupan, ini sudah didalam rancangan Allah :

Bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan, kita semua sudah bisa membedakan. Dari perbedaan fisik tersebut Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang berbeda :

Fungsi Laki-laki : Memberikan benih Fungsi Perempuan : Memelihara pertumbuhan

Secara umum fisik laki-laki lebih kuat dibanding perempuan, ini melambangkan fungsinya sebagai pelindung.

1.B.2. TUNTUTAN BUDAYA
Tiap budaya dan jaman memiliki tuntutan yang berbeda-beda. Biasanya tuntutan seperti ini sudah diterapkan sejak mereka kecil. Untuk kebudayaan kita di Indonesia, Tuntutan masyarakat terhadap Laki-laki: laki-laki harus to be number one dalam persaingan. Berpikir secara strategi dan problem solver. Tuntutan masyarakat terhadap perempuan: orientasi relasional, melayani orang lain.

2.B.3. KEBUTUHAN
Seorang pria dan wanita pada dasarnya mempunyai kebutuhan yang berbeda karena Tuhan mencipta pria sebagai kepala dan wanita sebagai seorang penolong yang sepadan. Seorang pria akan sangat membutuhkan dihormati karena bernatur kepala, sehingga ketika ia tidak dihormati maka ia akan mengalami problematik psikologis, identitas dan akhirnya ia akan mengambil keputusan yang tidak beres. Justru ketika pria itu tidak dihormati, ia akan mengambil tindakan yang drastis terhadap isterinya. Namun jikalau istrinya dapat menghormatinya, ia akan maju dan isterinya akan sungguh-sungguh menikmati cinta kasih yang sejati.

Efesus 5:33, Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. Kolose 3:18-19, 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

1.B.4. PERAN
Efesus 5:22-23, 5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Panggilan Allah bagi laki-laki adalah menjadi pemimpin: Head of the family, menjadi cerminan kasih Kristus kepada jemaat. Mendidik istri dan anak-anaknya untuk melakukan pekerjaan dengan bertanggungjawab. Servanthood, pelayanan dalam melayani istri dan keluarga.

Panggilan Allah terhadap istri adalah submissive/tunduk: Sebagai penolong yang sepadan, mengerjakan segala sesuatu sehingga suami bisa menjadi pemimpin yang baik.

1.B.5 GENDER
Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu "genus", berarti tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.

PERBEDAAN SEKS DENGAN GENDER

Gender ditentukan oleh sosial dan budaya setempat, sedangkan seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan. Misalnya laki-laki memproduksi sperma dan memberikan benih, sementara perempuan mengalami menstruasi, bisa mengandung dan melahirkan serta menyusui.

INTERAKSI ANTAR GENDER

Hubungan gender ialah hubungan sosial antara laki-laki dengan perempuan yang bersifat saling membantu atau sebaliknya. Hubungan gender berbeda dari waktu ke waktu, dan berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain, akibat perbedaan suku, agama, status sosial maupun nilai (tradisi dan norma yang dianut).

KETIDAK-ADILAN ATAS DASAR GENDER :

Ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan perlakuan berdasarkan gender, seperti pembatasan peran, dan penindasan terhadap hak-haknya.

Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut :

  • Marginalisasi (peminggiran) : Peminggiran terjadi dengan adanya asumsi perempuan lebih tidak mampu melakukan pekerjaan formal dibanding laki-laki.
  • Subordinasi (penomorduaan): Perempuan dianggap lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan ditempatkan menjadi nomor dua setelah laki-laki
  • Stereotip (citra buruk) : Pandangan buruk terhadap perempuan. Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya. Anehnya perlakuan ini juga dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan terhadap kaumnya sendiri.
  • Violence (kekerasan), yaitu serangan fisik dan psikis. Perempuan adalah pihak paling rentan mengalami kekerasan. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.

Sebagian perempuan juga mempunyai beban kerja berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami, hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah, dan mengurus anak-anak. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah.

1.C. APAKAH PEREMPUAN SUMBER DOSA?

Kejadian 3:1-6 MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" 3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." 3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Sering kali perempuan (Hawa) dianggap sebagai biang keladi kejatuhan manusia dalam dosa. Jika demikian perempuan dianggap lebih bodoh daripada laki-laki, karena dengan mudah ditipu oleh ular. Ayat 1 mengatakan bahwa ular merupakan binatang yang paling cerdik.

Benarkah perempuan biang keladi terhadinya dosa mula-mula? A340ah Hawa itu manusia bodoh dan lemah sehingga gampang ditipu? Untuk menjawab pertanyaan ini timbul pertanyaan selanjutnya "di manakah laki-laki (Adam) saat perempuan (Hawa) sedang bercakap-cakap dengan ular?".

Bukankah yang menerima amanat larangan memetik buah pengetahuan akan yang baik dan yang jahat adalah Adam (laki-laki)? Disini Adam (laki-laki) tidak menempatkan dirinya menjadi pengemban amanat Allah. Adam hanya pasif. Ketika perempuan itu menyodorkan buah petikannya kepada laki-laki, ia langsung memakannya tanpa bertanya ini-itu. Padahal laki-laki tahu persis bahwa itu dilarang.

Allah memberikan teguran dan kutuk kepada Adam :

Kejadian 3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan 2perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Dosa yang fatal yang menyebabkan Adam terusir hanya karena "telinga" yang salah mendengar dan tidak mengkonfirmasikan ulang.

Sebaliknya perempuan digambarkan berperan aktif. Ini sesuai dengan keberadaannya yang sepadan dengan laki-laki (Kejadian 2:18-25). Perempuan itu dikisahkan sedang berdiskusi secara serius dengan ular. Mereka saling berargumentasi. Yang namanya berargumentasi tentunya menggunakan otak. Maka perempuan bukanlah sebagai makhluk yang bodoh. Karena dalam hal ini laki-laki tidak tampak peranannya. Namun tindakan ini mengakibatkan kesalahan fatal, karena Hawa berjalan sendiri tanpa Adam.

Dilain pihak, Laki-laki dalam hal ini bersikap "pasif" Adam hanya menunggu makanan yang dipersiapkan oleh perempuan. Ketika Allah meminta pertanggungan-jawab laki-laki itu malahan melempar kesalahan kepada perempuan. Jadi sebenarnya siapakah yang salah? Di sini sebenarnya bukan persoalan siapa yang bodoh atau siapa yang salah dan siapa yang teledor, karena bagaimanapun laki-laki dan perempuan diciptakan sepadan. Allah menghukum manusia bukan karena kesalahan perempuan saja, tetapi kesalahan manusia laki-laki dan perempuan.

Keduanya bersalah.

1.D. BERKAT BAGI PEREMPUAN
Akibat dosa, manusia terpisah dari Allah. Namun selanjutnya kitab Kejadian menulis bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala kepala ular, melalui Perempuan akan datang sang penebus dosa "Yesus Kristus"

Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Melalui perempuan, jalur perdamaian antara Allah dan manusia yang rusak akibat dosa dipulihkan dengan lahirnya Yesus Kristus.

Kaum perempuan sejak semula diciptakan untuk menerima tugas mulia sebagai pemeliara pertumbuhan (keturunan/ chain of life). Peran sebagai ibu adalah hal yang menakjubkan. Ibu dapat melahirkan dan membesarkan anak-anak. Peran Perempuan sebagai ibu telah masuk ke dalam "rekan sekerja" dengan Bapa kita di Surga untuk memberikan kasih dan pendidikan kepada kepada anak-anakNya yang juga merupakan pewaris kerajaan Surga ini.

Anak-anak yang dikaruniakan adalah berkat dari surga. Dengan demikian seorang ibu melahirkan umat-umat Allah dan dalam pertumbuhan mereka di dunia ini, mereka ada dalam tanggung jawab seorang ibu. Bukankah ini tugas mulia?

Sebagai rekan kerja Allah Bapa disurga, perempuan mempunyai tugas khusus mendidik anak-anaknya sejak kecil :

Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Pepatah bijak lainnya mengatakan, "Jika rantingnya bengkok, maka pohonnya pun menyusut"

Ajarlah anak-anak sejak mereka masih kecil, dan jangan pernah menyerah. Sepanjang mereka berada di rumah, biarkan mereka menjadi perhatian utama. Ajarlah mereka untuk mencari teman-teman yang baik. Mereka akan memiliki teman- teman yang baik dan tidak baik. Melalui pegaulan antar-teman mereka akan membuat perbedaan yang cepat dalam kehidupan mereka. Adalah penting agar mereka mengembangkan suatu sikap toleransi terhadap semua orang, tetapi yang lebih penting adalah mereka dapat berkumpul di sekitar orang- orang yang baik yang akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Kalau tidak mereka dapat tercemar oleh cara-cara teman mereka.

Ketika anak-anak beranjak remaja-dewasa, ini adalah hal yang cukup sulit bagi para orang tua untuk mendidik mereka, sebab ada banyak hal yang dianggap sebagai tren gaul, padahal dampaknya buruk sekali contohnya : pergaulan bebas, begadang, mentato tubuh, minuman keras, narkoba dan seks bebas dan sebagainya. Ajari mereka untuk menghormati tubuh mereka. Bahwa tubuh kita adalah Bait Allah yang kudus.

1 Korintus 3:16-17 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu"

Ajarlah mereka untuk menjadi manusia yang baik. Ajarlah remaja putra kita untuk menghormati remaja putri sebagai para putri Allah. Ajari para putri Anda untuk menghargai remaja putra, karena anak-anak lelaki yang memegang imamat, adalah anak-anak lelaki yang hendaknya dan harus menentang kejahatan- kejahatan yang dunia yang tidak berarti.

Ajarlah mereka untuk berdoa. Tidak seorang pun di antara kita cukup bijak untuk melakukannya sendiri. Kita memerlukan pertolongan, kebijaksanaan, bimbingan dari Roh Kudus dalam mengambil keputusan-keputusan yang amat penting dalam kehidupan kita. Tidak ada yang dapat menggantikan doa. Tidak ada sumber yang lebih besar dari kekuatan Tuhan.

Perempuan bersama Laki-laki tentunya (ayah-ibu) bersama-sama memegang sebuah mandat dari Tuhan untuk menyediakan pembelajaran terhadap anak-anak yang dilahirkan. Hal itu akan memberkati kehidupan mereka sekarang dan di tahun- tahun yang akan datang. Apabila kita semua melaksanakan tugas mulia ini maka kita dapat menyatakan dengan rasa syukur sebagaimana yang dilakukan Yohanes :

3 Yohanes 1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.

Ibu kita, Maria 'Perempuan yang Terlupakan'

Penulis : alof

Ditinjau dari sudut karya keselamatan Allah, kita kerap menganggap Maria sekedar alat/sarana saja. Ibarat pipa saluran air yang tidak memberikan makna apa-apa kepada air itu. Akibatnya, kita sering lupa akan peran pipa itu. Kita tidak pernah memberi perhatian padanya dan baru ingat pada saat air tidak mengalir akibat pipa yang bocor atau mampat. Dalam semangat radikal para pengikut Reformasi Protestanisme di abad ke-16 (dan diwarisi hingga kini), semua hal yang berbau Katolik hendak disingkirkan dari gereja. Dan penghormatan terhadap Maria adalah salah satu hal yang hendak dibabat. Secara salah-kaprah, penghormatan (devosi/adorasi) kepada Maria dicela sebagai penyembahan yang bertentangan dengan iman Kristen.

[block:views=similarterms-block_1]

Padahal orang-orang Katolik bukan mendewa-dewakan dan menyembah Maria, melainkan menghormatinya sebagai ibunda Tuhan sebagaimana dahulu Elisabet (ibu Yohanes Pembaptis) menghormati Maria,

"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43)

1. Perempuan Istimewa

Tidak ada perempuan lain yang mendapat kedudukan demikian istimewa dalam Alkitab sebagai perempuan utama selain Hawa dan Maria. Dalam Perjanjian Lama, Hawa dipandang sebagai ibu dari semua umat manusia secara lahiriah, sementara Maria dalam Perjanjian Baru menjadi ibu murid-murid Yesus. Dari kedua perempuan inilah kita mewarisi kemanusian Kristen seutuhnya.

Dalam Injil Lukas dikisahkan bagaimana reaksi Maria ketika malaikat Tuhan mengunjunginya.

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah." (Luk 1:28-30)

Keterkejutan Maria bukan dikarenakan kedatangan malaikat, melainkan MAKNA yang dikandung dalam salam tersebut. Hal ini menandakan bahwa salam itu sangatlah tidak lazim dan sangat istimewa. Salam itu merupakan sebuah proklamasi bahwa Maria adalah orang yang dikaruniai dan disertai Tuhan. Sebuah kedudukan yang sangat istimewa yang tak seorang pun pernah mendapatkan pernyataan serupa itu.

Dalam bahasa Inggrisnya, salam itu berbunyi, "Hail, full of grace, the Lord is with you" (terjemahan yang kemudian menggunakan "favored one"). Maria disebut sebagai orang yang "penuh rahmat". Kata ini diterjemahkan dari bahasa Yunani "kecharitomene" (dari asal kata "charis" yang bermakna "rahmat/anugerah") yang mencerminkan kualitas karakter Maria.

Term Yunani ini mengandung makna rahmat yang kekal/permanen dan sempurna, yang dimiliki secara ekstensif sepanjang hidup sejak dalam kandungan. Sehingga eksegese Katolik tentang hal ini melahirkan doktrin "Immaculate Conception" yang menyatakan bahwa Maria sendiri dikandung tanpa dosa.

Keistimewaan Maria ini pun dikuatkan melalui penegasan malaikat Tuhan:

"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." (Luk 1:35).

Penyertaan Tuhan membuat Maria terbebas dari dosa asal maupun dosa pribadi. Bahkan dari ayat di atas, dinyatakan bahwa yang dibawa oleh Yesus dari Maria bukan hanya jasad kemanusiaan-Nya, melainkan juga kekudusan.

Mengenai ketidakberdosaan Maria, Martin Luther, reformator Protestanisme, pun tidak menyangkalnya:

She is full of grace, proclaimed to be entirely without sin something exceedingly great. For God grace fills her with everything good and makes her devoid of all evil.
-- Personal {"Little"} Prayer Book, 1522.

It is a sweet and pious belief that the infusion of Mary soul was effected without original sin; so that in the very infusion of her soul she was also purified from original sin and adorned with God gifts, receiving a pure soul infused by God; thus from the first moment she began to live she was free from all sin".
-- Sermon: "On the Day of the Conception of the Mother of God," 1527.

2. Perempuan yang Percaya

Yudas mengkhianati Yesus. Petrus, murid yang paling utama, menyangkali Dia tiga kali. Murid-murid lain terbirit-birit menyembunyikan diri ketika Yesus ditangkap dan disalibkan. Mereka baru berani menampakkan diri setelah mendapat kabar bahwa Yesus sudah bangkit.

Ragu!

Ya, mereka meragukan Yesus. Hilang rasa percaya mereka kepada Yesus semenjak Dia ditangkap. Bahkan mereka sangat takut atas keselamatan jiwa mereka. (Jadi ingat kasus Pondok Nabi yang dihancurkan massa setelah pemimpinnya di-"aman"-kan pihak yang berwajib.)

Sementara, sejak mula, Maria tidak menyangsikan kehendak Tuhan. Ketika malaikat mengatakan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak, dia hanya mengajukan pertanyaan,

"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk 1:34).

Pertanyaan itu terdengar biasa-biasa saja. Kita tidak pernah heran bahwa pertanyaan itu sangatlah aneh, yang tentu saja tidak akan dilontarkan oleh Maria jika dia benar-benar akan menikah dengan Yusuf, tunangannya. Tetapi kita biasanya tidak terlalu mencermati hal itu karena pola pikir kita terpaku pada belum menikahnya Maria dengan Yusuf.

Alkitab memang mengatakan bahwa Maria bertunangan dengan Yusuf. Namun, pengertian "bertunangan" di sini tidaklah selalu akan berlanjut dengan perkawinan, melainkan semacam "di bawah perlindungan". Alkitab pun tidak pernah menyebutkan bahwa pada akhirnya Yusuf mengawini Maria.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Maria dipersembahkan oleh orangtuanya untuk mengabdi di Bait Allah. Dan mereka tetap menjaga keperawanannya (seperti suster di biara) hingga akhir hayatnya.

Maria tidak takut mendapat aib di mata masyarakat Yahudi akibat kehamilan yang terjadi tanpa pernikahan. Padahal, sesuai hukum Musa, aib semacam itu dianggap zinah yang berisiko dirajam dengan batu sampai mati. Maria tidak takut menghadapi dunia ini.

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)

3. Ibu Keluarga Besar Kristus

Sebelum kematian-Nya, dari atas salib Yesus menyampaikan pesan yang berkenaan dengan keluarga dan pengikut-Nya yang ditinggalkan di dunia ini. Injil Yohanes mencatatnya sebagai berikut:

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!". Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh 19:26-27)

Dengan perkataan-perkataan itu, Yesus menyatakan bahwa murid yang dikasihi-Nya (Yohanes) menjadi anak Maria dan Maria menjadi ibu Yohanes. Mereka "dibaptis-Nya" menjadi satu keluarga. Yesus menyerahkan ibu-Nya ke dalam perlindungan murid yang dikasihi-Nya dan menyerahkan murid-Nya ke dalam asuhan Maria.

Dalam hal ini, orang Katolik menempatkan diri sebagai pengikut/murid yang dikasihi Yesus dan menjadi bagian dari keluarga besar Kristus. Itu sebabnya mereka menempatkan Maria sebagai bunda rohani mereka, sebagai ibu mereka sendiri.

Tidak ada orang yang mengenal kita sebaik ibu sendiri. Dialah yang paling bisa berempati pada luka-luka, kegembiraan, keresahan, dan berbagai suka-duka kita. Tidak ada jalinan yang lebih kuat dibanding ikatan batin seorang ibu kepada anaknya. Tidak ada doa yang lebih tulus daripada doa seorang ibu bagi anak-anaknya.

Itulah yang mendasari kepercayaan orang Katolik untuk menghormati Maria dan berdoa BERSAMA-SAMA (bukan KEPADA!) Maria kepada Tuhan. Ketidakberdosaan Maria adalah sebuah jaminan atas kebenaran doa yang dipanjatkannya.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yak 5:16)

Saya jadi ingat lirik sebuah lagu yang membuat saya selalu merinding haru, "di doa ibuku, namaku disebut...".

Izebel

"...Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya..." (I Raja-Raja 19:2-3).

[block:views=similarterms-block_1]

Perkataan diatas adalah suatu ancaman dari Izebel terhadap nabi Elia, karena Elia telah membunuh 450 nabi Baal yang mendapat makan dari meja istana Izebel. Peristiwa penyembelihan nabi-nabi Baal itu sendiri adalah rancangan Tuhan dan suatu perbuatan Tuhan yang besar, karena pada waktu itu Israel telah murtad dan melakukan penyembahan kepada Baal, ketika Raja Ahab, suami Izebel, memerintah Israel. Setelah peristiwa yang luar biasa ini, dimana Allah menunjukkan kuasaNya melalui nabi Elia, sesungguhnya Israel bertobat dan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan berkuasa. Mungkin Raja Ahab sendiri sudah mulai mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang benar. Tetapi, ketika peristiwa ini disampaikan kepada Izebel, maka isteri yang berkepribadian kuat dan teguh ini tidak bertobat, bahkan mengancam nabi Elia seperti tertulis diatas. Nabi Elia yang baru saja mengalami peristiwa luar biasa dimana kuasa Allah dinyatakan kepada Israel, tidak siap dan mungkin juga tidak menyangka akan datangnya ancaman dari Izebel. Nabi Elia menjadi takut dan pergi menyelamatkan nyawanya.

Yang akan kita pelajari disini adalah respon Izebel, ketika diberitahukan bahwa nabi-nabi Baal telah dibunuh dan bahwa Baal sendiri tidak menjawab dengan api, sebagaimana Allah Israel. Seharusnya Izebel merasa kecil hati dan gentar ketika mengetahui bahwa allah yang disembahnya bukanlah allah yang berkuasa dan hidup, seperti Allah Israel. Tetapi, sebaliknya kita lihat bahwa Izebel menunjukkan keteguhan hatinya dan kesetiaannya kepada para allahnya, dan bahkan berani mengancam nabi dari Allah Israel. Semua ini menunjukkan kepada kita betapa kuatnya kepribadian Izebel.

Izebel adalah seorang wanita dengan kepribadian yang kuat, teguh, berani dan setia dengan sesuatu yang dipercayai dan disembahnya. Seandainya Izebel beribadah kepada Allah Israel, maka ia akan menjadi penolong yang luar biasa bagi suaminya. Apabila suaminya sedang lemah dan tawar hati dalam mengikut Tuhan, maka ia sebagai isteri dapat meneguhkan, mendorong serta menguatkan suaminya untuk terus maju dan beribadah kepada Tuhan. Sayangnya, Izebel tidaklah beribadah kepada Tuhan, melainkan kepada Baal. Bila seseorang beribadah kepada roh-roh jahat, maka ia sebagai pengikutnya tentu menjadi jahat pula. Demikianlah yang terjadi dengan Izebel. Izebel menjadi jahat karena ia menyembah sesuatu yang jahat.

Sekalipun Izebel adalah wanita yang jahat, tetapi fungsinya sebagai penolong bagi suaminya tetap berjalan dengan baik. Ketika suaminya berada dalam masalah karena kebun anggur Nabot, maka ia memberi jalan keluar bagi suaminya sekalipun itu jalan yang jahat [ I Raja- Raja 21 ]. Disini kita lihat kelebihan Izebel sebagai isteri yang berkepribadian kuat. Izebel bukanlah seorang isteri yang suka memberontak dan melawan suaminya. Sepanjang kita membaca kisah Izebel dalam Alkitab, tidak pernah sekalipun ia melawan dan memberontak kepada suaminya. Memang ia membujuk suaminya untuk beribadah kepada Baal, tetapi hal ini disebabkan karena ia berkepribadian kuat, dan karena keyakinannya terhadap Baal [ I Raja- Raja 21:25 ]. Jadi, Izebel adalah penolong yang baik bagi Raja Ahab yang jahat.

Didalam Wahyu 2:20 ada tertulis, "...Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel ...mengajar dan menyesatkan hamba-hambaKu supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala". Karena kepribadiannya yang kuat, memang Izebel cenderung mengajar, membujuk dan mengajak orang-orang untuk mengikuti keyakinannya akan berhala.

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah Izebel ini ? Seorang isteri yang berkepribadian kuat dan beribadah kepada Tuhan, akan menjadi penolong yang sangat baik bagi suami yang juga beribadah kepada Tuhan. Seringkali kita temui isteri yang beribadah kepada Tuhan tetapi berkepribadian lemah, atau sebaliknya, isteri yang berkepribadian kuat tetapi kurang beribadah kepada Tuhan. Semoga para isteri Kristen adalah wanita-wanita yang berkepribadian kuat seperti Izebel, tetapi sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan.

Sumber: Gema Sion Ministry.

Kasih seorang ibu

Oleh: Mang Ucup

Tayangan ulang untuk hari Ibu - hasil karya mang Ucup tulen! Apakah Anda mengasihi Ibu Anda? Apakah Anda masih ingat betapa besar kasih sayangnya Ibu Anda?Bacalah artikel ini! Kasih seorang Ibu. Jalannya sudah ter-titih2, karena usianya sudah lebih dari 70 th, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal dirumah jompo, karena kehadirannya tidak di-inginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tsb. Ayah dari anak tsb minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

Disamping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yg belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yg hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yg harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yg mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yg ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.

Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yg didapatkannya dari Tuhan dimana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yg ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih. Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan diwaktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yg ia bisa dapatkan.

Terkadang ia harus menjahit s/d jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yg tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yg tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, disamping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.

Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yg seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yg tercinta, hanya yg terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian s/d makanan.

Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca diluaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yg telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.

Sejak saat tsb ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yg terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yg tercinta.

Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Disana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yg bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak di undang, bahkan kehadirannya tidaklah di inginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yg tercinta. Sejak saat itu ber-th2 ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.

Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dgn anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dgn menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Dirumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari keluarga tsb. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.

Dirumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinyada daripada dirinya sendiri. Disamping itu sering sekali di bentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yg kecil dibelakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.

Setelah bekerja ber-th2 sebagai babu tanpa ada orang yg mengetahui siapa dirinya dirumah tsb, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yg setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo. Puluhan th ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dgn putri kesayangannya. Uang pension yg ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dgn pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.

Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yg ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Disamping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yg ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.

Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat dibawah nol dan salujupun turun dgn lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena diluaran sangat dingin, tetapi Nene tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi kerumah putrinya. Ia ingin betemu dgn putrinya sekali lagi yg terakhir kali. Dgn tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus ber-jam2 diluaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat dimana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yg jauh dan tidak mudah bagi seorang nene tua yg berada dlm keadaan sakit.

Setiba dirumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yg membukakan pintu rumah gedong dimana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yg diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dgn ibunya? Tidak! Bahkan ia di tegor: "Kamu sudah bekerja dirumah kami puluhan th sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu dibelakang rumah!"

"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yg terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena diluaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, disamping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dgn nada kesal. Setelah itu pintu di tutup dgn keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesianpun tidak ada.

Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon dirumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon kekantor polisi, sebab dihalte bus di depan ada seorang nene meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yg tercinta yg tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.

Ibu saya tidak melek komputer, bahkan beliau seorang wanita yg buta aksara, tetapi untuk mang Ucup pribadi beliau adalah wanita yg paling hebat, dimana s/d detik ini mang Ucup masih bisa belajar dari padanya. Belajar memberikan dan membagikan kasih tanpa pamrih dan tanpa lagas. Ibunya mang Ucup menderita sakit kanker, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Tiap kali saya menelpon Ibu, pertanyaan standard selalu diajukan kepada saya: "Apa yg Ibu bisa bantu untukmu nak?" Ia tidak memohon untuk dirinya sendiri dlm doanya, yg ia utamakan selalu hanyalah kami anak2nya! Ia selalu mendoakan kami siang dan malam.

Maka dari itulah untuk mang Ucup, Ibu saya adalah wanita yg tercantik sejagat raya, melebihi daripada Michael Preifer walaupun ia barusan saja terpilih oleh majalah People sebagai wanita tercantik sedunia untuk th 1999. Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dgn penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga.

Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak2nya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun.

Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari2 tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja " sedangkan di hari2 lainnya tidak pernah mengingatnya, boro2 memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.

Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dgn ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita? Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

When Mother prayed, she found sweet rest, When Mother prayed, her soul was blest; Her heart and mind on Christ were stayed, And God was there when Mother prayed!

Our thanks, O God, for mothers Who show, by word and deed, Commitment to Thy will and plan And Thy commandments heed.

A thousand men may build a city, but it takes a mother to make a home.

Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini kepada rekan2 lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.

Tags: 

Keberhasilan dan Kegagalan Abigail

"Ia sujud pada kaki Daud dan berkata : `Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini" [ I Samuel 25:24 ]. "perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya" [ I Samuel 25:3 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Kisah Daud, Nabal, dan Abigail merupakan gambaran bahwa kebijakan itu melampaui urapan, dan dapat menyelesaikan serta mengatasi kebodohan. Daud adalah seorang yang telah diurapi Tuhan untuk menjadi raja atas Umat Israel. Tetapi didalam kisah ini, Daud sedang mengalami proses disiplin Tuhan, dan masa persiapan sebelum ia memerintah, dimana ia harus berpindah-pindah tempat karena menghindari pengejaran Saul beserta tentara-tentara Israel yang terpilih. Pada masa-masa yang sulit seperti ini, kadangkala Daud dan orang-orang yang bersamanya memerlukan bantuan makanan, perlengkapan atau bantuan lainnya. Dalam cerita ini Daud mengutus orang-orangnya kepada Nabal, seorang yang kaya tetapi kasar dan jahat kelakuannya, untuk memperoleh sedikit bantuan, karena menurut Daud, ia telah melindungi harta milik Nabal. Tetapi ketika Nabal menolak dan menjawab dengan kasar, Daud menjadi marah dan memutuskan untuk membunuh semua laki-laki yang ada pada Nabal [ I Sam. 25:34 ].

Ketika rencana Daud diketahui oleh Abigail, isteri Nabal, maka perempuan bijak ini segera bertindak, tanpa memberitahu suaminya, dengan mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis, dan dua ratus kue ara, dan segera menemui Daud, sebelum Daud datang menyerang keluarganya. Kebijakan Abigail, menyebabkan ia merendahkan diri dihadapan Daud , dengan sujud di kakinya, serta memberi alasan- alasan yang dapat diterima Daud, agar Daud jangan menumpahkan darah dan bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Langkah Abigail ini diterima Daud, bahkan Daud memuji Tuhan Allah Israel yang telah mengutus Abigail untuk mencegahnya melakukan hutang darah, dan bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Kita tahu kisah selanjutnya, dimana sepuluh hari kemudian Tuhan memukul Nabal sehingga mati, dan Abigail menjadi isteri Daud, serta melahirkan Kileab baginya.

Melalui cerita ini kita melihat bagaimana kebijakan Abigail, dapat meredam kemarahan Orang yang diurapi Tuhan, serta menyelesaikan kebodohan Nabal dengan cara Tuhan sendiri. Kebijakan memang melampaui urapan dan kebodohan. Isteri yang bijak adalah isteri yang rendah hati, dan dapat berkata-kata serta memberi alasan-alasan yang dapat diterima. Isteri yang bijak menyelesaikan masalah dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik. Disinilah keberhasilan Abigail.

Tetapi yang mengherankan adalah, bagaimana mungkin isteri yang cantik dan bijak seperti Abigail, memperoleh suami yang kasar dan jahat kelakuannya, seperti Nabal, walaupun ia memang seorang pengusaha yang berhasil dan sangat kaya ? Apakah ini merupakan kegagalan Abigail ? Kita tidak mengetahuinya dengan jelas, tetapi alangkah indahnya jika keluarga-keluarga Kristen dipenuhi oleh para isteri yang bijak dan suami yang diurapi Tuhan.

Sumber: Gema Sion Ministry

Keberhasilan dan Kegagalan Hawa (1)

"Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup" [Kejadian 3:20]

[block:views=similarterms-block_1]

Keberhasilan dan kegagalan merupakan sesuatu yang sangat tergantung sudut pandang seseorang. Artinya, bagi seseorang, perkara tertentu merupakan keberhasilan, tetapi bagi yang lainnya, perkara itu merupakan kegagalan.

Pada umumnya, penilaian Tuhan berbeda dengan penilaian manusia. Bagi manusia sesuatu itu gagal, tetapi bagi Tuhan berhasil. Sebagai contoh, mari kita melihat kehidupan dan pelayanan Yesus. Setelah Yesus melayani bangsa Yahudi selama kurang lebih tiga tahun, Ia ditangkap oleh para pemimpin agama Yahudi serta diserahkan kepada bangsa Roma untuk disalibkan. Satu orang muridNya mengkhianati Dia. MuridNya yang lain menyangkal Dia tiga kali. Semua muridNya pergi meninggalkan Dia di Taman Getsemani ketika Ia ditangkap. Bahkan di kayu salib, Bapa di Sorga meninggalkan Dia sehingga Ia berseru, "AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?". Menurut sudut pandang manusia, dimana keberhasilan Yesus? Bagi manusia dengan akal sehat, tentu menilai dan harus menilai, bahwa Mahkamah Agama Yahudi dengan Bait Sucinya yang megah itu, telah sukses menyingkirkan "si-penyesat". Tetapi bagaimana menurut penilaian Bapa di Sorga? Menurut penilaianNya, kematian Yesus merupakan awal kemenangan yang akan berakhir dengan hancurnya musuh terakhir yaitu maut, sehingga Allah menjadi semua didalam semua.

Mengapa renungan keluarga ini dimulai dengan mengungkapkan keberbedaan penilaian manusia dengan Tuhan? Karena dalam renungan ini, dan beberapa renungan selanjutnya, kita akan melihat keberhasilan dan kegagalan para wanita ( isteri) yang tercatat dalam Alkitab, maka diharapkan, penilaian kita sesuai dengan penilaian Tuhan, supaya kita semua dapat membangun keluarga yang berhasil menurut penilaian Tuhan.

Sekarang kita akan mulai dengan keberhasilan Hawa sebagai isteri Adam. Adam memberi nama (memberi identitas diri ) kepada isterinya sebagai ibu semua yang hidup ( Hawa=life / hidup ). Sesungguhnya, nama yang diberikan Adam kepada isterinya ini, mengungkapkan iman Adam. Secara manusia, seharusnya Hawa ini adalah ibu dari segala yang mati. Mengapa? Karena manusia telah jatuh kedalam dosa, dan upah dosa adalah maut ( kematian rohani yang berproses kepada kematian jasmani ). Tetapi kita lihat disini iman Adam dan respon Hawa, yaitu bahwa Hawa menundukkan diri, serta mengaminkan dan menerima nama yang diberikan suaminya. Kerelaan Hawa menerima serta mengaminkan iman suaminya, ternyata membuahkan hasil. Hawa melahirkan Habel, seorang yang hidup dalam pandangan Allah. Dan ketika Habel dibunuh oleh Kain, kembali Hawa melahirkan Set, yang juga melahirkan Enos, yang memanggil nama Tuhan ( Kej. 4:25 ).

Bagaimana respon para isteri kristen terhadap iman suaminya? Mungkin banyak isteri kristen yang mengaminkan iman suaminya, tetapi tidak jarang juga yang bersikap dingin dan bahkan menertawakan. Semoga tidak ada isteri kristen, seperti isteri Ayub yang berkata pada suaminya, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Sumber: Gema Sion Ministry

Tags: 

Keberhasilan dan Kegagalan Naomi

"Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku" [ Rut 1:21 ].

"Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-lakinamanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud" [ Rut 4:17 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Kegagalan Naomi dimulai ketika keluarganya, yang dipimpin suaminya Elimelekh, pergi meninggalkan tanah Israel menuju daerah Moab untuk menetap disana sebagai orang asing, karena ada kelaparan di tanah Israel. Keputusan Elimelekh dan Naomi ini bertentangan dengan yang tertulis dalam Mazmur 37:3, "diamlah di negeri dan berlakulah setia". Umat Israel diharapkan tetap setia tinggal di Tanah Perjanjian, apapun yang terjadi disana. Meninggalkan Tanah Perjanjian, berarti meninggalkan Perjanjian yang ada antara Allah Israel dan UmatNya. Keputusan Elimelekh dan Naomi ini kelihatannya biasa saja, sebagaimana suatu keluarga pindah ke tempat lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi sesungguhnya keputusan ini membatalkan perjanjian Allah dengan mereka. Akibatnya, sebagai bentuk disiplin Tuhan pada keluarga ini, Elimelekh dan kedua anaknya laki-laki meninggal tanpa memiliki keturunan. Bagi Umat Israel, jika seseorang tidak memiliki keturunan, berarti nama orang itu terputus. Dan ini berarti, identitasnya sebagai umat pilihan Tuhan lenyap. Itu sebabnya, bagi umat Israel berlaku Hukum Penebusan ( Imamat 25 ), agar jangan ada seorang yang lenyap identitasnya sebagai Umat Tuhan, yaitu agar namanya dapat ditegakkan diatas milik pusakanya ( Rut 4:9- 10 ). Jadi, ketika Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya laki-laki tanpa adanya keturunan, maka sebagai isteri, Naomi telah gagal karena tidak dapat menegakkan nama keluarganya.

Sekalipun Naomi telah gagal, ia bangkit dan mengambil keputusan untuk pulang ke tanah Israel, walaupun motivasinya tetap soal makanan ( Rut 1:6 ). Tetapi Tuhan menghargai keputusan ini, dan memberikan keberhasilan kepada Naomi. Melalui Rut, menantunya, dan juga Boas, sanak saudara suaminya, maka Naomi memperoleh anak laki-laki, yang menegakkan nama keluarganya. Bukan hanya menegakkan nama keluarganya, tetapi anak laki-laki Naomi ini adalah kakek dari Raja Daud.

Keberhasilan Naomi ini juga disebabkan ia dapat membangun hubungan yang baik dengan menantunya. Biasanya, mertua perempuan dan menantu perempuan sering tidak cocok, karena mungkin cara yang berbeda dalam melayani dan memperlakukan suami. Tetapi Naomi dapat membangun hubungan sedemikian sehingga menantunya dapat berkata, "bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku".

Keberhasilan dan kegagalan Naomi ini dapat menjadi pelajaran bagi para isteri Kristen. Kegagalan Naomi ini nampaknya karena ia agak terfokus pada soal makanan jasmani. Tetapi, didalam kegagalannya, Naomi tidak menjadi putus asa dan ia tetap berbuat baik kepada orang- orang yang masih tertinggal bersamanya, yaitu kedua menantunya perempuan. Sebenarnya, ketika ia mengajukan usul tentang Hak Penebusan, ia tetap memperhatikan kebahagiaan menantunya ( Rut 3:1 ). Perbuatan baik Naomi ini mendatangkan hasil yang luar biasa bagi keluarganya. Penolong Ideal juga berbuat baik seumur hidupnya ( Amsal 31:12 ). Isteri yang tidak jemu-jemu berbuat baik kepada keluarganya, pada akhirnya akan mendatangkan hasil yang luar biasa.

Sumber: Gema Sion Ministry

Keberhasilan dan Kegagalan Sara

"Berkatalah Sarai kepada Abram :"Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu ; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh anak" [ Kejadian 16:2 ]. "sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya" [ I Petrus 3:6 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Nama Sara adalah salah satu yang tercatat dalam deretan pahlawan iman Ibrani 11, bersama dengan Habel, Henokh, Nuh dan yang lainnya. Sara adalah isteri dari Abraham, yang mendapat sebutan bapa orang beriman. Jadi, Alkitab memandang Sara sebagai orang yang beriman.

Tetapi, jika kita melihat kekurangan atau kegagalannya, justru terletak pada imannya kepada Tuhan dan firmanNya. Mari kita lihat bagaimana Alkitab mengungkapkan kelemahan Sara dalam hal imannya. Kejadian 16:2 mencatat, "Berkatalah Sarai kepada Abram: `Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu ; mungkin melalui dialah aku dapat memperoleh anak;". Disini kita lihat dengan jelas, respon Sara terhadap janji Tuhan. Pada pasal-pasal sebelumnya, kepada Abraham telah dijanjikan Tuhan keturunan, yaitu yang berasal dari anak kandungnya. Tentu Abrahampun telah menyampaikan janji Tuhan ini kepada Sara. Dan karena Sara adalah isteri Abraham, maka sudah jelas bahwa anak Abraham yang dijanjikan Tuhan, akan lahir dari rahim Sara. Tetapi setelah berlangsung beberapa tahun, sejak janji Tuhan ini diucapkan dan Sara belum juga mengandung, maka Sara mengucapkan perkataan yang bertentangan sama sekali dengan janji Tuhan. Sara berkata bahwa, "Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak;". Bukan ini saja, tetapi Sara juga mengusulkan sesuatu dari dirinya sendiri, yang hasilnya adalah Ismael. Setelah peristiwa ini, Tuhan menampakkan DiriNya kepada Abraham dan berkata, "hiduplah dihadapanKu dengan tidak bercela" [ Kej. 17:1 ]. Usulan-usulan serta cara-cara manusiawi, selalu mendatangkan tegoran Tuhan.

Selanjutnya, kita lihat kembali kelemahan Sara dalam hal imannya, yang tercatat dalam Kejadian 18:13, "Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: `Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?". Kembali kita lihat disini kebimbangan Sara terhadap firmanNya. Tetapi, sekalipun Sara memiliki kekurangan dalam hal iman, Alkitab mencatatnya sebagai pahlawan iman. Mengapa?

Kami melihat kekurangan Sara ini tertutupi oleh kelebihannya. Sara adalah seorang isteri yang taat kepada suaminya, bahkan menamai dia tuannya. Rasul Petrus menjadikan perilaku Sara ini sebagai contoh, agar diikuti oleh para isteri, sebagai anak-anaknya [ I Petrus 3:6 ]. Perilaku Sara yang taat pada suaminya ini, nampaknya membuat identitas suaminya sebagai orang beriman, melekat pada dirinya juga, atau setidaknya diperhitungkan Tuhan menjadi identitas dirinya juga. Sara bukanlah isteri yang memiliki "roh independen", yang memiliki kepribadian atau pelayanan atau apapun juga yang terpisah dari suaminya. Sara sangat "melekat" pada suaminya, sehingga identitas suaminya menjadi identitasnya juga.

Semoga para isteri Kristen memiliki juga "roh Sara" ini. Kita tidak dapat membayangkan suatu keluarga, dimana sang isteri memiliki pelayanan sendiri, memiliki arah hidup tersendiri, bahkan menjadi pemimpin keluarga terpisah dari sang suami. Ini tidak berarti isteri lebih rendah dari suami. Tetapi kita harus tetap mempertahankan fungsi dan peran isteri sebagai penolong.

Sumber: Gema Sion Ministry.

Keberhasilan dan kegagalan Ribka

"Dan ia pergi meminta petunjuk kepada Tuhan". [ Kejadian 25:22 ].

"Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku" [ Kej. 27:13 ].

Ribka adalah cucu Nahor, dan Nahor adalah saudara Abraham. Sekalipun Nahor tidak terlibat dalam perjanjian antara Allah dengan Abraham, dan ia juga tidak ikut pergi ketanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, namun Nahor adalah seorang yang percaya Tuhan. Ketika Laban mengikat perjanjian dengan Yakub, ia melibatkan, "Allah Abraham dan Allah Nahor" [ Kej. 31:53 ]. Karena Ribka adalah keturunan orang yang percaya Tuhan, maka tidaklah mengherankan, ketika ia dalam pergumulan mengenai anak yang didalam kandungannya, maka ia meminta petunjuk kepada Tuhan. Dan Tuhan mendengarkan seruannya, serta berfirman kepadanya. Ini semua menunjukkan bahwa Ribka adalah seorang yang memiliki kesungguhan dan keteguhan hati.

Kita juga dapat mengenal Ribka, dari arti namanya. Ribka ( Ibrani, ribqa ) bermakna, "tali yang tersimpul di suatu titik, biasanya untuk mengikat binatang-binatang muda". Dari arti namanya, Ribka, bukanlah tali yang terlepas sehingga tidak berguna untuk mengikat sesuatu. Ribka, adalah tali yang dapat diandalkan karena tersimpul dan terikat di satu titik. Jadi, Ribka adalah seorang yang memiliki kemauan yang kuat dan terandalkan, dan juga memiliki ambisi. Sifat ini terlihat ketika ia berani menanggung kutuk, asalkan rencananya terwujud [ Kej. 27:13 ].

Karakter Ribka ini sangat baik, sebagai seorang isteri dan penolong, sepanjang kemauannya diarahkan pada suaminya. Pada awalnya, kelihatan bahwa kemauan dan kesetiaan Ribka ini terarah pada Ishak. Ketika keluarganya bertanya padanya, apakah ia mau pergi dengan hamba Abraham dan menjadi isteri dari anak tuannya, maka Ribka langsung menjawab, "mau". [ Kej. 24:58 ]. Tetapi, perpecahan terjadi dalam keluarga Ishak, ketika Ishak lebih mencintai Esau, dan Ribka mencintai Yakub. Kesetiaan dan kemauan Ribka yang teguh itu, tidak lagi terarah pada suaminya, melainkan kepada anaknya. Sebenarnya, sah-sah saja seorang ibu mencintai anaknya, dan memang seharusnya demikian. Tetapi masalahnya disini ialah, Ribka mencintai anaknya Yakub sedemikian sampai ia berinisiatif dan merencanakan penipuan terhadap Ishak [ Kej. 27 ]. Sebenarnya, bukanlah Yakub yang menjadi "otak" peristiwa perampasan berkat Esau, melainkan Ribka. Ribka bukanlah penolong ideal, karena ia tidak berbuat baik kepada suaminya, sepanjang hidupnya.

Bagaimana dengan isteri Kristen, khususnya yang mempunyai keteguhan hati dan kemauan yang kuat ? Apakah kesetiaannya diarahkan pada suaminya, seumur hidupnya ? Ataukah, ada "orang ketiga", entah itu anaknya, atau kedua orang tuanya, atau keluarga besarnya ? Masalahnya disini adalah "orang ketiga" itu akan membuat sang isteri melakukan penipuan dan tidak tunduk kepada suaminya. Memang tidak mudah bagi seorang isteri untuk berlaku setia, penurut dan berfungsi sebagai penolong bagi suaminya. Dapat dipastikan bahwa seorang suami mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dalam hal mendidik anak, mengatur keuangan, pelayanan, pergaulan dan sebagainya. Dapatkah seorang isteri berfungsi sebagai penolong dalam semuanya ini ? Ataukah, seperti Ribka, yang mempunyai "kebijaksanaan" sendiri dan menjalankannya, walaupun harus menipu suaminya ?

Sumber: Gema Sion Ministry

Keberhasilan serta Kegagalan Rahel dan Lea

"...seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel..." [ Rut 4:12 ]. Rahel dan Lea sebagai isteri-isteri Yakub, dipandang berhasil karena telah membangunkan umat Israel. Membangunkan umat Israel disini berarti bahwa Rahel dan Lea telah berhasil melahirkan anak-anak, yang pada gilirannya menghasilkan suatu umat yaitu Israel. Disini kita tidak mempersoalkan masalah poligami, yang pada umumnya dijalankan oleh hamba-hamba Tuhan pada masa Perjanjian Lama. Kita hanya terfokus pada perilaku Rahel dan Lea, sebagai isteri, yaitu apakah mereka berfungsi sebagai penolong yang baik bagi Yakub atau tidak.

[block:views=similarterms-block_1]

Anak-anak yang dilahirkan, dipandang sebagai pemberian seorang isteri bagi suaminya. Itu sebabnya, sebagai contoh, Alkitab mencatat, "...Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub" [ Kej. 30:17 ]. Rahel dan Lea telah memberikan 12 anak kepada Yakub, dan inilah keberhasilan Rahel dan Lea sebagai isteri. Keberhasilan Rahel dan Lea selanjutnya adalah ketika mereka mendukung sepenuhnya rencana Yakub untuk pergi meninggalkan Laban, ayah mereka, sesuai yang diperintahkan Allah kepada Yakub [ Kej. 31 ].

Bagaimana peran Rahel dan Lea, khususnya Rahel, dalam perjalanan rohani Yakub? Sebab, Yakub adalah seorang yang mengalami pembentukkan dan proses disiplin Tuhan terus-menerus dalam kehidupannya, agar secara rohani,, ia dapat mengenal Allah Abraham yang telah memilihnya.. Kita baca dalam Kejadian 31:32 demikian, "...Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu". Pada pasal ini diceritakan bahwa Rahel mencuri terafim yaitu dewa-dewa milik ayahnya. Kita tidak tahu dengan pasti apa motivasi Rahel mencuri dewa- dewa ayahnya. Tetapi melalui peristiwa ini, setidaknya kita dapat mengenal bagaimana kesetiaan Rahel terhadap Allah Yakub. Nampaknya, Rahel tidak sungguh-sungguh beribadah kepada Allah Yakub. Walaupun, diakhir hidupnya sebelum kelahiran Benyamin, nampaknya Rahel menjauhkan terafim ayahnya itu [ Kej. 35:2 ], pada waktu Yakub akan mendirikan mezbah di Betel.

Tetapi Alkitab mendahulukan nama Rahel dari pada Lea, ketika menyebut keduanya sebagai orang yang telah membangunkan umat Israel. Nampaknya ini disebabkan Rahel lebih dipakai Tuhan, dalam pembentukkan karakter Yakub. Karena hati Yakub sangat melekat pada Rahel, maka Rahel menjadi alat yang sangat efektif di tangan Tuhan untuk membentuk Yakub.

Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari keberhasilan dan kegagalan mereka? Bagaimana kita menerapkan keberhasilan mereka, dalam melahirkan anak-anak bagi Yakub? Apakah isteri Kristen yang tidak melahirkan dan memberikan anak-anak kepada suaminya, dapat dipandang suatu kegagalan? Walaupun perihal memberikan anak-anak kepada suami, memiliki nilai rohaninya pada masa Perjanjian Baru [ I Tim. 2:15 ], tetapi tidak perlu dipandang suatu kegagalan, bila isteri Kristen tidak dapat memberikan anak-anak kepada suaminya.

Selanjutnya, kita lihat bahwa "berhala-berhala" didalam seisi rumah, akan menjadi penghambat jika seorang bapa akan mendirikan mezbah keluarga. Isteri Kristen yang secara tersembunyi mencintai dunia ini dan tidak sungguh-sungguh beribadah, akan menghambat suaminya dalam membangun mezbah keluarga. Semoga para isteri Kristen tidak menyembunyikan "terafim" di dalam hatinya.

Sumber: Gema Sion Ministry

Kecantikan Seorang Wanita

Oleh: Andrew Ho

Beauty cant amuse you, but brainwork reading, writing, thinking can. Kecantikan tidak akan membuat Anda senang, tetapi kepintaran dengan cara banyak membaca, menulis, dan berpikir bisa membuat Anda senang. Helen Gurley Brown

[block:views=similarterms-block_1]

Artinya, kecantikan wanita itu bukan hanya diliat dari segi fisik. Kecantikan juga meliputi wawasan ilmu pengetahuan. Membaca, melatih diri menganalisa sesuatu dan berpikir sangat efektif meningkatkan kepintaran.

Pada tanggal 26 September 2005 saya berkesempatan menjadi juri dalam sebuah ajang pemilihan ratu kecantikan bernama Miss Chinese Cosmo Pageant 2005. Ajang serupa sebenarnya sudah 3 kali diselenggarakan di Beijing-Cina, tetapi baru pertama kali diadakan di Denpasar Indonesia. Dari sekian banyak calon peserta, hanya 15 wanita saja yang lolos dan dikarantina selama satu minggu sebelum mengikuti ajang pemilihan ratu kecantikan tersebut.

Sebagai trainer sekaligus dewan juri, saya tidak sekedar memberikan poin lebih kepada mereka berdasarkan kecantikan dari segi fisik semata. Keahlian masing-masing peserta, termasuk kemampuan dalam menjawab pertanyaan secara spontan, sangat berpengaruh terhadap penilaian para juri. Saya kira, peserta yang sudah terbiasa membaca, menulis, dan berpikir sangat berpeluang memenangkan kontes tersebut.

Tetapi standar kecantikan dalam kontes pun pasti jauh berbeda dengan standar kecantikan kehidupan kita sehari-hari. Karena pada dasarnya kecantikan itu suatu konsep dengan multi difinisi. Saya sendiri mempunyai kriteria khusus dalam menilai kecantikan seorang wanita, dan mungkin itu akan berbeda dengan pendapat orang lain.

Di mata saya, setiap wanita itu cantik, dan masing-masing wanita memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh wanita lain. Setiap wanita memiliki kecantikan yang berasal dari hati dan jiwa dan bersifat permanen. Kecantikan seperti itu sering disebut dengan inner beauty atau keluhuran budi pekerti.

Seluruh dunia mengakui kecantikan Theresia dari Calcuta India. Meskipun dari segi fisik, wanita tersebut renta, keriput, dan jauh dari standar wanita seksi. Tetapi setiap tindak tanduknya dihiasi dengan budi pekerti yang sangat luhur dan pancaran kasih sayang yang tulus dari dalam hati. Hal itu menjadikan sosok Theresia memiliki kecantikan yang menawan. Meskipun sudah cukup lama meninggal dunia, tetapi kecantikannya tidak pernah lekang oleh waktu.

Saya sengaja mengambil contoh Theresia dari Calcuta India, karena saya ingin memaparkan bahwa kecantikan wanita itu jauh dari penampilan atau figurnya. Kecantikan seseorang merupakan paduan dari banyak sekali karakteristik yang indah, misalnya sikap, etika, sopan santun, kemandirian, kecerdasan, ketangkasan, humor, kemampuan bersosialisasi, kepekaan dan kasih sayang, religius, kemurahan hati dan lain sebagainya. Leonardo da Vinci menyebutkan, Beauty adorns virtue. Kecantikan memujakebaikan. Artinya siapapun memiliki kecantikan yang luar biasa apabila bersedia mempercantik hati atau jiwanya. Namun bila masih ada wanita yang merasa jelek, mungkin ia harus memperhatikan beberapa hal penting di bawah ini.

Yang pertama adalah meredam amarah atau keinginan untuk menyakiti orang lain, karena hal itu akan mengurangi aura kecantikan. Lagipula dalam ilmu kedokteran disebutkan bahwa amarah menyebabkan kerusakan sel syaraf sebanyak 50.000 sel. Dibutuhkan waktu lama atau sedikitnya 128 hari untuk memulihkan sel-sel tersebut seperti sedia kala.

Tidak mengherankan, betapun cantik dan menarik fisik seorang wanita, maka ia akan terlihat sangat jelek dan menyebalkan bila dirinya dikuasai amarah atau nafsu untuk menyakiti orang lain. Maka binalah sikap dan cara berpikir positif. Aura kecantikan Anda semakin bersinar terang dan diri Anda terlihat jauh lebih muda dan segar bila Anda selalu berpikir positif.

Yang kedua adalah mencintai diri sendiri tanpa syarat, apapun adanya diri Anda. Apabila Anda tidak mampu mencintai diri sendiri, maka Andapun tidak akan dapat mencintai dan menyayangi orang lain. Logikanya Anda tidak akan dapat memberikan sesuatu yang tidak Anda miliki.

Dengan terlebih dulu mencintai diri sendiri, maka Anda baru akan bisa memancarkan cinta dan kasih sayang kepada mahkluk di sekeliling Anda. Cinta dan kasih sayang yang tulus dari dalam hati menjadikan seluruh aspek di dalam diri Anda terlihat istimewa. Cinta dan kasih sayang akan memancarkan aura kecantikan Anda yang luar biasa.

Selain mencintai diri sendiri apa adanya, Anda juga dapat memupuk cinta dan kasih sayang kepada orang lain dengan melakukan visualisasi. Caranya adalah meluangkan beberapa waktu untuk membayangkan diri Anda berbagi kasih sayang dan berbuat kebaikan kepada orang lain. Lakukan visualisasi seperti itu dimanapun Anda berada, karena dapat meningkatkan energi cinta dan kasih sayang dari dalam diri Anda.

Hingga tanpa Anda sadari, suatu ketika sikap Anda juga akan penuh kasih sayang. Aura kecantikan Andapun akan memancar dengan sendirinya. Semakin banyak cinta yang Anda pancarkan tanpa syarat, maka semakin tinggi aura kecantikan yang Anda miliki.

Satu hal terpenting untuk diperhatikan bahwa kecantikan itu terpancar dari dalam hati yang damai. Aura kecantikan tidak dapat timbul dari dalam jiwa yang kosong dan hampa. Hati yang damai juga tidak dapat tergantikan oleh kekayaan, kemolekan tubuh dan wajah, ketenaran, posisi dan lain sebagainya.

Bersyukur dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan aktifitas yang lebih menjanjikan kedamaian hati. Luangkanlah lebih banyak waktu untuk bersyukur dan beribadah kepada Tuhan YME. Aura kecantikan akan terpancar lebih terang dari seseorang yang memiliki kedamaian spiritual, dimana ia menemukan harapan baru, optimisme dan kebahagiaan hakiki.

Pada dasarnya, penampilan memang penting supaya seorang wanita terlihat rapi, cantik dan menarik. Tetapi karakteristik itu ternyata jauh lebih penting, karena kecantikan yang berasal dari kemurnian hati dan jiwa lebih mudah menjadi pusat kekaguman banyak orang. Pesan saya, jagalah diri dan inner beauty atau keluhuran budi pekerti betapapun cantiknya Anda.

Kegagalan dan Keberhasilan Hana

"aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur atau minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan" [ I Samuel 1:15 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Seperti pengakuannya, Hana adalah seorang perempuan yang sangat bersusah hati. Karena dari tahun ke tahun, ia selalu disakiti oleh madunya, sebab Tuhan telah menutup kandungannya, dan bahkan kesusahan Hana sampai membuatnya tidak mau makan. [ I Sam. 1:6-7 ]. Kita tidak tahu dengan pasti, mengapa Tuhan menutup kandungannya sehingga ia tidak dapat melahirkan anak. Secara manusia, kita cenderung menilai bahwa ada dosa tertentu atau kutuk tertentu, yang menyebabkan Tuhan menutup kandungan Hana. Sama seperti murid-murid Tuhan ketika mereka melihat orang yang buta sejak lahirnya, dan bertanya, "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta ?". Tetapi Tuhan menjawab, "bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia" [ Yoh. 9:3 ]. Sebab itu, lebih baik kita berpandangan bahwa Tuhan menutup kandungannya, karena memiliki pekerjaan dan rencana, yang harus dinyatakan di dalam kehidupan Hana.

Tetapi, yang perlu kita perhatikan adalah respon Hana terhadap masalah yang dihadapinya. Hana menjadi sedemikian susah, atau istilah sekarang, stress, sehingga ia tidak mau makan. Dari sudut pandang Tuhan, disinilah kegagalan Hana. Tetapi, dari sudut pandang Hana, tentu ia mengatakan bahwa penyebab ia stress adalah sikap Penina, madunya, yang selalu menyakiti hatinya. Manusia memang cenderung menyalahkan keadaan sekitarnya, untuk stress atau kesusahan yang dialaminya. Tetapi, apakah benar sikap sedemikian? Mari kita lihat contoh dari kehidupan Yesus Kristus. Dalam Yohanes 14:27, Ia berkata, "Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamuJanganlah gelisah dan gentar hatimu". Disini jelas kita lihat bahwa Yesus menjalani kehidupanNya selama didunia ini, dalam kondisi penuh damai sejahtera, tidak gelisah dan gentar, sekalipun harus menghadapi dan menyelesaikan masalah manusia yang terbesar, yaitu dosa. Di Taman Getsemani, Ia tidak gelisah dan gentar, melainkan secara manusia, Ia dalam pergumulan untuk menyerahkan kehendakNya kepada Bapa. Kita perlu melihat hal ini dengan jelas, supaya jangan kita menyalahkan keadaan sekitar kita, sebagai penyebab kesusahan kita. Kalau kita stress, apalagi sampai tidak mau makan, mari kita mengakui itu sebagai suatu kegagalan, supaya Tuhan Yesus memberikan damai sejahteraNya, dan mengajari kita untuk hidup dalam damai sejahtera di tengah-tengah pergumulan dan persoalan rumah tangga.

Hana telah gagal ketika ia menjadi stress karena masalah yang dihadapinya, tetapi Hana berhasil dalam hal, "aku mencurahkan isi hatiku kepada Tuhan". Persoalan rumah tangga seringkali bertambah rumit ketika seorang isteri mencurahkan isi hatinya kepada "pihak ketiga", entah itu keluarga besar suaminya atau keluarga besarnya sendiri. Semakin tidak ada "orang ketiga" dalam kehidupan suami- isteri, akan semakin baik rumah tangga itu. Disini Hana mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan dalam doa. Dan Hana berdoa sedemikian sehingga Tuhan mendengarkan doanya. Bukan saja Hana melahirkan Samuel, seorang yang dipakai Tuhan pada zamannya, tetapi juga ia melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sungguh luar biasa doa Hana dihadapan Tuhan. Doa yang baik adalah doa yang dijawab Tuhan, dan Hana adalah seorang pendoa yang baik dan berhasil.

Bagaimana dengan para isteri Kristen, ketika menghadapi masalah dalam rumah tangganya? Apakah menjadi stress dan menyalahkan keadaan sekitarnya? Atau seperti Hana, yang pada akhirnya menjadi pendoa yang baik?

Sumber: Gema Sion Ministry

Tags: 

Kekuatan Seorang Wanita, Pribadi yang Allah Inginkan

Oleh: Kenia Oktavianie

"Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan." (Amsal 31:25)

Pagi itu di kelas "Teaching Children with Diverse Ability" ada sesuatu yang berbeda, sedikit mengusik hati saya, dan membuat saya tersentuh. Ya, seorang dosen tamu, Ms. Suzane membawakan kuliah pagi itu. Ia bukan seorang wanita biasa, ia wanita luar biasa. Bagi seorang pengidap "celebral palsy" atau "lumpuh otak" (suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir) adalah suatu hal terlihat begitu sulit untuk menjadi seorang dosen, bahkan untuk sekedar menempuh pendidikan seperti layaknya orang pada umumnya.

Tapi wanita ini membuktikan kekuatannya, Ia bukan sekedar berusaha untuk bertahan hidup, melainkan ia dengan penuh tanggung jawab mengembangkan potensi yang Tuhan berikan atas hidupnya. Tuhan sama sekali tidak melepaskan ia dari keterbatasannya, Ia masih sulit untuk bicara, duduk di atas kursi roda, sulit untuk menggerakan tangan, tetapi ia memilih untuk dengan kuat menjalani hidup dan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya.

Saya berpikir, mungkin jika saya berada dalam posisi beliau, saya tidak akan memilih untuk menjadi dosen. Betapa sulitnya bicara di depan banyak orang dengan keterbatasan yang saya punya. Betapa sulitnya untuk mengatur kelas, atau menilai tugas mahasiswa. Mungkin akan jauh lebih mudah, jika saya sekedar duduk manis di tempat tidur, lalu menunggu dilayani. Tidak akan ada yang menyalahkan saya, toh saya memang memiliki keterbatasan. Tetapi wanita ini berbeda, Ia melakukan segalanya. Menulis tegak bersambung, belajar di sekolah biasa, menjadi dosen, bahkan meneruskan pendidikannya ke tingkat master. Betapa saya melihat kegigihannya, kerja keras, dedikasi, dan cintanya pada Tuhan.

Satu kalimat yang saya ingat, berbunyi; "If people say you can't, God says You can!" Mungkin kalimat inilah yang memberikan kekuatan luar biasa bagi beliau untuk terus berjuang dan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya. Allah memampukan dan memberikan kekuatan, sekalipun bukan kita lepas dari kerja keras dan air mata. Kegigihan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Setiap orang dapat melihat bahwa ia sedang dalam proses menjadi wanita yang Allah inginkan. Ia sedang dalam proses memenuhi panggilan Allah dalam hidupnya, dan belajar untuk menjalani hari setapak demi setapak di jalan Allah.

Dari beliau saya belajar, bahwa seorang wanita harus memiliki kekuatan seperti itu. Kekuatan yang bersinar dan menyilaukan setiap orang yang melihatnya, sehingga mereka yang melihat mereka boleh melihat kemuliaan Tuhan melalui wanita. Mereka harus cukup lembut untuk dihancurkan, tapi cukup kuat untuk bangkit kembali dan memperbaiki kesalahan. Mereka harus sekuat baja yang tahan api dalam menghadapi tekanan, namun cukup lembut seperti tanah liat untuk dibentuk. Mereka harus cukup murni seperti emas, dan cukup tulus seperti merpati. Mereka harus berjalan dalam jalan Allah, dan merelakan dirinya untuk dibentuk menjadi wanita seperti yang Allah inginkan. Mereka harus cukup taat untuk menggenapi tujuan mereka diciptakan, menggenapi panggilan Allah.

Maka saya berdoa dengan sungguh, supaya dapat melihat wanita-wanita di sekitar saya bertumbuh menjadi wanita seperti yang Allah inginkan. Tidak akan mudah, pasti akan begitu sulit. Tapi bukankah dari kesulitan dan tekanan yang kita hadapi seharusnya membuat kita bertumbuh semakin sejalan dengan rencana Allah? Dibutuhkan kegigihan, perjuangan dan ketekunan yang terus menerus, serta hati yang percaya dan berharap pada Tuhan.

Dan saya berdoa agar setiap pria di sekitar saya dapat membantu kami untuk bertumbuh menjadi lebih lagi serupa dengan Kristus. Menjadi saudara dalam Kristus yang menopang, menguatkan, menjaga, dan menegur kami. Hingga pada akhirnya setiap kami bertumbuh dalam kepenuhan Kristus. Segala kemuliaan, hormat, dan pujian hanya bagi Allah kami yang hidup.

Ditulis bagi setiap mereka yang mengerti panggilan tertinggi seorang wanita, untuk memuliakan Allah.

Kenia Oktavianie
21 Maret 2012

Korban Perceraian !

Oleh: Mang Ucup

Pernahkan Anda merenungkan bagaimana perasaan orang yang kehilangan pasangan hidupnya ? Perlu Anda ketahui stres yg paling berat di dalam kehidupan manusia adalah pada saat mereka ditinggal oleh orang yang mereka kasihi. Kebanyakan orang melakukan bunuh diri, bukannya karena kehilangan harta maupun jabatan, melainkan karena kesepian.

[block:views=similarterms-block_1]

Selama hidup-Nya Tuhan Yesus tidak pernah mengeluh, sehingga siksaan dan penderitaan jasmaniah yang bagaimana beratnya sekalipun Ia masih mampu bertahan, tetapi pada saat Ia ditinggal oleh Bapa yang mengasihi-nya, disitulah untuk pertama kalinya Ia mengeluh. Yesus atau Allah yang telah menjelma menjadi manusia sekalipun; mengeluh dan tidak tahan apabila ditinggal oleh orang yang dikasihi-Nya, apalagi kita manusia biasa yang lemah dan rapuh.

Perceraian dinilai oleh banyak agama sebagai haram sehingga seharusnya dihindari, tetapi pernahkah terpikirkan oleh mereka, bahwa kebanyakan perempuan di dunia diceraikan sepihak oleh suaminya ataupun ditinggal minggat begitu saja. Apakah para pembimbing agama bisa membantu untuk memaksakan agar suaminya mo balik lagi ?

Pada saat seorang istri ditinggal mati oleh suaminya, banyak orang datang berkujung, bahkan diadakan doa dan malam hiburan khusus bagi istri yang ditinggal. Setelah itu pun masih banyak lagi tetangga maupun rekan-rekan lainnya yang saling berdatangan untuk menghibur sang janda, bahkan menawarkan berbagai macam pertolongan maupun bantuan untuk kelanjutan hidup sang istri yang ditinggal.

Janda cerai dan janda yang ditinggal mati oleh suaminya sama-sama menderita karena kehilangan pasangan hidupnya, walaupun demikian janda cerai ada jauh lebih menderita daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya.

Pada saat seorang perempuan diceraikan, jangan harap ada orang yang mau datang berkujung apalagi menghibur kalau kagak di gosipin azah udah bagus, padahal janda cerai hidupnya jauh lebih menderita, lebih berat dan juga lebih banyak pertolongan maupun bantuan yang dibutuhkan. Ia bukan saja di tinggal oleh suaminya melainkan juga oleh seluruh anggota keluarga suaminya, penghasilan pun tidak ada, sedangkan janda yang ditinggal mati masih bisa dapat uang pensiun maupun warisan dan juga masih dibantu oleh anggota keluarga suaminya.

Apabila perempuan ditinggal mati oleh suaminya, banyak orang yang turut berduka cita bahkan turut menangis maupun berdoa untuknya, tetapi untuk janda cerai tak ada seorangpun yang peduli akan pederitaannya apalagi mau turut merasakan kepedihan maupun kesedihan hatinya. Teman-teman dekatpun satu per satu akan menjauhinya, karena janda cerai itu lansung dikategorikan seperti juga perempuan najis yang suka ngerebut suami orang. Oleh sebab itulah janda cerai itu penderitaannya jauh berlipat kali lebih berat daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya, ia bukan hanya kesepian karena ditinggal suaminya, bahkan juga dikucilkan oleh keluarga maupun kawan-kawannya.

Anak-anak yang ditinggal mati oleh ayahnya masih bisa mengetahui dimana letak makam ayahnya, tetapi bagaimana dengan anak-anak yang ditinggal minggat oleh ayahnya ? Apa yang mereka harus jawab apabila ditanya oleh kawan-kawan sekolahnya ?

Perempuan yang ditinggal oleh pasangan hidupnya harus siap dan bisa melakukan fungsi sebagai suami, sebagai ayah maupun sebagai pencari nafkah. Mereka tidak punya waktu untuk belajar ataupun mengadaptasinya terlebih dahulu, karena perobahan drastis terjadi dalam sehari. Oleh sebab itulah boro-boro punya waktu untuk ngurus diri sendiri untuk ngurus kebutuhan dan keperluan sehari-haripun sudah tidak ada waktu lagi. Waktu untuk berdoa dan menangis hanya ada di malam hari saja.

Kebanyakan cowok lebih senang memilih dan menikah dengan janda yang ditinggal mati oleh suaminya daripada janda cerai, disamping itu banyak janda cerai hidupnya menjadi trauma dan takut untuk memulai hubungan baru lagi. Hati yang terluka mungkin bisa sembuh, tetapi cacad lukanya tidak bisa dihilangkan dan ini akan membayangi terus selama hidupnya.

Bagi mereka yang ingin mengetahui secara lebih rinci lagi bagaimana pengalaman dan perjuangan hidup dari seorang perempuan yang ditinggal oleh suaminya bisa Anda baca di buku "Melewati Lembah Air Mata" kisah pengalaman nyata dari sang penulis sendiri, Ibu Mundhi Sabda Hardiningtyas.

Maria

"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah" [Lukas 1:30 ]. "lalu kata ibu-Nya kepadaNya, Nak, mengapakah engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari engkau" [ Lukas 2:48 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Maria adalah seorang yang mendapat kasih karunia dihadapan Allah, sebab ia dipilih Allah dari sekian banyak wanita, untuk menjadi ibu dari Yesus, Juru selamat dunia. Elisabet yang penuh Roh Kudus berkata, "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan"[ Luk. 1:42 ].

Kita tidak mengetahui dengan jelas bagaimana pengabdian Maria kepada Allah Israel, sebelum malaikat Gabriel datang menemuinya. Tetapi kita tahu dengan pasti bahwa ia dipenuhi Roh, ketika jiwanya memuji dan memuliakan Allah Israel [ Luk. 1:46-55 ]. Juga, kita dapat mengetahui sikap kerendahan ( lowliness, ay. 48 ) jiwanya sebagai hamba dari Allah Israel. Selain itu, Maria juga memiliki sifat yang sangat baik dalam menghadapi perkara-perkara Ilahi, sebab ia "menyimpan segala perkara itu didalam hatinya dan merenungkannya" [ Luk. 2:19 ].

Tetapi, dibalik semua itu, ada satu hal yang perlu kita perhatikan dalam kehidupan Maria, yang mana berkaitan dengan perannya sebagai seorang isteri atau ibu dalam satu keluarga. Ketika terjadi peristiwa dimana Yesus pada umur 12 tahun tinggal di Bait Allah dan tidak mengikuti kedua orang tuaNya pulang ke Nazaret, maka Maria berkata mendahului Yusuf, "Nak, mengapakah engkau berbuat demikian terhadap kami?". Juga ketika peristiwa perkawinan di Kana, dimana Maria seolah-olah mendesak Yesus untuk melakukan sesuatu, sementara belum tiba waktuNya untuk bertindak, maka kita dapat sedikit melihat karakter Maria disini.

Melalui kedua peristiwa diatas, kita dapat melihat bahwa Maria kadangkala tidak berada pada peran dan fungsinya sebagai isteri yang mendahulukan suami, dan ibu yang tidak boleh lagi terlalu mencampuri urusan anak yang telah dewasa dan tidak tinggal lagi didalam rumah. Dalam perannya sebagai isteri bagi Yusuf, pada peristiwa di Bait Allah, sebenarnya Maria harus memberi kesempatan agar Yusuf yang lebih dahulu berbicara. Penolong ideal dalam Amsal 31 bertindak sedemikian sehingga suaminya dikenal di pintu gerbang. Tidaklah mudah bagi seorang isteri untuk selalu berada terus menerus "di belakang" dan mendorong suaminya sedemikian sehingga suaminya dikenal orang. Juga menjadi seorang ibu yang tidak "menguasai" anak laki-lakinya yang telah dewasa dan meninggalkan rumah, inipun perkara yang tidak mudah. Jadi, sekalipun Maria adalah orang yang dipilih Allah dan mendapat kasih karunia dihadapanNya, tetapi ia tidak terlepas dari segala kekurangannya sebagai isteri dan juga ibu.

Menjadi isteri dan ibu yang setia pada perannya sebagai penolong dalam suatu rumah tangga Kristen, tidaklah mudah. Sebagaimana Roh Kudus yang tidak memuliakan DiriNya sendiri, tetapi memuliakan Anak dan Bapa, maka demikianlah seorang isteri yang setia pada perannya, ia senantiasa bertindak sedemikian sehingga mendahulukan dan mengedepankan suami dan anak-anak.

Sumber: Gema Sion Ministry.

Penolong Ideal

"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya ? Ia lebih berharga daripada permata..." [ Amsal 31:10-31 ]

Isteri yang cakap, jika diterjemahkan dari bahasa aslinya secara literal berarti noble character. Jadi cakap disini sama sekali tidak berkaitan dengan tubuh atau fisik seseorang, melainkan dengan karakter. Noble berarti mulia, luhur, dan baik. Sedangkan karakter adalah kualitas dari sesuatu yang telah melalui ujian. Kalau seseorang berbuat baik, ia belum dapat disebut memiliki karakter baik, sebab boleh jadi ia hanya berbuat baik kalau sedang senang perasaannya, atau sedang tidak ada masalah, dsb. Tetapi apabila seseorang telah diuji dengan bermacam-macam ujian, dia ternyata selalu berbuat baik, maka dapatlah ia disebut memiliki karakter baik. Jadi karakter adalah kualitas dari seseorang yang telah mengalami berbagai macam ujian.

[block:views=similarterms-block_1]

Jadi, makna dari isteri yang cakap adalah isteri yang telah mengalami berbagai macam ujian, dan ternyata selalu berbuat hal-hal yang luhur, mulia dan baik. Karena isteri berfungsi sebagai penolong, maka dalam tulisan ini, isteri yang memiliki karakter mulia, luhur dan baik, diistilahkan sebagai penolong ideal. Penolong ideal adalah seorang isteri yang selalu atau sepanjang hidupnya, berbuat hal=hal yang mulia, luhur dan baik.

Sebelumnya, perlu dibedakan antara penolong ideal dan penolong yang sepadan. Hawa adalah penolong yang sepadan bagi Adam, tetapi ini tidak berarti Hawa selalu dan sepanjang hidupnya berbuat hal-hal yang luhur bagi suaminya. Pada kenyataannya, Hawa tergoda dan jatuh kedalam dosa. Banyak suami yang melayani Tuhan, saat ini, mendapatkan penolong yang sepadan baginya. Ini bukan berarti bahwa isterinya selalu berbuat hal-hal yang luhur seumur hidupnya, atau bukan berarti isterinya tidak memiliki kekurangan-kekurangan. Sepadan disini berarti cocok, sesuai/tepat, dalam arti, kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya sangat cocok untuk dipakai Tuhan bagi pembentukan karakter suami, agar sang suami ditolong dalam menyelesaikan tugasnya. Mendapat penolong yang sepadan, mungkin mudah. Tetapi, penolong ideal, siapakah akan mendapatkannya, seperti bunyi ayat kita diatas.

Pernyataan, "Siapakah akan mendapatkannya ?" menunjukkan bahwa tidak sembarang orang memperolehnya, dan bahwa ada syarat-syarat tertentu sebelum seseorang mendapatkannya. Diperlukan persyaratan tertentu bagi seorang pemuda, jika ia ingin mendapatkan penolong ideal. Jika seorang pemuda dikuasai oleh penglihatan jasmaninya, hampir dapat dipastikan bahwa ia tidak akan memperolehnya. Itu sebabnya ditegaskan, "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia..." (ayat 30). Ini tidak berarti penolong ideal haruslah gadis yang berpenampilan jasmani kurang menarik. Tetapi penolong ideal tidak ada kaitannya dengan penampilan jasmani.

Jika kita percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan juga manusia, dalam arti pemuda sebagaimana pemuda-pemuda lainnya. Dan jika Bapa menghendaki agar Yesus menikah, maka kita boleh percaya bahwa Yesus akan mendapat penolong ideal. Bagaimana dengan pemuda-pemuda yang melayani Tuhan ? Adakah seorang yang memenuhi syarat mendapat penolong ideal ?

Nilai seorang penolong ideal sangat tinggi. Keindahan permata dengan harganya yang mahalpun tidak dapat menandinginya. Dalam Amsal 12:4 dikatakan, "Isteri yang cakap (noble character) adalah mahkota suaminya...". Mahkota bukan hanya mengacu pada otoritas atau hak memerintah sebagaimana halnya dengan raja, tetapi juga mengacu pada kemuliaan dan nilai seseorang. Nilai seorang suami, sangat ditentukan oleh bagaimana isterinya.

Bagaimana dengan para suami yang melayani Tuhan ? Apakah isteri kita telah memberi kemuliaan dan nilai tinggi bagi diri kita ? Dapatkah penolong sepadan diproses sedemikian sehingga menjadi penolong ideal ? Semoga demikian, Amin.

"...tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji..." [ Amsal 31:10-31 ].

Telah disebutkan bahwa penolong ideal memiliki karakter mulia, luhur, dan baik (noble character).Darimana berasal karakter ini ? Apakah penolong ideal memiliki karakter ini karena keturunannya ? Mungkin bapa atau ibunya, kakek atau neneknya memang keturunan orang yang pada dasarnya sopan, lemah lembut dan baik ?

Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal memiliki karakter mulia, disebabkan karena hubungannya dengan Tuhan. Disebutkan bahwa penolong ideal adalah isteri yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7 ).Pengetahuan yang dimaksud disini tentu bukan pengetahuan keilmuan ( scientific knowledge ), tetapi pengetahuan yang membuat hati orang terjamah Tuhan sehingga menjadi bijaksana, berhikmat dan memiliki karakter ilahi. Jadi, penolong ideal adalah seorang yang mempunyai hubungan yang jelas dengan Tuhan, dan karenanya memiliki noble character.

Dalam Amsal 31, ada beberapa sifat dari penolong ideal yang termasuk dalam noble character. Pertama, yang bersangkut paut dengan lidah/perkataannya (ay 26). Perkataan penolong ideal merupakan perkataan hikmat dan merupakan pengajaran yang lemah lembut. Perkataan hikmat memiliki kuasa ilahi sehingga dapat memadamkan perbantahan, dan bahkan menyelesaikan masalah. Mungkin karena urusan rumah tangga itu banyak, sehingga para isteri kristen sering terjebak sehingga masuk dalam kategori "isteri cerewet". Semakin ia membuka mulutnya, semakin bertambah masalah. Tetapi kekuatan penolong ideal terletak pada perkataannya.

Kedua, yang bersangkut paut dengan keteguhannya. Keteguhan penolong ideal diungkapkan dengan kata-kata, "ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya" ( ayat 17 ). Penolong ideal adalah seorang yang kuat, dalam arti tidak mudah menyerah dan tidak putus asa. Problem rumah tangga sering kali membuat oang menjadi lelah dan putus asa. Tetapi penolong ideal mempunyai kekuatan didalam dirinya, sehingga ia dapat meneguhkan suami, serta melalui semuanya itu dengan berhasil.

Ketiga, yang bersangkut paut dengan masa depan. Penolong ideal memiliki iman dan keyakinan, sehingga ia, "...tertawa tentang hari depan" ( ayat 25 ). Tidak ada kekuatiran didalam dirinya. Penolong ideal berjuang karena imannya, dan bukan karena kekuatirannya.

Sifat lain dari penolong ideal dalam hubungannya dengan suami dan anak-anak adalah, ia berbuat baik kepada suaminya sepanjang umurnya. Bila seorang isteri berbuat baik kepada suami dan hanya sesekali berbuat jahat, mungkin hal seperti ini sudah lazim kita temui. Tetapi bila seorang isteri berbuat baik pada suami seumur hidupnya, tanpa pernah berbuat jahat atau merencanakan yang jahat pada suaminya, tentu hal ini sangat jarang terjadi. Tetapi seperti itulah penolong ideal. Karena perilakunya ini, sang suami percaya kepadanya (ayat 28). Juga anak-anaknya, menyebutnya berbahagia (diberkati-ayat 28).

Satu hal perlu ditambahkan disini perihal anak-anak dalam suatu keluarga. Alkitab ( khususnya Perjanjian Lama ), seringkali mengungkapkan mengenai anak-anak yang dilahirkan dalam suatu keluarga, sebagai pemberian seorang isteri kepada suaminya. Ungkapannya kurang lebih demikian, misalnya, "Sara melahirkan Ishak bagi Abraham". Memang seorang isteri Kristen yang tidak mempunyai anak, tidak langsung berarti ia bersalah atau kurang iman, dan sebagainya. Karena secara medis, bisa jadi persoalannya ada pada suaminya. Tetapi bagaimanapun juga, ada nilai tertentu bagi isteri yang telah memberikan anak pada suaminya. Itu sebabnya Alkitab berkata,

"...perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman..."(I Timotius 2:15).

Penolong ideal, bukan saja memberikan anak-anak pada suaminya, tetapi memberikan anak-anak yang dapat, "...bangun dan menyebutnya berbahagia", dalam arti, anak-anak yang berpengertian dan berpikiran dewasa.

Penolong ideal melebihi banyak wanita yang telah berbuat baik ( ayat 29). Suaminya tidak akan kekurangan keuntungan ( ayat 11 ). Berbahagialah suami yang mendapatkannya.
"...Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya...Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya..." (Amsal 31:10-31).

Dalam bagian terakhir ini, kita akan melihat bagaimana perilaku atau sikap penolong ideal dalam kaitannya dengan rumah ( rumah tangganya ), pekerjaan ( uang ), dan orang lain ( yang tertindas dan yang miskin ).

Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal terfokus pada seisi rumahnya. Ungkapan, "...menyediakan makanan untuk seisi rumahnya...mengawasi segala perbuatan rumah tangganya", membuktikan bahwa penolong ideal adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ini tidak berarti penolong ideal tidak bekerja dengan tangannya dan menghasilkan uang, tetapi sekalipun ia mempunyai penghasilan sendiri dari pekerjaan tangannya, namun ia bukanlah tipe "wanita karier" yang kadangkala harus memilih antara rumah tangga atau pekerjaannya.

Penolong ideal sangat memperhatikan segala urusan rumah tangganya, sementara suaminya,"...dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri" ( ayat 23 ). Fokus penolong ideal adalah rumahnya, sementara suaminya adalah "pintu gerbang". Pada zaman itu, para laki-laki (tua-tua), sering berkumpul dipintu gerbang kota dan membicarakan banyak hal terutama nasib dan masa depan kota dimana mereka tinggal. Istilah "pintu gerbang" dan juga "tua-tua", menunjukkan bahwa suami dari penolong ideal memiliki kepemimpinan yang jelas, bukan saja di dalam rumah tangganya tetapi juga di tengah-tengah masyarakat.

Hal ini berarti bahwa penolong ideal mengizinkan dan mendukung kepemimpinan suaminya, baik di rumah maupun ditengah-tengah masyarakat kota. Mendukung kepemimpinan suami, bagi seorang isteri berarti penundukkan diri. Karakter penolong ideal adalah tunduk dan mendukung kepemimpinan suami.

Suami dari penolong ideal bukan saja memiliki kepemimpinan yang jelas, tetapi juga keterkenalan/popularitas. Popularitas seorang suami biasanya didukung oleh keberhasilannya dalam bidang usaha, jabatan, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Semua ini dimungkinkan karena dukungan seorang penolong ideal. Sangat sulit bagi seorang suami dapat berhasil dalam karier, usaha, dan pelayanan tanpa dukungan yang sungguh-sungguh dari seorang isteri. Disini kita lihat kualitas penolong ideal, yaitu dengan memperhatikan keberhasilan suaminya.

Penolong ideal, bukan saja menundukkan diri dan mendukung suami dalam karier, usaha dan pelayanan, tetapi ia sendiri memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang ( ayat 16,18,24 ).Mungkin bagi seorang wanita, bekerja dan menghasilkan uang tidak begitu sulit. Tetapi bagi seorang wanita yang terfokus pada rumahnya( tidak mengabaikan pekerjaan rumah tangganya), dan mendukung kepemimpinan suami, serta memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang, tentu tidaklah mudah. Tetapi inilah yang dilakukan penolong ideal.Itu sebabnya tertulis, "...biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang" (ayat 31).

Selain semua yang telah disebutkan, penolong ideal juga memiliki hati yang berbelas kasihan kepada yang tertindas dan yang miskin ( ayat 20 ). Nampaknya penolong ideal memiliki kekuatan dan reputasi dalam segala bidang. Dihadapan Tuhan, ia mempunyai hubungan yang jelas. Dihadapan suami dan anak-anak, ia dipuji. Dalam pekerjaannya, ia menghasilkan uang. Dihadapan orang lain, khususnya yang tertindas dan miskin, ia mengulurkan tangannya dan berbelas-kasihan.Sungguh luar biasa isteri yang cakap ( noble character ) ini. Siapakah akan mendapatkannya ?

Perempuan dan Keluarga

Penulis : Bagus Pramono

2.A. PERAN IBU DALAM RUMAH-TANGGA

Ibu adalah salah satu tonggak penting dalam keluarga. Sejak awal penciptaan manusia, Hawa melengkapi kebutuhan Adam. Ia melengkapi kebutuhan emosi, intelektual, dan sosial Adam. Kekosongan dalam diri laki-laki diisi oleh peran perempuan, demikian sebaliknya. Itulah yang menjadi dasar suatu pernikahan. Didalam Alkitab tidak pernah disebutkan bahwa perempuan adalah makhluk ciptaan kelas dua dan menurut pandangan kristiani, perempuan mempunyai martabat yang setara dengan laki-laki.

Tetapi dalam kehidupan berkeluarga Firman Allah mengajar kepada kita demikian :

Efesus 5:22-33 KASIH KRISTUS ADALAH DASAR HIDUP SUAMI-ISTERI

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Dr. Wayne Grudem, seorang profesor yang cukup terkenal saat ini mengatakan: "Penundukan seorang isteri kepada suaminya bukanlah penundukan yang membabi-buta melainkan penundukan yang menjadi naturnya dia untuk mau takut dan taat kepada Kristus." Konsep tunduk yang dijabarkan oleh Rasul Paulus itu adalah:

2.A. 1. TUNDUK KEPADA ALLAH ( Efesus 5: 22)

Penundukan yang bukan karena dipaksakan melainkan penundukan dari spiritual. Tunduk bukanlah hal yang mudah. Setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk memberontak, ingin berkuasa dan menentukan tujuan hidup sendiri. Namun salah satu kunci rahasia kebahagiaan kehidupan adalah dengan mengizinkan Allah menjadi Tuhan dalam kehidupan kita.

Markus 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Uangan 6:24 TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.

Wahyu 14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Bila hal ini dilakukan maka seorang istri akan merasa mudah tunduk kepada suami, sebagaimana seharusnya dalam Tuhan.

Kolose 3:18-19, 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

2.A.2. TUNDUK KEPADA SUAMI ( Efesus 5: 22)

Seorang istri yang tunduk kepada suami tidak berarti mencampakkan kecerdasan, ketrampilan, dan segala potensi yang dimiliki oleh seorang istri. Seorang suami atau istri jika tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan perintah Allah, akan menghadapi kesulitan dalam kehidupan rumah tangganya.

1 Korintus 11:3 11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

Seorang isteri yang sejati harus kembali kepada fungsinya yang sejati serta memiliki kerelaan untuk taat kepada Allah. Ketika ia mulai mau menundukkan diri kepada Kristus sebagai pusat kehidupannya maka itu akan memunculkan sikap penundukan kepada suaminya dan kondisi kenaturalan kewanitaan itu disebut Womanhood. Konsep ini sudah muncul sejak di jaman Abraham, dimana Sarah begitu tunduk kepada Abraham dan memanggil suaminya sebagai tuannya.

Seorang istri harus menghormati suaminya sekalipun ia tidak layak menerimanya. Dalam Petrus 3:1-6, Petrus menekankan agar para istri menghargai dan tunduk kepada suami mereka yang "tidak taat kepada Firman" (ayat 1). Hal ini kedengarannya tidak masuk akal tetapi Petrus menambahkan bahwa suami yang demikian ini bisa dimenangkan oleh kelakuan istrinya yang saleh.

1 Petrus 3:1-6 HIDUP BERSAMA SUAMI-ISTERI 3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Tunduk disini adalah tunduk yang tidak mengorbankan iman Kristen dan ketaatan kepada Firman Tuhan dan kesetiaan kepada Kristus. Dalam hal ini istri bisa menolak ajakan atau perintah suami apabila ajakan atau perintah tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan dan merusak kesetiaan kepada Kristus. Harus diingat, walaupun sudah seorang perempuan telah menjadi istri seorang seorang laki-laki, namum tetaplah perempuan itu sebagai "hamba Allah"

1 Korintus 7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.

1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Ketika seorang wanita bisa memposisikan dirinya secara tepat terhadap suaminya, itu justru membangun satu kebahagiaan di dalam keluarga. Dan disini bagaimana seorang wanita menampilkan, menyatakan dan memproses diri, taat dan berpusat pada Kristus yang direfleksikan kepada suaminya.

Konsep tunduk seorang istri bukan berarti tunduk secara pasif (semua beban dilempar kepada suami) karena itu merupakan satu bentuk dari pemberontakan, tetapi tunduk aktif dengan memberikan ide dalam mencari pemikiran, yang dipikirkan dari sudut pemikiran suami. Ketika sang suami sedang memikirkan suatu gagasan/masalah, bagaimana sang istri memberikan input yang terbaik buat suaminya, sehingga suaminya dapat mengaktualisasikan apa yang ia gumulkan. Sehingga peran istri disini mengisi, khususnya bagian-bagian detail yang tidak terpikirkan oleh suami.

Seorang pria cenderung untuk berpikir secara global, oleh sebab itu seorang istri harus mempunyai ketajaman analisa alternatif, kesulitan dan dampak yang lain yang akan dihasilkan dari pergumulan tersebut. Dan itu menjadikan seorang isteri support kepada apa yang suaminya inginkan secara positif.

Memang kita akan melihat bahwa suami yang memutuskan tetapi dibelakangnya ada isteri yang memberikan pertimbangan terbaik bagi keputusan tersebut. Didalam otobiografi tokoh-tokoh penting di dunia akan kita dapati bahwa keputusan-keputusan tersebut terjadi karena mereka memiliki istri yang sangat mendukung, namun sebaliknya dibalik para penjahat yang hebat juga terdapat isteri yang sangat merusak. Sehingga kita sekarang mengetahui bagaimana posisi seorang isteri akan sangat berpengaruh bagi suaminya. Seperti Sarah yang selalu memberikan input, dan dukungan didalam Abraham menjalankan ide dan pelayanannya, dan ia tidak pernah menghalangi apa yang menjadi garis perjalanan dan tugas Abraham.

2.A.3. MENGASIHI KELUARGA

Titus 2:4 2:4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,

Seorang ibu harus mengutamakan keluarganya. Jika seorang ibu terlalu dibebani oleh tekanan ekonomi sementara peluangnya untuk karier terbuka lebar, maka ia dengan mudah akan mengabaikan keluarganya. Namun seorang ibu yang bijaksana haruslah dapat meluangkan waktu dan menyimpan energi untuk keluarganya. Perlu diingat bahwa salah 353u karakteristik dari keluarga yang berhasil adalah daya tarik cinta kasih seorang ibu. Kasih ini tak dapat digantikan oleh siapapun.

Dalam mengurus rumah tangganya, Seorang ibu akan menunjukkan teladan tentang penguasaan diri, kebaikan, dan kekudusan dalam pikiran serta hati (Titus 2:5)

Titus 2:5 2:5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Hal-hal tersebut tidaklah mudah dilaksakan. Namun hal itu akan dapat terwujud jika kita memelihara hubungan dengan Allah melalui aktivitas-aktivitas seperti doa, pembacaan Alkitab, dan menerima pengajaran Alkitab yang benar.

Keindahan seorang istri bukan dari dandanan/ keindahan lahiriah yang tampak diluar saja. Alkitab banyak mengajarkan bagaimana seorang perempuan dapat menjadi seorang perempuan yang sejati.

2.B. PERAN SUAMI DALAM RUMAH-TANGGA

Keluarga harus mencerminkan prinsip Kerajaan Allah. Bila cermin pemerintahan Allah ada dalam suatu rumah tanggga, berarti Yesus ada di atas suami. Dalam hal ini wewenang yang dimiliki suami bukan wewenang untuk digunakan semena-mena. Tetapi wewenang yang dibungkus dengan kasih Kristus demi kemuliaan Allah dan tegaknya rumah tangga Allah atau pemerintahan Allah dalam keluarga. Untuk ini seorang suami harus menjadi imam. Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa hubungan suami istri dapat menjadi lambang hubungan Kristus dengan jemaat (Efesus 5:32).

Allah menentukan suami harus menjadi imam dalam keluarga. Seperti Kristus berkorban untuk jemaat, demikian pula suami harus berkorban bagi keluarga. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Bapa dalam Kejadian 3:19, bahwa manusia (laki-laki) akan berpeluh dalam mencari nafkah. Sebagai "penolong", istri dapat membantu suami mempertahankan ekonomi keluarga, tetapi suami tidak boleh menjadikan istri "sapi perahan" guna menunjang kebutuhan keluarga.

Dalam Efesus 5:25, disebutkan bahwa suami harus mengasihi istri seperti "Kristus mengasihi jemaat". Dalam hal ini, suami harus melihat kasih Kristus sebagai prototype atau teladan kasih yang harus dikenakan terhadap istri. Untuk itu kita harus mengerti tempat Kristus bagi jemaat. Kristus adalah kepala atau pemimpin yang memimpin kepada kebenaran

Ibrani 12:1-5 NASIHAT SUPAYA BERTEKUN DALAM IMAN

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. 12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

Ini berarti supremasi suami terhadap istri bukanlah kewenangan untuk berlaku sewenang-wenang, tetapi memimpin istri kepada kebenaran. Dalam hal ini suami harus menjadi teladan iman dan pemimpin rohani dalam keluarga. Suami sebagai kepala istri maksudnya adalah bahwa suami harus menjadi terdahulu dalam membawa anggota keluarga termasuk istrinya kepada Tuhan. Jadi kewenangan suami diatas istri bukanlah alat untuk memperalat atau memanfaatkan istri guna pelampiasan keinginan pribadi, sebab bila hal ini terjadi, maka hubungan suami istri sudah menjadi sebuah "perbudakan". Idealnya suami harus mampu menjadi "gembala sidang keluarga".

2.C. ISTRI YANG DOMINAN

Tidak jarang kita jumpai ada keluarga dimana Suami tidak ditempatkan sebagai "kepala" atau sebagai "imam" dalam keluarga. Seorang Istri bisa menjadi sangat dominan penentu keputusan dalam keluarga. Ini banyak terjadi ketika si istri mempunyai karir lebih hebat, punya kemampuan intelektual lebih dari sang suami. Atau mungkin karena sang istri memang mempunyai sifat "dominan".

Sikap istri yang terlalu dominan membawa suasana rumah-tangga menjadi tidak sehat. Lazimnya memang laki-laki yang memegang kendali keluarga (sesuai Firman Allah). Sikap dominan istri akan menimbulkan konflik bagi jiwa si suami dan anak-anaknya. Mungkin konflik ini kadang tidak terlihat nyata karena mungkin sang suami tidak mempermasalahkan bahwa istri yang memegang "perintah". Tetapi ini tetap saja akan menjadi suatu konflik sebab "nature" laki-laki adalah diciptakan untuk menjadi "imam".

Hakekat perempuan sejak semula diciptakan adalah sebagai "penolong yang sepadan" bukan untuk menguasai suami, janganlah menuntut yang berlebihan akan merusak seluruh tatanan kehidupan

Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Hirarkhi yang benar adalah :

1 Korintus 11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

Sekalipun pria menjadi kepala, ini bukan berarti istri tunduk membabi buta. Tetapi istri tetap harus tunduk sejauh mana keputusannya tidak melenceng dari Firman Allah

Memang kadang-kadang kita jumpai ada ketimpangan diantara suami-istri. Sang istri mungkin jauh lebih pandai, lebih pintar mencari uang, lebih cakap dan sebagainya. Apabila suami "memiliki kekurangan", maka sebaiknya istri lebih banyak bisa menopang suaminya dalam kasih dan doa. Sebab istri akan memiliki kepekaan yang lebih atau waktu yang lebih untuk perkara-perkara rumah-tangga. Namun apabila istri memiliki "kekurangan" dibanding suami, maka sang suami akan menjadi pelindung yang penuh kasih.

Dalam keluarga kehidupan "doa" sangat penting, seorang istri yang suka berdoa dan bersekutu dengan Allah dan menjadikan hal itu sebagai gaya hidupnya, dengan sendirinya akan bersikap "taat dan kasih" terhadap suaminya. Karena ketika kita bersekutu dengan Allah, kita ditempatkan sebagai "murid dan anak-anak Allah" yang mencintai kedamaian.

2.D. KETURUNAN DALAM KELUARGA

Dalam masyarakat kita, masih ada faham "keluarga belumlah lengkap atau sempurna, apabila belum mendapatkan anak laki-laki". Sekalipun keluarga tersebut sudah dikaruniai lebih dari dua anak perempuan, mereka masih berusaha keras mendapatkan anak laki-laki. Dalam hal ini sepertinya kita menganggap anak-anak perempuan bukanlah anugerah Allah yang istimewa. Tidak jarang juga keluarga ini kemudian menempuh cara "artifisial medis" untuk mendapatkan anak laki-laki.

2.E. PROFESI IBU RUMAH TANGGA

Syukur bahwa sudah menjadi hal yang lazim, perempuan Indonesia mengenyam pendidikan tinggi. Tidak jarang perempuan menjadi peraih nilai terbaik di kelasnya. Setelah mendapat derajat sarjana para perempuan terjun di dunia kerja. Cukup banyak perempuan yang menjadi tenaga andalan perusahaan atau lembaga pemerintah. Akan tetapi ketika tiba giliran ia menikah dan mempunyai anak-anak, banyak diantara mereka yang akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga.

Menjadi ibu rumah tangga, itu juga merupakan "profesi mulia", saya tidak pernah meremehkan profesi ini. Secara kodrati perempuan lebih unggul dalam kehidupan sebagai pemelihara keluarga. Ketika Perempuan memutuskan dirinya untuk menjadi "ibu rumah tangga" dalam artian tidak ada paksaan dari suami. Disinilah tercermin sebuah "pengorbanan" dari pihak perempuan yang komit terhadap keluarganya dan melepaskan kegiatan diluar rumah dan memberikan semua waktunya untuk suami dan anak-anak. Namun sayang, banyak tokoh-tokoh perempuan tidak mau mengakui "pekerjaan ibu rumah tangga sebagai profesi" dan menganggap profesi ini adalah "inferior" atau pelecehan terhadap kemampuan intelektualitas perempuan.

Ibu rumah tangga bukanlah profesi inferior!. Dalam mendidik anak dalam keluarga juga diperlukan intelektualitas, maka faham yang mengatakan "buat apa sekolah tinggi-tinggi, jika akhirnya diam dirumah menjadi ibu rumah tangga" itu salah besar. Rumah adalah pusat pendidikan bagi anak-anak kita, rumah adalah pusat pelatihan etika dan intelektualitas bagi anak-anak. Siapakah yang mengajari anak-anak kita misalnya mengucapkan "terima-kasih" saat menerima sesuatu dari seseorang. Tentu peran seorang ibu yang memberikan andil besar dalam pendidikan dasar ini, bukan?. Maka sangatlah penting sebuah pendidikan dan intelektualitas yang dimiliki oleh seorang ibu sebagai modal mendidik anak-anaknya nanti.

Jangan pernah dilupakan peran perempuan sebagai ibu telah masuk ke dalam "rekan sekerja373354an Bapa kita di Surga untuk memberikan kasih dan pendidikan/ pengajaran kepada kepada anak-anak yang semuanya adalah umat Allah sebagai pewaris kerajaan Surga.

Besarnya peran perempuan sebagai ibu dalam rumah tangga tergambar dalam kutipan berikut :

Jantung masyarakat dan jantung suatu bangsa ialah rumah tangga. Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung atas pengaruh-pengaruh rumah tangga. Rumah haruslah menjadi tempat yang paling menarik kepada anak-anak dalam dunia ini Kehadiran ibu haruslah menjadi penarikan yang paling besar di keluarganya. Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat dan kemakmuran bangsa sangat tergantung pada seorang ibu.

Menjadi ibu rumah tangga, tanggung jawabnya adalah tanpa batas waktu. Dari generasi ke generasi. Karena apa yang sekarang diajarkan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya, hal itu juga yang akan diturunkan kepada generasi-generasi selanjutnya.

Layaknya seorang presiden, seorang ibu juga bertanggung jawab atas masa depan suatu Bangsa dan masyarakat. Dengan demikian menjadi seorang ibu rumah tangga sama penting artinya dengan menjadi seorang presiden di suatu negara.

2.F. KONFLIK DAN MASALAH DALAM KELUARGA

Tidak ada keluarga tanpa konflik dan masalah. Konflik dan masalah hanya akan berhenti di saat seseorang meninggal dunia. Artinya selama kita hidup pasti mengalami masalah. Persoalan utamanya adalah bisa atau tidaknya kita mengatasi masalah tersebut. Karena kita bertumbuh atau tidak hanya ditentukan oleh faktor tersebut. Seseorang diukur kedewasaannya ketika dia mampu mengatasi konflik-konflik yang dihadapi. Semakin kita dapat mengatasi konflik, semakin menentukan pertumbuhan kita untuk menjadi sekarakter dengan Kristus.

Masalah akan bertumbuh hebat ketika masing-masing anggota keluarga terlalu menuntut satu-sama lain menjadi sosok sempurna seperti keinginannya. Menuntut seseorang menjadi sempurna seperti yang kita idolakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik yang sesuai dengan kemauan kita, sebaliknya kita akan semakin frustrasi ketika apa yang kita harapkan itu tidak kunjung tiba.

"There is no perfect life" kata orang bijak, agaknya pengertian ini sangat tepat. Kehidupan sempurna hanya akan kita terima saat kita kembali ke Rumah Bapa hidup bersama-sama dengan Allah dalam tubuh kemuliaan. Selama kita di dunia ini akibat dari dosa warisan sejak zaman Adam, kita tidak akan menemukan kehidupan yang benar-benar sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna!

Rakyat Amerika walaupun terkenal dengan kehidupan seks bebas, tetapi selalu menuntut presiden-nya "immune" dari dosa susila. Kita semua tahu dari kasus-kasus Presiden Clinton, yang akhirnya kita ditemukan kepada suatu konklusi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Demikian juga dalam keluarga, sehebat apapun kata orang tentang kesempurnaan keluarga itu, akan selalu ditemukan ada "hal yang tidak beres" yang pernah terjadi atau yang sedang terjadi.

Lalu bagaimana mengatasi konflik/ masalah dalam keluarga? Yang pertama adalah "Mencegah Konflik/ masalah", dan yang kedua adalah "Mengatasi/ mengobati Konflik/ masalah". Pada dasarnya mencegah tentulah lebih baik daripada mengobati.

Konflik dan masalah bisa terjadi ketika masing-masing tidak menjadi pendengar yang baik, saat pasangannya berkeluh kesah. Ketika salah satu pihak tidak mengargai pembicaraan dalam suatu dialog. Konflik di antara suami istri adalah merupakan target iblis. Waktu suami istri konflik, iblis pun bertepuk tangan, suami istri harus meenyadari hal ini dan saling mengingatkan. Jangan serang pasangan (jangan saling melukai) tetapi utarakan perasaan. Perasaan yang kita utarakan adalah netral.

Kalau anda punya problem dalam mengutarakan perasaan secara lisan, lakukan secara tertulis (surat cinta). Kadang-kadang kalau sudah lama menjadi suami-istri, masing-masing akan merasa "risi/ enggan" untuk melakukan ini. Namun cara ini kadang bisa menghasilkan hal yang baik.

Buat komitmen ajaklah keluargamu "berdoa bersama" (berpegangan-tangan) ketika sudah sulit berkomunikasi. Ini cara yang sangat baik dimana masing-masing mencari kehendak Tuhan, dan bukan memaksakan keinginan pribadinya (egois). Kehendak dan kepentingan Tuhan ditempatkan di tempat yang utama.

1 Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Pengungkapan kasih secara verbal dan tindakan fisik sangatlah penting dalam berkeluarga; mengatakan "aku mengasihimu/ I love you" atau memeluk dan memegang tangan adalah suatu pengungkapan perasaan yang sederhana sekali. Namun sayang hal yang mudah ini sering terlupakan untuk dilakukan. Sehingga kemudian sebuah keluarga mudah jatuh dalam suatu konflik.

1 Yohanes 4:7-8 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Perempuan dan Laki-laki; Kromosom X dan Y

Penulis: Bagus Pramono

Kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat kewanitaan. Di dalam benih ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin Perempuan mempunyai unsur X X Laki-laki mempunyai unsur X Y

Kita lihat perbedaannya bahwa Laki-laki diciptakan dengan komposisi yang sempurna bahwa laki-laki disamping mempunyai Y tetapi juga mempunyai X. Laki-laki mempunyai unsur yang lengkap. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian (kuat), sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan (halus).

Maka banyak kita jumpai bahwa pekerjaan yang lazim dilakukan perempuan justru secara profesional lebih hebat dilakukan oleh laki-laki. Misalnya seorang koki profesional dan designer pakaian wanita atau ahli kecantikan. Banyak justru para lelaki yang lebih dipercaya secara profesional mengerjakan itu semua. Mengapa? Sebab laki-laki punya unsur X untuk mempunyai perasaan tentang "kecantikan dan rasa" sedangkan unsur Y dari laki-laki itu mendorong kemampuan laki-laki yang kuat yang tidak dimiliki perempuan. Sehingga laki-laki mampu menggeser pekerjaan perempuan dalam hal seni, rasa dan kecantikan.

Ketika pada diri laki-laki unsur X-nya yang lebih dominan, maka laki-laki tersebut akan berlaku kewanita-wanitaan. Di lain hal, kita banyak menjumpai didalam sistem pendidikan rumah tangga yang lazim dimasyarakat kita kepada anak laki-laki. Masyarakat kita dalam mendidik anak laki-laki selalu mengatakan "anak laki kok nangis", "anak laki kok menyapu", "anak laki kok masak". Sehingga dari kecil sudah dibiasakan untuk membunuh sifat X dalam dirinya. Dengan dalih "kamu adalah laki-laki, laki-laki harus kuat" dan selanjutnya sifat X-nya benar-benar diabaikan. Akhirnya anak laki-laki tersebut tumbuh menjadi lelaki yang kejam, yang tidak sabaran, dan yang keras kepala, terlalu dominan. Maka si anak tadi tumbuh dewasa dalam sistem pendidikan dengan mematikan unsur X yang ada dalam dirinya, karena unsur Y-nya saja yang ditonjolkan.

Sebenarnya tidak ada salahnya seorang lelaki menangis. Menangis adalah salah-satu cara untuk melampiaskan kesedihan dan kekesalan. Umur Perempuan menurut penelitian lebih panjang daripada laki-laki, salah-satunya adalah karena perempuan lebih sering menangis daripada laki-laki.

Tuhan menciptakan laki-laki dengan unsur yang begitu balance ada Y yang bersifat sebagai pelindung dan X yang bersifat sebagai perasa. Peran suami yang sesuai Alkitab adalah sebagai kepala keluarga, artinya laki-laki memang diciptakan untuk menjadi pemimpin. Maka unsur Y dan X nya ini membuat laki-laki mempunyai sikap kuat (unsur Y) untuk melindungi istri/keluarga dan sikap kasih (unsur X) terhadap istri/keluarga. Perbedaan kromosom antara laki-laki dan perempuan adalah kodrati.

Dengan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah memang menciptakan laki-laki dan perempuan dalam perbedaan. Tetapi jangan lupa bahwa peran perempuan adalah sebagai teman/ penolong "yang sepadan". Jika seorang laki-laki mempunyai kelebihan yang berbeda dan tidak dimiliki perempuan, terimalah itu.

Tuhan Yesus datang kedunia melalui media "perempuan". Maria wanita yang mulia itu dipercaya sebagai "ibu" Yesus sang Raja segala raja. Disini Maria sungguh dimuliakan oleh Allah.

Didalam Alkitab, banyak sekali tokoh-tokoh perempuan yang berkenan kepada Allah ; Ruth, Rahab (dan tokoh-tokoh lain yang sudah disebutkan dalam bab sebelumnya). Bahkan dalam pelayanan Yesus-pun melibatkan banyak peran perempuan yang ikut aktif menyertai perjalanan Yesus untuk menginjil.

Lukas 8:1-3 8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, 8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Yang mendapati Yesus bangkit dari kubur dan dalam tubuh kemuliaan adalah sosok Maria Magdalena (dan Maria yang lain) para perempuan dan bukan 12 murid-murid Yesus yang laki-laki itu. (Matius 28:1-10)

Mengapa kita menyebut Allah Bapa, mengapa Yesus lahir dalam sosok laki-laki, mengapa banyak nabi-nabi rasul-rasul (Abraham, Musa, Daud, Salomo, Paulus, Yohanes, Petrus) orang-orang yang dipilih Allah ini ada dalam sosok laki-laki. Itu semua sudah digariskan oleh Allah! Mengapa Allah menjadikan "suami" sebagai kepala keluarga, itu adalah cerminan kerajaan surga, bahwa "Bapa" memegang otoritas.

Jika laki-laki dan perempuan mempunyai dasar "kasih" yang kuat dengan mengacu kepada Firman Allah, diantaranya :

Lukas 10:27 .. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Galatia. 5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"

Maka kita akan selalu melatih diri untuk tidak menganggap orang lain/ kaum lain/ laki-laki atau perempuan sebagai musuh dan pesaing yang membahayakan. Kita akan memandang mereka sebagai sesama kita sebagai partner/ teman/ sahabat yang punya mutual relationship, saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Kita semua diciptakan Allah dengan cara yang ajaib dan dalam rencanaNya yang agung, syukurilah itu :

Mazmur 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

VII. KASIH

Ketika Ibu Teresa menerima hadiah nobel, beliau ditanya "apa yang dapat kita lakukan untuk mendorong perdamaian dunia?" Jawabnya, "Pulanglah dan kasihi keluargamu."

Matius 19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Amsal 3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

Apabila setiap orang mempunyai dasar kasih, betapa indahnya hidup ini, tidak ada pertikaian, tidak ada perang, pertengkaran dan sebagainya. Perjuangan Feminisme yang kebablasan akan mengarah pada pemasungan peran laki-laki. Maka ini akan mengakibatkan anarcy lang lain. Implikasi feminisme tidak boleh berpacu kepada apapun yang diperankan oleh laki-laki harus ditolak! Misalnya mengarah kepada konsep di keluarga seorang Bapak bukan lagi sebagai kepala keluarga.

Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Isu Feminisme hendaknya ditekankan atas hal-hal yang menindas hak perempuan atas dasar kemanusiaan, bukan menggeser dan bersaing seperti perang terhadap kaum laki-laki. Perjuangan atas nama feminisme harus berdasar "kasih" diatas segalanya termasuk kemampuan mengasihi kaum laki-laki.

1 Korintus 13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Berikut ini adalah gambaran tentang kasih yang juga disebut sebagai kemurahan hati :

1 Korintus 13:4-8 13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap..

KASIH ITU SABAR.

Dalam Kasih ada tenggang rasa dan kemampuan untuk tahan uji terhadap situasi yang kurang menguntungkan dan terhadap sikap orang-orang yang kurang mengenakkan. Kasih itu panjang sabar.

KASIH ITU MURAH HATI.

Secara alami kasih itu bersifat ramah, murah hati, hangat, dan baik. Kasih yang murah hati dan rela menolong, simpatik dan memahami orang lain. Kasih itu penuh perhatian, lemah lembut, tenggang rasa, adil, dan bijaksana, dan hanya ingin mengusahakan kebaikan bagi orang lain. Kasih itu pemurah, menerima sesama, dan kebaikannya terpancar dalam perbuatan.

KASIH ITU TIDAK CEMBURU.

Kasih tidak iri terhadap keuntungan orang lain, dan tidak menginginkan kepunyaan sesama. Kasih Allah tidak cemburu dan tidak menolak orang lain karena apa yang dimilikinya.

KASIH TIDAK MEMEGAHKAN DIRI.

Kasih sifatnya tidak suka bermegah dan gila hormat.363dak angkuh dan tidak congkak.

KASIH TIDAK SOMBONG.

Kasih bersifat tidak tinggi hati dan penuh dengan kesombongan.

KASIH TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN.

Kasih tidak bertindak, bereaksi, berfungsi, atau melakukan perbuatan yang tidak patut, tidak terpuji, atau yang bertentangan dengan apa yang benar.

KASIH TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI.

Kasih tidak suka menuntut bagi dirinya sendiri.

KASIH TIDAK PEMARAH.

Kasih sifatnya tidak mudah terpengaruh atau terpancing untuk menjadi marah dan mendendam.

KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN.

Kasih itu setia, tidak menghakimi atau merancangkan hal-hal yang menyebabkan atau mendatangkan malapetaka, penderitaan, kesukaran, atau yang sejenisnya. Kasih Allah tidak merancangkan kejahatan.

KASIH TIDAK BERSUKACITA KARENA KETIDAKADILAN.

Kasih akan bersukacita ketika apa yang benar, ketulusan, kesetiaan, kejujuran, dan kebenaran dinyatakan.

KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU.

Kasih sanggup untuk bertahan dalam tekanan dan kesukaran. Karena Allah adalah kasih, Ia mendukung dan menopang Pribadi-Nya ketika segala sesuatu diletakkan atas diri-Nya. Kasih akan melindungi, menaungi, dan menjaga dari segala sesuatu yang mengancam keselamatan sesamanya. Kasih mampu menahan diri, tenggang rasa, dan sabar dalam segala keadaan.

KASIH PERCAYA SEGALA SESUATU.

Kasih akan mempercayai sesama, melihat kebaikan dari semua orang (tanpa mengecam atau mencari-cari kesalahan).

KASIH MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU.

Kasih mempunyai harapan, walaupun keadaan tidak memungkinkan sekalipun, dengan kepercayaan dan pengharapan akan penggenapan dari apa yang telah dijanjikan.

KASIH SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU.

Kasih dapat menyebabkan seseorang terus bertahan, sekalipun dalam kesukaran.

KASIH TIDAK BERKESUDAHAN.

Kasih yang sempurna tidak pernah gagal karena waktu atau tidak berdaya. Kasih tidak pernah mengecewakan atau tidak bisa dipercaya. Seperti kasih dari Allah adalah kekal dan tidak berkesudahan.

Apakah Anda hidup dalam kasih dan percaya akan kuasa Roh Kudus untuk menjadikan semua hal ini menjadi nyata? Seorang yang dipenuhi Roh Kudus otomatis akan mencerminkan sifat kasih dalam kehidupannya sebab buah-buah Roh adalah :

Galatia 5:22-25 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Penganut feminisme yang radikal selalu menempatkan kaum lelaki sebagai musuh dan saingan. Permusuhan adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kasih. Laki-laki bukanlah musuh perempuan. Sejak semula Allah mengajarkan Laki-laki dan perempuan untuk bekerja-sama dalam kasih. Perjuangan Feminisme harus berpacu kepada hukum kasih, dan diperlukan ketika ada penindasan terhadap hak perempuan, bukan semata-mata penghapusan kehendak Allah yang menggariskan Laki-laki sebagai seorang kepala dan imam dalam keluarga.

Jadikanlah senantiasa kasih sebagai tujuan tertinggi dan garis akhir yang paling ingin Anda raih :

1 Yohanes 3:18 ..Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Selamat mengasihi !

Tags: 

Perempuan dan Masyarakat

Penulis : Bagus Pramono

3.1. PEREMPUAN YANG CANTIK

Dalam stereotip masyarakat kita, masih menuntut bahwa perempuan harus selalu tampil cantik, sehingga subur sekali sekali lahan-lahan produk-produk kecantikan, dan fasion. Sungguh mujur para perempuan yang terlahir cantik, berbahagialah atas anugerah ini. Menjadi cantik dan menarik mungkin menyebabkan perempuan lebih mudah mendapatkan pasangan, pujian, atau bahkan pekerjaan. Tetapi apakah kecantikan fisik selalu berakibat baik? Malah kita melihat banyak perempuan yang memang aslinya sudah cantik mempunyai tekanan yang lebih besar daripada perempuan yang kurang, atau tidak cantik. Mengapa? Mereka sering mengalami tekanan untuk mempertahankan kecantikannya, tekanan karena takut tua, takut menjadi gemuk sehingga menyiksa diri dengan sangat membatasi nutrisi yang dimakan, atau tekanan karena "she is just simply beautiful". Kadang kadang seorang yang cantik itu mempunyai tekanan, bahwa kecantikannya itu akan menjadi sasaran pelecehan seksual.

Membicarakan kecantikan tidak akan ada habis-habisnya. Masalah kecantikan selalu menjadi salah satu hal yang terpenting tentang perempuan. Banyak orang setuju dan berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu tidak penting, karena ada kecantikan lain yang bernama "inner beauty". Tetapi ada pihak yang berpendapat bahwa kecantikan lahiriah itu memang penting, karena bagaimana pun wajah adalah hal yang pertama dilihat dan diingat dalam interaksi dengan orang lain.

Paulus memberikan nasehat kepada kaum perempuan :

1 Timotius 2:9-10 2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, 2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

Konsep kecantikan tidak selalu mengarah kepada kecantikan fisik. perempuan harus mengasah berbagai potensi yang dipunyai didalam dirinya, baik itu fisik, emosional, maupun spiritual, agar menjadi suatu keutuhan yang menciptakan individu yang solid.

Amsal 31:10,30 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. 31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.

Berikut ini adalah tips tampil cantik dari Salomo :

Amsal 15:13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

Amsal 15:30 Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.

Sikap yang cantik dari seorang perempuan dari tercermin dari sikapnya yang rendah hati :

Efesus 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah h2ati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Selanjutnya kecantikan perempuan dinilai dari tutur katanya :

Amsal 15:4 "Lidah lembut adalah pohon kehidupan, ."

Amsal 15:1 "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,.."

Perempuan adalah ciptaan istimewa, mempunyai unsur-unsur keindahan, buktikanlah itu. Jadilah perempuan yang layak dihargai dan dicintai.

3.2. PEREMPUAN YANG PINTAR

Didalam masyarakat kaum perempuan membuktikan bahwa mereka mempunyai intelektualitas yang setara dengan laki-laki. Saat saya sekolah di tiap-tiap akhir tahun pengajaran, juara kelas kebanyakan diraih oleh anak-anak perempuan. Dan mungkin sampai sekarang banyak anak-anak perempuan yang menjadi juara kelas.

Dalam pendidikan para orang tua pada masyarakat kita secara umum tidak pernah membeda-bedakan pendidikan bagi anak laki-laki dan perempuan. Mereka mempunyai jatah pendidikan formal yang sama.

Tetapi kecerdasan tidak boleh dipandang dari segi intelektual saja namun juga dipandang dari segi emosional (IQ-EQ). Perempuan lebih mempunyai spesifikasi perasaan yang halus. Kesabaran adalah kunci kecerdasan emosional.

Emosi sangat mempengaruhi kehidupan manusia ketika dia mengambil keputusan. Tidak jarang suatu keputusan diambil melalui emosinya. Tidak ada sama sekali keputusan yang diambil murni dari permikiran rasio saja, karena seluruh keputusan manusia memiliki warna emosional.

Kita memperhatikan keputusan-keputusan dalam kehidupan ini, ternyata keputusannya lebih banyak ditentukan oleh emosi daripada akal sehat. Emosi yang begitu penting itu sudah lama ditinggalkan oleh para peneliti padahal kepada emosi itulah bergantung suka, duka, sengsara, dan bahagianya manusia. Bukan kepada rasio semata. Maka antara kecerdasan otak dan kecerdasan emosi harus berimbang.
2
Hal-hal yang menentukan sukses dalam kehidupan manusia bukanlah rasio saja tetapi emosi. Penelitian di Amerika menghasilkan sebuah situasi yang disebut dengan "when smart is dumb, ketika orang cerdas jadi bodoh". Ditemukan bahwa orang Amerika yang memiliki kecerdasan atau IQ di atas 125 umumnya bekerja kepada orang yang memiliki kecerdasan rata-rata 100. Artinya, orang yang cerdas umumnya menjadi pegawai kepada orang yang lebih bodoh dari dia. Jarang sekali orang yang cerdas secara intelektual sukses dalam kehidupan. Malahan orang-orang biasalah yang sukses dalam kehidupan.

Lalu apa yang menentukan sukses? Bukan kecerdasan intelektual tapi kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional diukur dari kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri.

Jadilah perempuan-perempuan yang sabar. Orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi dalam kecerdasan emosionalnya. Seorang penyabar biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar/bekerja/ mengurus sesuatu mereka akan tekun. Ketika menghadapi masalah mereka akan menyelesaikannya dengan hati yang sabar dan kepala yang dingin. Orang-orang yang demikian akan selalu berhasil mengatasi berbagai gangguan karena mereka tidak selalu memanjakan emosinya. Dengan demikian mereka dapat mengendalikan emosinya.

Yakobus 1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

3.3. PEREMPUAN YANG BIJAK

Perempuan yang bijak mementingkan kecantikan yang abadi. Perempuan yang bijak memfungsikan dirinya sebagai "penolong", itu sangat mulia. Perempuan bijak selalu berkata-kata penuh hikmat, kata-kata yang bijak mungkin singkat dan mudah diucapkan tetapi gemanya tiada henti :

Amsal 31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.

Amsal 4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

Amsal 16:24 Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

Kita semua tahu siapa Hillary Clinton, dia menjadi sosok utama keberasilan suaminya menjadi presiden. Bahkan saat kampanye Clinton berkata (bercanda tapi mungkin juga serius) "jika anda memilih saya, anda akan mendapat 2 presiden" maksudnya Hillary adalah perempuan yang "cakap" dan berperan banyak dalam keberhasilannya. Dan itu terbukti, ketika Clinton dilanda "kasus" yang sensitif, Hillary tampil sebagai pendamping yang setia, tidak peduli mungkin kasus suaminya itu sungguh menyakitkan hatinya. Dan Clinton pun selamat dari kasus yang menimpanya. Selanjutnya ketika Clinton sudah tidak menjabat presiden lagi Hillary tetap maju dalam dunia politik dan menjadi senator. Ini adalah cerminan perempuan pintar dan cakap tetapi tetap sebagai "penolong" yang setia.

Dalam catatan Alkitab, peran wanita banyak dikaitkan dengan usaha penyelematan, contohnya dari suatu malapetaka, penyakit, kelaparan, kematian, rasa malu, dosa, dlsb. Wanita adalah PENYELAMAT. Marilah kita lihat berbagai contoh tokoh wanita didalam Alkitab :

1. RUT

Menjadi penyelamat keturunan

Rut 1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;

Alkitab mencatat bahwa Rut adalah nenek buyut dari raja Daud dan nenek moyang dari Yesus. Rut 4:21-22, Matius 1:5-16.

2. GADIS PELAYAN ISTRI NAAMAN

Menjadi penyelamat tuannya dari penyakit.

2 Raja-raja 5:3,14 5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." 5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.

3. ESTER

Karena pembelaannya, ia menjadi penyelamat sebuah bangsa

Ester 7:3-4 7:3 Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 7:4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba a350 berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja."

4. ABIGAIL

Kebijaksanaannya, menjadi penyelamat suaminya dari kematian.

1 Samuel 25:3,32-33 25:3 Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. 25:32 Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; 25:33 terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.

5. MARIA IBU YESUS

Ketaatannya mengikuti rencana Tuhan telah melahirkan Juru Selamat manusia dari dosa. Maria menjadi simbol dari ketaatan/ simbol Gereja yang taat.

Matius 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Salomo menuliskan : Isteri yang cakap - menjadi penyelamat bagi seisi rumahnya anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:

Amsal 31:10-28 PUJI-PUJIAN UNTUK ISTRI YANG CAKAP

31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. 31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. 31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. 31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. 31:14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. 31:15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. 31:16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. 31:17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. 31:18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. 31:19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. 31:20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. 31:21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rang2kap. 31:22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. 31:23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. 31:24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. 31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. 31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. 31:27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. 31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:

Menjadi pribadi yang bijak, akan membuat keluarga menjadi bahagia, dan menjadi pujian bagi setiap yang melihatnya sehingga ucapan ini sungguh layak :

Amsal 31:29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
2

3.5. PEREMPUAN PERUSAK

Ada banyak perkataan sumbang tentang perempuan, karena kadang-kadang ada bahkan mungkin banyak perempuan yang menjadi faktor yang dapat menjatuhkan seorang laki-laki. Banyak juga nada-nada sumbang yang diberikan ketika seorang perempuan tidak menempatkan dirinya sebagai partner laki-laki, sebagai penolong yang setia. Sebaliknya apabila penciptaan perempuan hanya sekedar alat "biang kerok" dan provokator maka dapat dipastikan Allah tidak pernah menciptakan Hawa untuk Adam. Allah menciptakan perempuan untuk sesuatu yang berharga untuk turut bersama menggenapi rencana Allah dalam kehidupan kaum laki-laki.

Selanjutnya tulisan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan derajat perempuan tetapi sekilas mengupas kegagalan wanita dalam Alkitab yang merusak seluruh tatanan kehidupan. Melainkan agar kita tidak jatuh dalam dosa yang sama yang pernah dilakukan oleh para pendahulunya melainkan berbalik dan membuat keberhasilan yang menakjubkan.

Berikut ini type-type perempuan perusak dalam kacamata Alkitab, melalui kebenaran ini dimaksudkan agar setiap kita tidak jatuh dalam dosa yang sama yang membawa keluarga dan pelayanan dalam kerusakan yang fatal.

1. TYPE HAWA - ANDIL DALAM PERBUATAN DOSA

Kenyataan dalam Alkitab bahwa "Hawa" memberikan andil yang menyebabkan manusia jatuh dalam dosa. Sebenarnya Allah tidak pernah memiliki rencana bagi kaum wanita sebagai salah satu pemb2erontakan di Taman Eden. Namun demikian Allah mengetahui bahwa wanita memiliki kemampuan pemberontak dan mengajak suaminya terjerumus dalam dosa mula-mula yang dampaknya terjadi sampai sekarang.

2. TYPE SARAH - MENJERUMUSKAN IMAN ABRAHAM

Ketika Abraham tidak sabar menanti janji tentang lahirnya anak perjanjian, maka "Bapa orang beriman" ini goyah atas saran dari Sarah. Akibat dari Abraham mendengar nasehat dari Sarah ini, lahir kekacauan 2 agama besar dunia dan pertentangan antar bangsa. Islam vs Kristen dan Israel vs palestina (Arab).

Kejadian 16:2 Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.

3. TYPE ISTRI LOT - CINTA HARTA DUNIA

Istri Lot lebih mementingkan harta daripada keselamatan

Kejadian 19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.

4. TYPE DELILA - MENGGUNAKAN KECANTIKANNYA UNTUK MENIPU

Hakim-hakim 16:6 Lalu berkatalah Delila kepada Simson: "Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?"

Hakim-hakim 16:16-20 16:16 Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. 16:17 Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain." 16:18 Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: "Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku." Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. 16:19 Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. 16:20 Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.

5. TYPE ISTERI-ISTERI SALOMO - MENJERUMUSKAN RAJA PALING BIJAKSANA DI DUNIA

1 Raja-raja 10:23 Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.

1 Raja-raja 11:4,6 11:4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. 11:6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.

Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan menyembah illah-illah lain

6. TYPE IZEBEL - ISTRI YANG DOMINAN

Wanita yang berdarah dingin ini mengikuti pola Bapaknya yakni penyembahan berhala. Tidak peduli suaminya adalah Raja Ahab yang seharusnya beribadah kepada Allah, dibelokkanya kedalam penyembahan berhala "tradisi" dari orang tuanya. Type Izebel adalah type seorang Istri yang mendominasi suaminya

1 Raja-raja 16:31 Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.

Bahkan ia lebih mendominasi setiap keputusan dari suaminya adalah keputusannya. Ia rela membantai nabi-nabi Tuhan untuk melampiaskan ambisinya

1 Raja-raja 18:4 Karena pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi TUHAN, Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka.

Kasus yang paling menonjol kegagalan Ahab adalah dalam kasus Nabot,

1 Raja-raja 21:7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."

Masih banyak keputusan-keputusan Isebel yang mempengaruhi suaminya sehingga menyusahkan uma370351, dan celakanya Ahab tidak berkutik ketika istrinya sudah bicara.

7. TYPE ISTRI AYUB - ISTRI YANG CEREWET

Isteri Ayub dalam kesusahan, meninggalkan Allah. Mungkin istri Ayub inilah yang paling tepat menggenapi peribahasa, ada uang abang sayang, tidak ada uang abang ditendang!

Ayub 2:9. "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Bagaimana seorang suami bisa hidup tenteram dengan type perempuan yang hanya suka mengkritik. Amsal berkata :

Amsal 21:9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar. Rata-rata pertengkaran rumah tangga disebabkan oleh perkataan yang merusak perasaan pasangannya, Amsal menulis tentang Perempuan yang suka merusak dengan menggunakan mulutnya.

Amsal 9:13 Perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.

8. TYPE HERODIAS & ANAK PEREMPUANNYA - MEMBUNUH

Atas dendamnya kepada Yohanes Pembabtis, mereka sepakat melakukan pembunuhan
8
Mrk. 6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,

Markus 6:22-28 6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", 6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" 6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" 6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" 6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. 6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah 2supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. 6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

9. TYPE IBU YAKOBUS & YOHANES - NEPOTISME

BerKolusi dan Nepotisme (KKN), berharap kedekatan anak-anaknya dengan Yesus supaya mendapatkan posisi lebih.

Matius 20:21. "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam kerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang di sebelah kiriMu."

9. TYPE SAFIRA - MENIPU ALLAH

Menipu Allah atas persembahan yang diberikan, ada motivasi untuk dipuji manusia bahwa Safira & suaminya mempersembahkan seluruh hasil penjualan.

Kisah Para Rasul 5:2,9 5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur s2uamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."

Dalam pilihan-pilihan tersebut diatas, apakah anda menjadi ingin PENYELAMAT atau PERUSAK?

3.6. KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Telah kita pelajari diatas tentang sukses perempuan dan potensinya. Namun saat ini masih ada saja berbagai kasus menunjukkan bahwa perempuan masih rentan terhadap tindak kekerasan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kaum laki-laki yang masih suka menindas perempuan yang dianggap lemah baik di sektor domestik (rumah tangga) maupun di masyarakat. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan :

Amsal 14:31 "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya".

Secara umum fisik perempuan tidak sekuat laki-laki, itu sebabnya laki-laki berfungsi sebagai pelindung, tetapi bukan sebagai penindas.

DEFINISI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.

Kekerasan terjadi ketika laki-laki menempatkan perempuan dalam status yang lebih rendah. "Hak istimewa" yang dimiliki laki-laki sebagai seorang pemimpin ini kadang dipakai untuk menjadikan perempuan sebagai "barang" milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara kekerasan.

Perempuan berhak memperoleh perlindungan hak asasi manusia setara dengan laki-laki. Kekerasan terhadap perempuan dapat berupa pelanggaran hak-hak berikut:

Hak atas kehidupan Hak atas persamaan Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi Hak atas perlindungan yang sama di muka umum Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik maupun mental yang sebaik-baiknya Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik Hak untuk pendidikan lanjut Hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau bentuk kekejaman lain, perlakuan atau penyiksaan secara tidak manusiawi yang sewenang-wenang.

Kekerasan perempuan dapat terjadi dalam bentuk:

Tindak kekerasan fisik Tindak kekerasan non-fisik Tindak kekerasan psikologis atau jiwa

Kekerasan terhadap perempuan yang paling sering kita jumpai adalah :

1. PELECEHAN SEKSUAL

Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran. Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di tempat kerja, di kampus/sekolah, di pesta, tempat rapat, dll. Pelaku pelecehan seksual bisa teman, pacar, suami, atasan di tempat kerja, dokter, dukun, dsb.

Akibat pelecehan seksual, korban merasa malu, marah, terhina, tersinggung, benci kepada pelaku, dendam kepada pelaku, shok/trauma berat, dl2l

2. KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Pada umumnya, pelaku kekerasan dalam rumah tangga adalah suami, dan korbannya adalah istri dan atau anak-anaknya. Kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan psikologis/emosional, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi.

Secara fisik, kekerasan dalam rumah tangga mencakup: menampar, memukul, menjambak rambut, menendang, menyundut dengan rokok, melukai dengan senjata, dsb.

Secara psikologis, kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga termasuk penghinaan, komentar-komentar dan sikap-sikap yang merendahkan.

Secara seksual, kekerasan dapat terjadi dalam bentuk pemaksaan dan penuntutan hubungan seksual. Secara ekonomi, kekerasan terjadi berupa tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja atau membiarkan istri bekerja untuk dieksploitasi.

Korban kekerasan dalam rumah tangga biasanya enggan/tidak melaporkan kejadian karena menganggap hal tersebut biasa terjadi dalam rumah tangga , ketakutan dan cenderung menutup permasalahan dalam lingkup keluarga saja, atau tidak tahu kemana harus melapor/ mencari bantuan.

3. KEKERASAN KARENA SISTEM PERATURAN DAN ADAT

Kekerasan terhadap perempuan bisa juga diakibatkan oleh sistem peraturan pemerintah/ penguasa atau adat istiadat, contohnya sebagai berikut :

Kita semua tahu nasib buruk yang dialami oleh kaum perempuan di Afganistan. Banyak sekali pemasungan hak perempuan disana, dan ini adalah suatu bentuk kekerasan oleh sistem. Misalnya penguasa Taliban melarang perempuan untuk bersekolah, akibatnya perempuan hanya ada di sektor domestik dan hanya diperbolehkan di dalam rumah saja. Ini menyebabkan kaum perempuan semuanya di wilayah itu menjadi "uneducated". Masalah lain yang ditimbulkan ketika para ibu melahirkan hanya boleh ditolong oleh kaum perempuan saja. Ketika terjadi komplikasi yang membahayakan kesehatan para ibu yang melahirkan, dan mereka hanya ditolong oleh "dokter/bidan" yang perempuan yang tidak pernah "sekolah". Ini mengakibatkan tingginya kematian ibu yang melahirkan.

Melahirka2n adalah sebuah "momok" yang menakutkan bagi perempuan Afganistan masa itu karena bisa berarti pergi untuk melahirkan sama dengan pergi ke liang kubur. Sehingga peraturan ini dapat disebut sebagai kejahatan kemanusiaan "crimes against humanity".

Di Indonesia (masyarakat jawa) pernah juga terjadi diskriminasi pendidikan terhadap anak-anak perempuan. Tetapi kemudian muncul sosok Kartini yang menjadi pelopor persamaan hak perempuan di bidang pendidikan.

Diskriminasi yang didasarkan atas gender adalah merupakan bentuk kekerasan.

Sahabat Wanita

Pada suatu hari, seorang wanita muda yang baru saja menikah mengunjungi ibunya di Bukit Timah. Mereka duduk di sebuah sofa dan menikmati segelas air teh dingin. Ketika mereka sedang berbincang-bincang mengenai kehidupan, pernikahan, tanggung jawab dalam hidup serta kewajiban, sang ibu dengan perlahan menaruh sebongkah es batu ke dalam gelasnya dan menatap wajah anak perempuannya. "Jangan lupakan sahabat-sahabat wanitamu." nasihatnya, sambil mengaduk-ngaduk daun teh di bawah gelasnya.

[block:views=similarterms-block_1]

"Mereka akan menjadi orang yang penting bagimu ketika usiamu makin tua. Tidak peduli seberapa dalam kau mencintai suamimu, seberapa banyak anak-anak yang kau miliki, kau masih tetap harus memiliki sahabat wanita. Ingatlah untuk berjalan-jalan bersama mereka, melakukan hal bersama-sama dengan mereka. Dan ingat bahwa mereka bukan hanya sekedar sahabat wanitamu, tetapi mereka akan menjadi saudara, anak dan yang lainnya. Kau akan membutuhkan sosok wanita yang lain. Wanita selalu begitu."

"Sungguh nasihat yang aneh," pikir si wanita muda. "Bukankah aku baru saja menikah? Bukankah aku baru saja bergabung dalam dunia pasangan-pasangan muda? Sekarang saya adalah seorang istri, orang dewasa, bukan anak perempuan kecil yang memerlukan teman main perempuan lainnya! Tentu saja keluarga yang akan kami bina dapat membuat hidup saya lebih berarti."

Tetapi, ia mendengarkan nasihat ibunya; ia terus berhubungan dengan sahabat-sahabat wanitanya dan bertemu dengan semakin banyak sahabat setiap tahun.

Ketika tahun demi tahun berlalu, ia mulai merasakan betapa benar nasihat yang diberikan ibunya. Ketika waktu dan keadaan mengubah keberadaan mereka sebagai wanita dengan segala misterinya, sahabat-sahabat wanitanya tetap berada dalam kehidupannya. Setelah hidup selama 50 tahun dalam dunia ini, inilah fakta-fakta yang saya dapatkan dari memiliki sahabat wanita:

Sahabat wanita membawakan kau kari ayam dan menggosok kamar mandimu ketika kau membutuhkan pertolongan.

Sahabat wanita akan menjaga anak-anak dan rahasiamu.

Sahabat wanita akan memberikan nasihat ketika kau membutuhkannya. Kadang-kadang kau menerimanya, kadang-kadang tidak.

Sahabat wanita tidak selalu mengatakan apa yang kau lakukan benar, tetapi mereka biasanya bersikap jujur.

Sahabat wanita akan terus mengasihimu, meskipun ada perbedaan pendapat.

Sahabat wanita akan tertawa bersama-sama denganmu, dan lelucon kosong sama sekali tidak diperlukan hanya untuk sebuah tawa.

Sahabat wanita akan menarikmu dari kesulitan.

Sahabat wanita akan menolongmu keluar dari hubungan-hubungan yang buruk.

Sahabat wanita menolongmu mencarikan rumah tinggal yang baru, membantu mengepak barang dan pindah.

Sahabat wanita akan membuat sebuah pesta untuk anak-anakmu ketika mereka menikah atau memiliki anak, manapun yang lebih dulu terjadi.

Sahabat wanita akan selalu berada di sampingmu, dalam suka maupun duka.

Sahabat wanita akan menempuh badai, topan, panas, dan kegelapan untuk mengeluarkan kau dari keputusasaan.

Sahabat wanita akan mendengarkan ketika kau kehilangan pekerjaan atau seorang kawan.

Sahabat wanita akan mendengarkan ketika anak-anakmu mengecewakanmu.

Sahabat wanita akan mendengarkan ketika keadaan orang tua kita semakin memburuk.

Sahabat wanita akan menangis bersamamu ketika orang yang dikasihimu meninggal.

Sahabat wanita menghiburmu ketika kau dikecewakan oleh banyak pria di dalam kehidupanmu.

Sahabat wanita membantumu untuk bangkit kembali ketika pria kau cintai pergi meninggalkanmu.

Sahabat wanita senang ketika mereka melihatmu bahagia, dan bersedia mencari dan melemparkan apa yang tidak membuatmu bahagia.

Waktu berlalu.

Kehidupan berjalan.

Jarak memisahkan.

Anak-anak beranjak dewasa.

Cinta hilang dan pergi.

Hati yang hancur.

Karir berakhir.

Pekerjaan berganti.

Orang tua meninggal.

Rekan-rekan melupakan kebaikan.

Pria tidak menelpon ketika mereka berkata mereka akan melakukan sesuatu (misalnya saat berpindah ke lain hati).

TETAPI, sahabat-sahabat wanita akan terus mendampinginmu, meskipun waktu dan jarak yang terpaut sangat jauh. Seorang sahabat wanita tidak akan lebih jauh dari orang-orang yang membutuhkan. Ketika kau harus berjalan melewati lembah sendirian, sahabat wanitamu akan terus berjalan bersamamu di atas puncak lembah, menyusuri jarak bersamamu, menghiburmu, mendoakanmu, menarikmu, dan menanti dengan tangan terbuka di ujung lembah ketika perjalanan berakhir. Terkadang, mereka pun harus melanggar peraturan untuk dapat berjalan bersamamu. Atau bahkan menopangmu.

Anak, saudara, ibu, ipar perempuan, ibu mertua, bibi, keponakan, sepupu perempuan, keluarga jauh, dan para sahabat perempuan saya telah membuat kehidupan saya lebih berarti! Dunia tidak akan sama tanpa kehadiran mereka, dan begitu juga saya.

Ketika kita memulai petualangan kita sebagai wanita dewasa, kita tidak tahu tentang kesukacitaan atau kedukaan yang akan terjadi di depan. Atau seberapa jauh saya dan mereka akan saling membutuhkan. Tetapi saya tahu, saya masih tetap membutuhkan mereka setiap hari

Susanna Wesley

Menjadi seorang ibu tidak gampang, sebab ia harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, selain itu ia juga harus mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik, bertanggung jawab dan takut akan Tuhan.

[block:views=similarterms-block_1]

Zaman sekarang mendidik seorang anak saja sudah cukup merepotkan; apalagi pengaruh teknologi Televisi, Komputer dan Internet serta ditambah dengan pergaulan bebas anak-anak muda. Yang namanya Narkoba sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa bahkan para siswa yang masih Sekolah Menengah. Itulah sebabnya ibu yang baik harus senantiasa memantau anak-anaknya dan membimbing mereka ke jalan yang benar, jikalau lalai; maka air mata kita selama hidup ini tidak cukup untuk mengembalikan kebahagiaan anak-anak kita.

Sejarah gereja mencatat seorang ibu yang cukup terkenal dan berhasil di dalam mendidik anak-anaknya. Kita akan coba menelusuri latar-belakangnya secara singkat. Nama ibu itu adalah Susanna Wesley. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang sangat kelihatan buah-buah karya rohaninya, baik sebagai pendoa bagi anak-anaknya maupun dukungkan buat pekerjaan pelayanan sang suami. Nama kecilnya Susanna Annesley, lahir tahun 1669. Ia merupakan anak bungsu yang dianggap paling cantik parasnya dan cerdas dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Ia memiliki banyak kemampuan yang sanggup menaklukan para remaja pada zamannya, sehingga mereka menjadi minder. Pada saat remaja saja ia sudah sanggup baca dalam tiga bahasa yang cukup penting yakni bahasa Ibrani (bahasa Perjanjian Lama), bahasa Yunani (bahasa Perjanjian Baru) dan Bahasa Latin (bahasa Alkitab Septuaginta). Dan yang lebih luar biasa dari gadis remaja ini adalah ia mampu beragumentasi secara teologis dengan ayahnya yang merupakan seorang pendeta. Semua ini tentu tidak terlepas dari sistem pendidikan yang diterapkan sang ayah semasa mereka masih kecil dan dukungan dari kakak-kakaknya. Pendeta. Dr. Samuel Annesley selalu mendorong anak-anaknya untuk belajar bebas mengutarakan pendapat dalam segala hal. Kemudian juga ditambah dengan pelajaran bahasa yang diberikan serta didukung dengan koleksi buku-buku perpustakaan pribadi sang ayah yang cukup banyak.

Sistem dan pola pikir yang bebas ini memungkinkan Susanna pindah dari gereja ayahnya dan bergabung di Gereja Anglikan. Kemudian dilanjutkan dengan konsep teologianya yang bertentangan dengan sang ayah yakni Sosianisme yang anti Tritunggal, namun ayahnya sangat menghargai keputusan yang diambil putrinya. Minat belajar dan membacanya sangat luar biasa, sehingga walaupun beliau sebagai isteri pendeta dan ibu rumah tangga masih sanggup melalap buku-buku yang berbau teologia

Samual Wesley demikianlah nama suaminya, seorang mahasiswa teologia yang terkenal memiliki otak yang cemerlang. Pada masa pacarannya dipenuhi dengan banyak waktu untuk berdiskusi masalah-masalah teologia. Setelah masa pacaran mereka berlalu selama tujuh tahun, akhirnya Samuel Wesley membawa Susanna Annesley ke jenjang pernikahan menuju bahtera rumah tangga sebagi isteri seorang pendeta. Peranan Susanna sebagai isteri cukup berpengaruh untuk mengatur roda kehidupan rumah tangganya.

Dalam kehidupan rumah tangga mereka sehari-hari, sehabis makan pagi biasanya diadakan kebaktian keluarga yang berfungsi untuk membangun kerohanian pribadi dan keluarga juga sebagai persiapan memberitakan firman Tuhan pada hari Minggu. Setelah itu Samuel akan mengadakan kunjungan ke jemaat dan pada saat yang luang seperti itu biasanya Susanna mengambil kesempatan untuk membaca selama dua jam terutama tentang hal-hal yang baru. Kebiasaan ini tetap dilakukan sampai waktu sudah mempunyai anak.

Sebagai seorang pendeta di desa kecil Inggris, otomatis mereka menerima gaji yang sangat minim; belum lagi ditambah dengan jumlah anaknya yang cukup banyak yakni sembilan belas orang. Oleh sebab itu sering kali keluarga pendeta Samuel Wesley ini terlibat masalah utang. Seorang tukang daging misalnya pernah mendatangi Susanna untuk menagih hutang yang sudah lama tidak dibayar, namun karena Susanna tidak memiliki uang sedikitpun, maka usaha tukang daging itu pun sia-sia. Di lain pihak Susanna sendiri berusaha sendiri untuk mencukupkan kebutuhan keluarga dengan berladang, memelihara sapi perah, ayam yang menghasilkan telur dan ternyata berkat Tuhan senantiasa cukup, sehingga mereka tidak pernah sampai merasa kelaparan. Masalah hutang-piutang ini bertambah sulit ketika suaminya Samuel dijebloskan ke dalam penjara karena hutangnya yang membeludak. Untuk membebaskan suaminya Susanna terpaksa meminta bantuan dari seorang Uskup Agung.

Sebenarnya sejak muda Susanna sudah merencanakan supaya keluarganya tidak memiliki banyak anak seperti ibunya yang melahirkan dua puluh lima anak, namun kenyataannya ia harus melahirkan sembilan belas orang anak, dan sembilan diantaranya meninggal. Anak sulung Susanna diberi nama seperti nama ayahnya yaitu Samuel, sedang anak keduanya bernama Susanna. Walaupun Susanna sudah begitu tekun mendidik anak-anaknya, tetap saja tidak sempurna. Satu orang anak perempuannya meninggalkan pengajarannya yakni Hetty, ia melarikan diri bersama pacarnya; namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya.

Dengan anak yang cukup banyak, ditambah kesulitan ekonomi mereka, maka tidak jarang di dalam keluarga besar ini sering terjadi pertengkaran-pertengkaran. Samuel sebagai kepala rumah tangga selalu berkeinginan mengatur masalah keluarga, namun ketika bertemu dengan isterinya ia senantiasa terbentur; sebab bagi Susanna ia menerapkannya dari sudut pandang firman Tuhan. Memang semenjak kuliah kedua suami-isteri ini mempunyai pandangan teologia yang cukup kuat, sehingga sering terjadi perdebatan-perdebatan yang tak kunjung habis. Samuel yang begitu keras pernah pisah ranjang dengan isterinya hanya gara-gara kesalahpahaman mereka dan Susanna belum meminta maaf.

Sebagai seorang isteri pendeta, sudah banyak suka-duka yang dikecap oleh Susanna. Namun demikian semua itu, tidak pernah mematahkan semangatnya melayani Tuhan. Ketika suaminya pelayanan ke luar kota, ia memakai kesempatan untuk mengumpulkan orang-orang untuk bersekutu dan mengajarkan firman Tuhan. Setiap minggu hampir dua ratus orang yang ikut dalam persekutuan itu. Selain itu di dalam hal mendidik anak, setiap malam sebelum anak-anaknya tidur, Susanna selalu mendoakan mereka satu persatu, baru kemudian ia pergi tidur. Inilah riwayat singkat seorang tokoh wanita sejarah gereja, yang kemudian melahirkan tokoh-tokah gereja, misalnya John Wesley dan Charles Wesley. John pendiri gereja Methodist sedang Charles seorang musisi musik gerejawi yang telah menciptakan ribuan lagu-lagu rohani, yang kita nynyikan di gereja samapai hari ini.

Bagaimana dengan para ibu sekalian? Memasuki milenium yang baru tantangan buat para ibu juga cukup berat. Kita hidup di dunia yang bersaing, bersaing, dan bersaing terus tiada hentinya. Siapa yang lalai pasti akan ketinggalan, karena setiap orang dipacu terus-menerus untuk lebih berprestasi. Lalu bagaiman dengan sang suami yang berpenghasilan pas-pasan, bahkan mungkin kadang-kadang tidak mencukupi? Apakah anda frustrasi? Sementara tetangga sudah pada beli televisi yang baru, mobil yang mewah dan rumah yang mahal, sedangkan anda, untuk kontrakan rumah saja belum terbayar. Sementara itu anak-anak kita juga bersaing terus menerus? Anak-anak jaman sekarang privat lesnya saja begitu banyak macam, dari les bahasa Inggris, Mandarin, Piano, Aritmatika, Tari-tarian dan sebagainya. Sementara anda, mungkin untuk membayar uang sekolah saja sudah cukup berat. Tidak gampang bukan menjadi seorang ibu? Untuk itulah teladan dari ibu Susanna patut kita contoh, ia mendidik anak-anaknya sejak dini mengenal firman Tuhan. Anak-anak yang mengenal firman Tuhan sejak dini. Tidak akan mengkuatirkan orang tua apabila suatu saat mereka akan sekolah di luar daerah ataupun luar Negeri, sebab mereka memanag dibentuk sejak dini takut akan Tuhan. Oleh sebab itu saya yakin bahwa Ibu Susanna tidak pernah merasa kuatir akan kehidupan dan pergaulan anak-anaknya, karena sudah ada firman Tuhan di dalamnya.

Satu lagi yang sangat menyusahkan para orang tua, yang namanya Sabu-Sabu (SS) dan Narkoba sudah merajalela masuk sampai sekolah-sekolah. Kalau anak-anak kita tidak sedini mungkin diajarkan firman Tuhan supaya mereka takut akan Tuhan, maka jangan anda menyesal apabila kemungkinan anak mulai terlibat. Sudah siapkah anda hai para ibu?